Mohon tunggu...
Khodijah aliya
Khodijah aliya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Akuntansi

Khodijah Aliya (43223010197) Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Mercu Buana, Dengan nama dosen Prof. Dr, Apollo, M.Si.Ak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Raden Mas Panji Sosrokartono

24 Oktober 2024   01:54 Diperbarui: 24 Oktober 2024   02:18 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Mengeliminasi Kemelakatan: "Isi adalah Kosong, Kosong adalah Isi"

Refleksi Kehidupan Sejati: Konsep ini menantang pandangan konvensional tentang nilai dan arti kehidupan. Dengan memahami bahwa "kosong" bisa berarti kebebasan dari beban materi, individu didorong untuk menggali makna yang lebih dalam dari setiap interaksi. Hidup bukan sekadar tentang apa yang dimiliki, tetapi tentang bagaimana kita berbagi pengalaman, pengetahuan, dan kasih sayang.

2. Tanpa Pamrih: Sepi ing Pamrih

Prinsip Altruisme: Dalam budaya Jawa, sikap tanpa pamrih sangat dihargai. Ini menekankan bahwa tindakan kebaikan harus dilakukan dengan tulus, tanpa mengharapkan imbalan atau pujian. Dengan demikian, setiap individu diharapkan untuk menjadi agen perubahan dalam komunitas, berkontribusi tanpa menghitung untung rugi.

3. Metafor Ilmu Kantong Bolong

Penjelasan yang Lebih Dalam:

1. Bersedia dan Peduli Tanpa Pamrih: Konsep ini mengajak masyarakat untuk berinvestasi dalam hubungan sosial. Ketika individu membantu orang lain tanpa mengharapkan balasan, mereka membangun jaringan dukungan yang kuat. Hal ini menciptakan ikatan sosial yang memperkuat komunitas, membuatnya lebih tangguh dalam menghadapi tantangan.

2. Wujud Kasih Berketuhanan: Sikap berbagi ini mencerminkan nilai-nilai spiritual yang lebih tinggi, mengajak individu untuk mengintegrasikan kepedulian dalam praktik sehari-hari. Tindakan berbagi bukan hanya sekadar kewajiban, tetapi sebagai bentuk pengabdian kepada Tuhan yang menekankan bahwa kita semua saling terhubung.

3. Mengosongkan Diri: Proses ini tidak mudah, namun sangat penting. Mengosongkan diri dari ambisi pribadi mendorong individu untuk memperhatikan dan mendukung orang lain. Ini juga merupakan tantangan untuk melawan ego dan menghadapi ketidaknyamanan dalam mengutamakan orang lain di atas diri sendiri.

4. Implikasi Sosial dan Spiritual

Pembangunan Karakter: Konsep "Ilmu Kantong Bolong" dapat diterapkan dalam pengembangan karakter dan etika. Masyarakat yang menganut prinsip ini akan lebih cenderung untuk membangun lingkungan yang positif, di mana kepedulian dan solidaritas menjadi norma.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun