Istilah "Wahabi" sering kali menimbulkan salah kaprah di kalangan umat Islam. Perlu diketahui bahwa Wahabi bukanlah nama resmi dari sebuah organisasi atau kelompok Islam, melainkan sebutan yang diberikan oleh orang luar kepada gerakan dakwah yang dirintis oleh Muhammad bin Abdul Wahhab di Jazirah Arab. Label ini sering digunakan untuk mengidentifikasi sebuah gerakan, meskipun para pengikutnya sendiri lebih suka dikenal sebagai Ahlus Sunnah wal Jamaah atau Salafiyah.
Berbeda dengan Muhammadiyah yang memiliki struktur organisasi, visi, dan misi yang jelas, Wahabi tidak beroperasi sebagai sebuah organisasi formal. Oleh karena itu, menyamakan Muhammadiyah dengan Wahabi adalah kekeliruan yang perlu diluruskan. Muhammadiyah adalah gerakan dakwah yang lahir dari konteks Indonesia, mengedepankan moderasi dan pendekatan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Artikel ini bertujuan untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut dan mempertegas bahwa Muhammadiyah adalah gerakan yang independen, bukan bagian dari atau identik dengan Wahabi
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis yang lahir pada awal abad ke-20 di Indonesia telah menjadi salah satu organisasi yang paling berpengaruh dalam membangun pemikiran dan peradaban Islam di Nusantara. Di tengah berbagai kontribusinya yang tak terhitung jumlahnya, masih ada pihak-pihak yang sengaja menyebarkan tuduhan tidak berdasar, termasuk kepada Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Ayahanda Haedar Nashir. Salah satu tuduhan yang sering dilemparkan adalah klaim bahwa Muhammadiyah terafiliasi dengan "Wahabi".
Pernyataan Ayahanda Haedar Nashir yang Dibelokkan
Dalam beberapa video dan tulisan, Ayahanda Haedar Nashir dengan jelas menjelaskan bahwa Muhammadiyah tidak memiliki keterkaitan langsung dengan gerakan Wahabi. Beliau menegaskan bahwa Muhammadiyah adalah organisasi yang independen, berpijak pada Al-Qur'an dan As-Sunnah dengan pendekatan tajdid (pembaruan). Inspirasi dari pemikiran Ibnu Taimiyah dan ulama salaf lainnya memang diakui, tetapi hal ini bukan berarti Muhammadiyah identik atau terafiliasi dengan Wahabi.
Kesalahpahaman tentang Muhammadiyah dan Wahabi
Kesamaan inspirasi dari kitab-kitab Ibnu Taimiyah antara Muhammadiyah dan Wahabi tidak serta-merta membuat keduanya identik. Fakta sejarah menunjukkan bahwa:
1. Muhammadiyah dan Wahabi lahir dari konteks yang berbeda:
Muhammadiyah lahir di Indonesia, dipimpin oleh KH Ahmad Dahlan, dengan fokus membangun umat yang cerdas, berkemajuan, dan berkeadilan di tengah keberagaman budaya Nusantara.
Wahabi adalah gerakan pembaharuan Islam di Arab Saudi yang muncul dalam konteks perlawanan terhadap praktik-praktik tertentu di Jazirah Arab.
2. Pendekatan Muhammadiyah lebih moderat dan kontekstual:
Muhammadiyah selalu mengedepankan dialog, dakwah bil hikmah, dan akomodasi terhadap budaya lokal yang tidak bertentangan dengan syariat.
Hal ini berbeda dengan pendekatan Wahabi yang sering dianggap lebih keras dalam menolak tradisi.