Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Inikah Kamus Bahasa Binatang Sulaiman Itu?

17 November 2024   21:58 Diperbarui: 17 November 2024   22:05 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua agenda sidang itu dapat dilihat, didengar dan difahami oleh Nabi Sulaiman.

Dengan terang-benderang dapat didengar pula oleh Sulaiman, ketika Sang Komandan Semut itu memberi perintah kepada rakyatnya, “Masuklah kamu dengan segera ke dalam rumahmu masing-masing, agar jangan menjadi mangsa injakan kaki tentara Sulaiman, sedang mereka sendiri tidak merasakannya!...”.

Mendengar kata-kata semut itu, Nabi Sulaiman tersenyum simpul dan merasa gembira atas kesanggupan yang diberikan Alloh kepadanya, untuk mengerti kata-kata semut itu.

Terasalah oleh Sulaiman, bahwa dia Nabi sebagaimana Nabi-nabi lainnya dan dia merasa wajib memerintahkan kepada manusia, agar manusia mengasihi akan semua binatang yang melata di bumi ini. Jangan sampai menganiaya dengan sengaja atau dengan tidak diketahui.

Pertanyaannya adalah pada manusia awam jaman sekarang, adakah yang mewarisi kemampuan Nabi Sulaiman yang mampu berkomunikasi dengan hewan itu?

Adalah fakta bahwa manusia sekarang yang dikatakan sebagai manusia era modern ini seolah olah juga ada manusia yang mampu berkomunikasi dengan hewan selayaknya Nabi Sulaiman itu.

Misalnya saja antara para penghobi binatang dengan binatang piaraan kesanyangannya itu. Kemudian, bisa juga kita lihat antara para pawang-pawang dengan binatang-binatang di kebun binatang atau di sirkus-sirkus. Bahkan dapat kita lihat juga antara Pak polisi dengan anjing-anjing pelacaknya dsb.

Pertanyaan lanjutannya ialah benarkah dengan menurutnya hewan-hewan itu dengan perintah para tuannya berati para tuan itu juga berkemampuan sebagaimana Nabi Sulaiman?

Secara teoritis, hal itu dapat jelaskan sebagai aplikasi rumus S-R (stimulus-respon), di mana ada stimulus maka ada pula respon yang di dalamnya tentu dilengkapi reward dan hukuman. Dan, wajar, S-R berkomunikasi hewan-manusia yang dibiasakan berulang tentu akan tampak sebagai sebuah kemampuan komunikasi yang seolah benar-benar komunikasi.

Kisah Petani dan Sapi

Pun menarik pula ketika kita berada di desa-desa (Jawa) yang belum terlalu tergantung dengan teknologi modern traktor, saat membajak sawahnya dengan bajak luku sapi atau kerbau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun