Selain menghadapi tantangan dalam regenerasi petani, Indonesia juga memiliki ketergantungan yang signifikan pada impor bahan pangan, terutama untuk komoditas strategis seperti gandum, bawang putih, kedelai, dan gula. Ketergantungan ini menjadikan sistem pangan nasional rentan terhadap kenaikan harga global, gangguan pada rantai pasok, serta kebijakan proteksionisme dari negara-negara pengekspor. Ironisnya, meskipun dikenal sebagai negara agraris, Indonesia masih harus mengimpor beras setiap tahun. Berdasarkan laporan BPS tahun 2022, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 429.207 ton.
Kerusakan ekosistem pertanian akibat dampak perubahan iklim juga menjadi tantangan serius. Perubahan pola cuaca, seperti meningkatnya frekuensi banjir dan kekeringan, telah menyebabkan penurunan produktivitas pertanian. Konversi lahan menjadi area industri dan permukiman turut berdampak pada berkurangnya luas lahan produktif. Kondisi ini semakin menyulitkan Indonesia untuk mencapai target swasembada pangan.
REKOMENDASI
Berikut adalah rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan dan mendukung ketahanan pangan nasional, meliputi:
1. Meningkatkan Keterlibatan Generasi Muda dalam Pertanian
Pemerintah harus memberi perhatian khusus pada upaya regenerasi petani dengan merancang program-program yang dapat menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan pelatihan kewirausahaan berbasis pertanian serta mempermudah akses terhadap modal usaha. Pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian harus lebih ditingkatkan guna menarik perhatian generasi milenial dan Gen Z.
2. Diversifikasi dan Penguatan Produksi Pangan Lokal
Untuk mengurangi ketergantungan pada impor, diperlukan upaya mengembangkan komoditas strategis seperti gandum, kedelai, dan gula melalui penelitian varietas unggul serta pemberian insentif kepada petani. Diversifikasi pola konsumsi juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan pangan lokal seperti umbi-umbian dan sagu sebagai alternatif pengganti beras. Pemanfaatan lahan marginal menggunakan teknologi yang tepat guna juga menjadi solusi untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional.
3. Penguatan Infrastruktur dan Teknologi di Sektor Pertanian
Pemerintah perlu meningkatkan akses petani terhadap teknologi modern seperti alat mesin pertanian (alsintan), teknologi digital, dan aplikasi berbasis pertanian, terutama bagi petani di daerah terpencil. Selain itu, infrastruktur pendukung seperti irigasi, fasilitas penyimpanan hasil panen, dan distribusi pangan harus diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok. Program pelatihan reguler bagi petani terkait teknologi ramah lingkungan dan adaptasi terhadap perubahan iklim juga perlu dilakukan.
4. Perlindungan Lahan Pertanian dan Ekosistemnya