Mohon tunggu...
Khodijah Munawar
Khodijah Munawar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

An English Literature student with a passion for literature and art history. I always find myself to be the most intrigued by the depictions of death and grief in literature and other art pieces.

Selanjutnya

Tutup

Book

BookTok: Awal dari Kebangkitan atau Kehancuran Sastra?

21 Juni 2024   17:51 Diperbarui: 21 Juni 2024   17:59 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu terobsesi dengan sesuatu tetapi kamu tidak dapat menemukan komunitasnya? Jangan khawatir! Kamu tidak perlu mencari-cari karena semua komunitas pasti ada di sosial media di smarthphone kamu!

Ketika seseorang menemukan suatu hal baru yang menarik perhatian, biasanya ia akan mencari seseorang dengan ketertarikan yang sama untuk mendiskusikannya, kan? Namun, tidak jarang sebuah media niche atau media yang jarang diketahui masyarakat umum membuat para penggemarnya kesulitan menemukan komunitas online untuk diskusi. 

Dengan kemajuan teknologi dan media sosial saat ini, TikTok telah menjadi salah satu platform terbesar bagi siapa saja yang ingin membahas dan berdiskusi tentang apapun yang mereka minati. Dengan tingginya jumlah pengguna TikTok, bahkan media niche dengan fandom yang kecil sekalipun dapat ditemukan komunitasnya.

            Dari pecinta reptil atau serangga sekalipun, dokter, guru, bahkan pegawai NASA, semua orang dapat menemukan tempat untuk berbagi pendapat dan berdiskusi tentang apa pun di TikTok.

Lalu, bagaimana dengan para penggemar baca? Apakah mereka memiliki tempat di TikTok? Tentu saja!

Komunitas ini disebut BookTok atau komunitas penggemar baca TikTok. Komunitas ini merupakan salah satu komunitas terbesar di TikTok. Ada jutaan video yang membahas, mengkritisi, merekomendasikan, atau sekedar memulai diskusi buku di aplikasi pemutar video singkat ini. 

Video-video tersebut telah ditonton ratusan hingga jutaan orang yang tertarik dengan buku atau karakter yang dibahas. Meskipun komunitas ini sangat menarik dan dianggap bermanfaat, banyak yang beranggapan bahwa keberadaan BookTok telah merusak experience membaca buku dan menikmati karya-karya literatur lainnya. 

BookTok dianggap sebagai akar dari berbagai masalah dalam dunia sastra modern. Para kreator dan konsumen konten BookTok sering dikritik karena terus-menerus merekomendasikan buku-buku yang dinilai "berkualitas rendah" dan dangkal wawasan.

Para anggota komunitas rata-rata BookTok memiliki kecenderungan yang sama, yaitu mempopulerkan genre dan plot yang dinilai tidak memiliki aspek literatur yang dalam. 

Contohnya seperti novel romansa generik yang melulu membahas tentang sepasang kawan yang menjadi kekasih (friends-to-lovers) atau sepasang musuh bebuyutan yang menjadi kekasih (enemy-to-lovers). Homogenisasi genre literatur ini nantinya dapat membatasi dan menyulitkan buku-buku dengan genre yang berbeda untuk mendapatkan perhatian publik.

Nah, sekarang muncullah pertanyaan, kenapa hal ini jadi masalah? Apa yang salah dengan para kreator di BookTok yang terus menerus mempopulerkan satu genre sastra yang sama diikuti dengan para pembaca yang terus-menerus mengonsumsi genre tersebut tanpa melirik genre lain?

Masalah muncul karena pembatasan literatur seperti yang kerap terjadi di komunitas BookTok berarti BookTok sendiri telah membatasi tema, gaya, dan experience membaca itu sendiri secara keseluruhan. Banyak yang berpendapat bahwa hal ini akan menghilangkan kekayaan dan keunikan pengalaman setiap individu dalam membaca dan menikmati karya sastra.

Penolakan terhadap kritik juga dapat ditemukan di BookTok sebagai masalah yang kerap muncul. Tidak jarang para kreator konten menyerang balik orang yang meninggalkan kritik terhadap buku yang mereka rekomendasikan di kolom komentar. 

Hal ini menyebabkan kegiatan berdiskusi di suatu komunitas yang seharusnya terjadi secara dua arah, menjadi berat sebelah di mana para pembaca tidak dapat memberikan pendapat mereka. Beda halnya apabila para pembaca memiliki pendapat yang sama terhadap sebuah buku. Hal ini menunjukkan bahwa BookTok sering kali menutup kesempatan anggota komunitasnya untuk berbagi pendapat yang berbeda dan menjadi forum yang terbuka bagi anggotanya.

Apabila diminta untuk membahas secara kritis tentang topik atau isu berat atau tabu yang ada di dalam sebuah buku, para kreator BookTok sering kali menghindar dan menganggap permintaan itu sebagai sebuah kritik yang bersifat menjatuhkan dan menolak pendapat mereka.

            Secara umur, budaya membaca yang aktif dengan konsumsi objek sastra yang beragam dari segi bentuk dan genre harus dijunjung tinggi dan dilestarikan. Meskipun dengan adanya komunitas raksasa di mana orang-orang dapat membicarakan dan mendiskusikan karya sastra yang mereka sukai, penting untuk diingat bahwa kita perlu meragamkan bacaan untuk memperkaya perspektif dan wawasan.

Terus-menerus mengonsumsi literatur dengan genre yang sama akan membatasi pengalaman membaca dan belajar kamu. Inilah yang nantinya bisa membuatmu kehilangan keseruan dan kekayaan pengalaman membaca yang sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun