Mohon tunggu...
Kheyene Molekandella Boer
Kheyene Molekandella Boer Mohon Tunggu... Dosen - Apapun Yang Terjadi Jangan Pernah Menyalahkan Tuhan

seorang Ibu dari anak Bumi

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Belanja Sampai Mati, Fenomena Belanja Online dan Gaya Hidup Konsumtif

9 Mei 2019   23:04 Diperbarui: 9 Mei 2019   23:29 2329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Thailand menempati posisi teratas sebanyak 80% dan Indonesia mengalami peningkatan sebesar 10%untuk melakukan kecenderungan belanja online, Thailand dan China 93% diikuti Vietnam 87%. Korea 84%, Malaysia 79%

Responden juga mengaku banyak membeli online produk-produk aplikasi (31%) dan musik (24%) di ikuti pembelian voucher diskon  (17%), pembelian pakaian dan asesori (17%), serta tiket bioskop (16%).

Kehadiran online shop dan internet merefleksikan sebuah zaman modernisasi global. Kini semua transaksi bersifat maya, alias semua produk, penjual, transaksi pembayaran dilakukan secara virtual. Online shop juga tidak membutuhkan biaya operasional layaknya toko offline, sehingga online shop memiliki keunggulan dibanding toko offline, salah satunya biaya produk yang lebih murah dibandingkan produk pada toko offline, kita juga dapat berbelanja di rumah tanpa harus keluar bermacet-macetan, menghadapi udara yang panas dan tentunya menghindari antrian yang panjang, karena online shop memiliki sistem pembayaran transfer sehingga pelanggan dapat menghemat uang dan waktu.

Sistem online shop dilakukan serba elektronik, dimana penjual akan mengirimkan nomor rekening toko online mereka agar konsumen mentransfer total belanja beserta ongkos kirimnya. Semua begitu mudah, maka tak heran bisnis online shop-pun juga mampu meraup omset yang tak kalah banyaknya dengan pebisnis offline. 

Meningkatnya situs online shop ini menunjukan pesatnya perkembangan konsumerisme di Indonesia. Konsumerisme sendiri adalah faham dimana seseorang melakukan konsumsi terhadap produk secara berlebihan.

Survei Penyedia Teknologi Pembayaran Global Visa menunjukan terdapat tiga tipe dari para pembeli online yang teridentifikasi , pertama adalah kategori pembeli mature (45%) yang rata-rata membelanjakan uang senilai Rp.6.5 juta/tahun untuk kategori travel dan retail. Kedua, adalah emergent (23%) yaitu para pembeli yang hanya membeli satu atau dua jenis barang secara online dengan kisaran belanja Rp.4 juta/bulan.Ketiga, adalah envolving (29%) yaitu pembeli online yang berbelanja sekitar Rp.5 juta/bulan  untuk membeli 3-4 jenis barang. (investor.co.id)

Seiring semakin berkembangnya perekonomian global sebuah negara maka secara otomatis akan berubah pula pola hidup masyarakat dinegara tersebut. Kini kegiatan berbelanja sudah bukan lagi menjadi sebuah kebutuhan melainkan bergeser didasarkan sebuah kesenangan belaka.

Kesenangan ini menjadi cikal bakal nilai-nilai konsumtif. Konsumsi simbol-simbol kini menjadi sangat mudah dengan keberadaan online shop, dimana individu diposisikan dalam sebuah 'kegelisahan', gelisah ketinggalan mode, gelisah takut keriput, takut hitam dan sebagainya. Kegelisahan itulah yang semakin menyuburkan online shop untuk terus memperbesar dirinya dalam dunia maya.

Ada banyak situs belanja online di Indonesia, situs tersebut menawarkan beraneka produk mulai dari fashion, kosmetik, elektronik hingga kesehatan. Kelengkapan variasi produk inilah menjadi simbol bahwa para aktor memang menggarap serius bisnis tersebut. Kegemaran belanja telah menjadi pola hidup masyarakat dunia, tak terkecuali Indonesia. Para aktor dibelakang panggung online shop mulai dari individu hingga perusahaan multinasional.

Semoga saja kini masyarakat Indonesia semakin cerdas membedakan antara kebutuhan dan keinginan semata, agar tidak terjebak dalam budaya konsumtif yang semakin merajalela. apakah anda juga hoby berbelanja online? :)

selamat berbelanja secara cerdas :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun