Mohon tunggu...
Khodijah
Khodijah Mohon Tunggu... Guru - Guru

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengkaji (Mengaji)

21 September 2023   17:53 Diperbarui: 21 September 2023   18:07 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami Makna Bacaan (kajian) 

Al-Quran adalah kitab suci. Tugas kita memfungsikannya dengan cara mengkaji, dan menjadikannya sebagai bagian hidup dikehidupan ini. 

Jika kita menyadari rahasia yang terkandung di dalamnya, maka kita akan merasakan esensi tauhid. 

Kita akan mengetahui kewajiban yang terdapat pada pilar-pilar di dalamnya. Pilar adalah sebagai penguat pondasi keragaman. Syariat, makrifat, syafaat dan hakikat. Kempat pilar ini jika diibaratkan bangunan adalah, bagian dari tiang-tiang sebagai penyanggah, sehingga keempatnya merupakan satu kesatuan, maka kuatlah bangunan yang ada. 

Setelah semua pilar itu terbangun, bukan terhenti cukup di situ, melainkan bangunan sebagai tempat perlindungan, renungan, hingga bangunan dapat dirasakan fungsinya.

Al-Quran adalah bacaan cinta, dan pahamilah dengan seksama karena di dalamnya mengandung obat hati. Carilah obat dengan cahaya-Nya, karena itu merupakan penyembuh. Bacalah dengan indah, karena itu memberi manfaat.

Pilar atau tiang-tiang penegak bangunan. Yang telah berdiri kuat, Mulai dihias dan dirawat penghuninya pencahayaan, hiasan bunga dapat menarik perhatian yang lainnya, penghuninya juga menjadi betah di dalamnya. 

Hal ini dibutuhkan kesabaran dan waktu yang tidak singkat. Wewangian dan kesegaran diperlukan juga di dalamnya. Bangunan itulah ibarat raga kita, besar perhatiannya terhadap kenyamanan dan keselamatan di dalamnya. 

Dengan kajian pelakunya dapat merasakan makna, dan keindahan-Nya dan itulah kesatuan yang ada. Antara aku yang materi dengan yang non materi. Bagaikan nafas sendiri yang terus melekat.

Bacaan ataupun kajian (mengkaji) untuk perubahan diri. Pemikiran ini.

Al-Quran bukan sebatas rangkaian huruf, melainkan bagian rahasia yang di dalamnya ada pengamatan, kajian, observasi, evaluasi yang semuanya itu dapat memperbaiki sikap para pengkaji sendiri. 

Mengawali bacaan atas nama-Nya agar rahasia dapat terserap para pembaca. Hal ini tentu tergantung niat dan pemahamannya. Dengan demikian munculah efek bacaan itu, indah dan mendamaikan pendengarnya. 

Sebuah bacaan diawali atas nama-Nya semoga semuanya menjadi lebih bermakna. Dengan nama-Nya, maka turutlah sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim, sifat Rububiyyah merupakan isyarat, bahwa tidak lain membaca, merupakan tujuan pada capaian semata. Spiritual, yang selalu melangkah dalam capaian pada-Nya yang tersembunyi dan rahasia pula.

Mereka yang melakukan kajian atau mengaji, apakah itu tentang ilmu syariat yang didedukasi dari aspek lahiriyah, atau kajian ilmu tertentu yang merupakan dari makrifat yang rasional dan jelas, atau melalui perenungan, juga penyaksian, dapat menyingkap pengetahuan di dalamnya. Ketersingkapan itulah hadiah-Nya, bagi yang tidak mencari-cari, inilah momen alami dan murni.

Dengan demikian kita menjadi tahu, bahwa setiap kejadian dikehidupan ini, tidak ada yang kebetulan. Kita menjadi tahu bahwa momen terjadi secara tiba-tiba dan kejadiannya sama sebagaimana waktu sebelumnya, yang jelas kita sebatas menjalani, yang seharusnya dijalani. Sebatas itu. 

Apa yang tidak diketahui seseorang, tanpa orang tersebut sadari, sebenarnya ia telah tahu, dari sesuatu yang seperti tidak diketahuinya itu. Usaha sadar sebenarnya bentuk dari menghidupkan ingatan yang terlupa, karena sudah tertumpuk diwaktu yang begitu lama. 

Inilah kita sebagai penyambung langkah leluhur yang diluhur. melanjutkan pencarian akan kebenaran yang haqiqi, yang sejak lama telah dijalani. Inilah penerus dapat mengenang, mengenal, serta saling mendoakan agar semua sampai pada capaian. Inilah rahasia kesesuaian, ketersambungan, kesatuan ajaran, sebagai kehidupan. Hidup menghidupkan. 

Bacaan yaitu menghadirkan hakikat-hakikat, kelembutan kalam ilahi di dalam hati.

"Membaca Al-Quran atau mengkaji, serta mengamalkan isinya dapat meringankan kehidupan kita yang berat, juga dapat meringankan kesalahan yang pernah dilakukan kedua orang tua dan leluhur sang pelaku sebelumnya." 

(Imam Jafar As-Shodiq as).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun