Deruan angin malam membawa sejuta kenangan
Kondisi malam mulai menyadarkanÂ
Mengapa Tuhan tidak menakdirkan kebersamaan?Â
Sedangkan cintaku berada dalam pucuk kematian
Bagaimana bisa?Â
Meninggalkan tanpa secuil perasaan, begitupun dengan belas kasihan
Meskipun tetap acuh tak acuh kau berikan
"Mati satu tumbuh seribu", itu kata orang
Namun bagaimana dengan hati
Semakin hari semakin menyianyiakan kehadiranmu kembali
Merajut serpihan memori
Mungkinkah?Â
" Obat pahit ae marak ke mari, mosok koe sing manis marak ke loro ati"
Pepatah Jawa mengatakan
Dimana?Â
Untaian janji yang dulu terangakai indah
Bagaimana bisa?Â
Pelepasan kata kejam terdengar didalam telingaku
Aku hanya bisa berkata
Terimakasih rasa
Karenamu... Aku mati rasa
Karya: khilyatul a'immah rizqi ardila
NIM: 2008086005
Universitas Islam Negeri walisongo Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H