By Zulkarnain Elmadury
Dalam beberapa tahun terakhir, cryptocurrency atau mata uang digital seperti Bitcoin dan Ethereum semakin populer dan sering digunakan sebagai alternatif investasi dan alat transaksi digital. Namun, keberadaan cryptocurrency ini telah memunculkan berbagai perdebatan di kalangan umat Islam, terutama terkait kehalalan penggunaannya.Â
Sejumlah lembaga fatwa di dunia Islam, seperti Majelis Ulama Indonesia (MUI), Dar al-Ifta Mesir, dan Diyanet Turki, telah mengeluarkan fatwa yang menyoroti risiko serta ketidakjelasan (gharar) dalam mata uang digital ini.Â
Beberapa pihak melihat potensi manfaatnya dalam ekonomi modern, tetapi banyak ulama yang menilai bahwa sifat spekulatif dan risiko tinggi dari kripto membuatnya tidak sesuai dengan prinsip syariah.
Artikel ini akan membahas pandangan dan fatwa berbagai lembaga Islam dunia terkait cryptocurrency. Apa yang membuat sebagian besar ulama memandangnya sebagai sesuatu yang haram, dan apakah ada kondisi tertentu yang memungkinkan penggunaan kripto secara halal? Mari kita telaah lebih lanjut pendapat para pakar dan ulama mengenai kontroversi ini.
Pandangan ulama Islam mengenai mata uang kripto (crypto) seperti Bitcoin dan Ethereum cukup beragam dan bergantung pada interpretasi mereka terhadap prinsip-prinsip syariah, khususnya terkait transaksi keuangan. Berikut adalah beberapa pandangan dari para ulama dan lembaga yang telah memberikan fatwa atau pendapat tentang kripto:
 1. Pandangan yang Menganggap Kripto Halal
Sebagian ulama dan pakar Islam menganggap kripto halal jika digunakan sebagai alat tukar dan memenuhi kriteria syariah dalam muamalah (hubungan sosial dan ekonomi). Dalam pandangan ini, kripto dianggap seperti komoditas atau aset digital yang dapat diperdagangkan
Mereka menganggap bahwa jika kripto digunakan untuk transaksi yang sah, bukan spekulatif, dan tidak mengandung unsur riba, gharar (ketidakjelasan), atau maysir (judi), maka penggunaannya dibolehkan.
Para ulama yang membolehkan biasanya melihat potensi manfaat dari teknologi blockchain yang mendasari kripto, seperti transparansi, efisiensi, dan kemudahan transfer nilai. Mereka menganggap blockchain sebagai kemajuan teknologi yang bisa mendukung ekonomi Islam.
 2. Pandangan yang Menganggap Kripto Haram
Sebagian ulama lainnya menganggap kripto haram karena dianggap sebagai alat spekulasi tinggi dan volatilitas harganya yang tajam. Mereka menyatakan bahwa penggunaan kripto sering kali mengandung unsur gharar dan maysir.