Pendidikan yang Berkualitas: Akses terhadap pendidikan meningkat, memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan zaman.
Kalatidha adalah fase dalam pemikiran Raden Ngabehi Ranggawarsita yang menggambarkan masa transisi menuju kemunduran dalam kehidupan masyarakat. Pada fase ini, berbagai ciri dan dinamika sosial muncul yang menandai pergeseran dari keadaan sejahtera ke kondisi yang lebih berantakan. Berikut adalah penjelasan yang lebih mendalam mengenai ciri-ciri dan makna kalatidha.
Ciri-ciri Kalatidha
1. Penurunan Moral
Pudarnya Nilai Etika: Dalam kalatidha, masyarakat mulai mengabaikan norma-norma yang selama ini dijunjung tinggi. Nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab mulai tergeser oleh kepentingan pribadi dan keserakahan.
Tindakan Tidak Etis: Praktik-praktik korupsi, penipuan, dan kecurangan menjadi semakin umum. Kesadaran akan konsekuensi dari tindakan tersebut semakin menurun, menciptakan lingkungan di mana perilaku buruk diterima.
2. Munculnya Konflik
Ketegangan Sosial: Dengan hilangnya nilai-nilai moral, ketegangan antarindividu dan kelompok meningkat. Persaingan untuk mendapatkan sumber daya, baik ekonomi maupun sosial, seringkali berujung pada konflik.
Perselisihan yang Sering Terjadi: Baik di tingkat pribadi maupun komunitas, ketidakpuasan dan frustrasi mendorong terjadinya perselisihan, mengganggu stabilitas sosial.
3. Krisis Identitas
Kebingungan Nilai: Masyarakat mengalami kebingungan tentang apa yang seharusnya menjadi pegangan hidup. Tradisi dan norma yang sebelumnya kuat mulai diragukan, menyebabkan ketidakpastian.