Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Cerpen] Cangkriman

22 September 2024   06:25 Diperbarui: 22 September 2024   06:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
nationalgeographic.grid.id

Namun, Andi merasa skeptis. "Tapi di kota, kita lebih suka hal-hal yang praktis. Cangkriman ini justru terkesan tidak efisien."

Mendengar itu, Pak Slamet menggeleng. "Cangkriman mungkin tidak membawa uang, tapi senyuman yang dihasilkan bisa lebih berharga, Nak. Kadang, hal-hal kecil itu justru yang membuat hidup kita berharga."

Seiring perbincangan, salah satu warga, Bu Lela, mengeluarkan Cangkriman-nya. "Ini, ya: Wajik klethik gulane Jawa, wulune sithik, barange dawa..."

"Hmm... makanan dari beras ketan,pake gula jawa, bulunya sedikit, barangnya panjang? Emmmmmm..... Ubi talas!" tebak Andi.

"Betul! Itu talas kimpul!" seru Bu Lela, senang.

Seiring waktu, Andi mulai menikmati suasana ini. Cangkriman ternyata tidak hanya menghibur, tetapi juga menghubungkan orang-orang dengan tawa dan canda.

Namun, rasa ingin tahunya masih ada. "Tapi, apakah semua orang di desa ini suka dengan Cangkriman?"

"Tidak semua," jawab Pak Slamet. "Ada yang menganggapnya tidak produktif, dan itu wajar. Tapi bagi kami, ini adalah cara untuk merayakan hidup."

Suatu sore, Andi memutuskan untuk mencoba Cangkriman sendiri. "Oke, aku punya satu! Kue puthu diwadahi piring, nek ra metu-metu, jajal karo miring!"

Semua terdiam sejenak, lalu meledak dalam tawa. "Itu... kuping kemasukan air!" teriak Bu Rini, sambil terpingkal-pingkal.

Andi merasa bangga, senyum mengembang di wajahnya. Dalam sekejap, dia menyadari bahwa Cangkriman bukan sekadar permainan kata-kata; itu adalah jembatan yang menghubungkan manusia satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun