Mengawali bacaan atas nama-Nya agar rahasia dapat terserap para pembaca. Hal ini tentu tergantung niat dan pemahamannya. Dengan demikian munculah efek bacaan itu, indah dan mendamaikan pendengarnya.Â
Sebuah bacaan diawali atas nama-Nya semoga semuanya menjadi lebih bermakna. Dengan nama-Nya, maka turutlah sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim, sifat Rububiyyah merupakan isyarat, bahwa tidak lain membaca, merupakan tujuan pada capaian semata. Spiritual, yang selalu melangkah dalam capaian pada-Nya yang tersembunyi dan rahasia pula.
Mereka yang melakukan kajian atau mengaji, apakah itu tentang ilmu syariat yang didedukasi dari aspek lahiriyah, atau kajian ilmu tertentu yang merupakan dari makrifat yang rasional dan jelas, atau melalui perenungan, juga penyaksian, dapat menyingkap pengetahuan di dalamnya. Ketersingkapan itulah hadiah-Nya, bagi yang tidak mencari-cari, inilah momen alami dan murni.
Dengan demikian kita menjadi tahu, bahwa setiap kejadian dikehidupan ini, tidak ada yang kebetulan. Kita menjadi tahu bahwa momen terjadi secara tiba-tiba dan kejadiannya sama sebagaimana waktu sebelumnya, yang jelas kita sebatas menjalani, yang seharusnya dijalani. Sebatas itu.Â
Apa yang tidak diketahui seseorang, tanpa orang tersebut sadari, sebenarnya ia telah tahu, dari sesuatu yang seperti tidak diketahuinya itu. Usaha sadar sebenarnya bentuk dari menghidupkan ingatan yang terlupa, karena sudah tertumpuk diwaktu yang begitu lama.Â
Inilah kita sebagai penyambung langkah leluhur yang diluhur. melanjutkan pencarian akan kebenaran yang haqiqi, yang sejak lama telah dijalani. Inilah penerus dapat mengenang, mengenal, serta saling mendoakan agar semua sampai pada capaian. Inilah rahasia kesesuaian, ketersambungan, kesatuan ajaran, sebagai kehidupan. Hidup menghidupkan.Â
Bacaan yaitu menghadirkan hakikat-hakikat, kelembutan kalam ilahi di dalam hati.
"Membaca Al-Quran atau mengkaji, serta mengamalkan isinya dapat meringankan kehidupan kita yang berat, juga dapat meringankan kesalahan yang pernah dilakukan kedua orang tua dan leluhur sang pelaku sebelumnya."Â
(Imam Jafar As-Shodiq as).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H