Hanya 3,8% UKM yang mengalami peningkatan omset. Â Survei KIC juga mengungkapkan bahwa UKM melakukan banyak upaya untuk menjaga kondisi bisnis. Â
Mereka mengambil sejumlah langkah efisiensi, seperti mengurangi produksi jasa dan barang, mengurangi jam kerja, dan memasarkan jumlah karyawan dan saluran penjualan. Â Namun, beberapa UMKM melakukan hal sebaliknya, menambahkan saluran pemasaran sebagai bagian dari strategi bertahan hidup mereka. Â
Sementara itu, survei dari beberapa lembaga seperti BPS, Bappenas dan Bank Dunia menunjukkan bahwa pandemi membuat banyak usaha kecil kesulitan untuk membayar kembali pinjaman mereka dan membayar tagihan listrik, gas, dan gaji mereka. Â Beberapa dari mereka bahkan harus diberhentikan. Â
Kendala lain yang dihadapi UKM antara lain ketersediaan bahan baku, permodalan, pelanggan yang menurun, distribusi dan produk yang mengganggu. Â Selain itu, perubahan perilaku konsumen dan peta persaingan usaha juga harus diantisipasi oleh pelaku usaha akibat pembatasan aktivitas. Â
Konsumen memanfaatkan teknologi digital untuk melakukan lebih banyak hal di rumah. Â Sementara itu, perubahan industri dan peta persaingan baru ditandai dengan empat karakteristik bisnis: kebersihan, sentuhan rendah, kerumunan kecil, dan mobilitas rendah.
 Dalam situasi ini, terlihat sektor usaha kecil dan menengah (UKM) yang mayoritas masyarakat menengah ke bawah terkena imbas dari Covid-19.  Perusahaan yang berhasil di era pandemi adalah yang mampu beradaptasi dengan keempat karakteristik tersebut. Badan usaha, termasuk usaha kecil dan menengah (UKM), harus berinovasi dalam memproduksi barang dan jasa untuk menjawab tuntutan pasar.  Para pelaku usaha ini juga dapat mengembangkan berbagai ide dan gagasan bisnis baru yang dapat berkontribusi dalam penyelesaian masalah sosial ekonomi masyarakat akibat dampak pandemi.
Namun demikian, kegiatan usaha dan prospek pertumbuhan sektor UMKM cenderung membaik. Â Pulihnya usaha kecil dan menengah (UKM) menjadi pertanda positif bahwa perekonomian nasional yang sempat stagnan akibat pandemi COVID-19 (pandemi global) mulai pulih. Â Ini merupakan perbandingan Indeks Aktivitas Bisnis (IAB), Indeks Ekspektasi Aktivitas Bisnis (IEAB), dan Indeks Sentimen Bisnis (ISB) pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan kuartal keempat tahun 2020. Â
Menurut penelitian, BMSI untuk Q4 2020 meningkat menjadi 93,0 dari sebelumnya 81,5. Â Pelaku UMKM juga semakin optimis dengan prospek bisnis, karena Indeks Ekspektasi BMSI naik dari 105,4 menjadi 128,0 di Q4 2020. Â Menyusul peningkatan tersebut, pelaku UMKM meningkat signifikan pada Q4 2020, dari sebelumnya 90,2 menjadi 115,5. Â Peningkatan ini mengindikasikan mulainya bergulirnya aktivitas UMKM, optimisme yang tinggi terhadap kondisi yang lebih baik.
Optimisme yang tercermin dalam hasil penelitian dapat dikaitkan dengan beberapa faktor. Â Pertama, aktivitas masyarakat meningkat seiring dengan jumlah kasus baru dan kasus aktif yang terus menurun di tengah penyebaran program imunisasi. Â Kedua, hari raya besar seperti Imlek dan Idul Fitri telah meningkatkan produksi barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Â Ketiga, musim panen di beberapa daerah yang mendorong harga komoditas. Â Keempat, pelonggaran hubungan antara pemerintah dengan pengusaha sektor real estate dan pembeli rumah baru.
Menurut survei yang dilakukan oleh Kementerian UKM dan Startup, 50% UKM telah menutup pintu mereka setelah COVID-19, dan 88% usaha mikro tidak memiliki uang tunai atau tabungan atau kehabisan pembiayaan. Â dan sekitar 60% usaha kecil telah memangkas tenaga kerja mereka. Â Berdasarkan data tersebut, Teten menegaskan bahwa apa yang mereka hadapi saat ini sangat sulit. Â Sejalan dengan itu, survei yang dilakukan Kementerian UKM dan Startup juga menemukan omzet penjualan, produksi, bahan baku, dan pembiayaan terganggu.
Sebuah survei terhadap sekitar 235.000 rekan bisnis juga menemukan bahwa 90% UKM membutuhkan pembiayaan untuk memulai bisnis baru, dengan 91,8% responden memilih polis yang paling diinginkan sebagai pinjaman dan jaminan tanpa bunga, dan 89,5% responden secara langsung Bantuan tunai atau uang tunai hibah bantuan. Â Survei tersebut juga menunjukkan bahwa program pemulihan ekonomi nasional untuk UKM relatif sesuai dengan kebutuhan UKM.