Mohon tunggu...
khelvinfachrezzy
khelvinfachrezzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Lampung

Seorang individu yang penuh semangat dan dedikasi, dengan fokus pada studi Administrasi Publik serta minat mendalam terhadap kebijakan publik dan pembangunan masyarakat. Memiliki kemampuan analisis yang tajam, khususnya dalam mengkaji isu-isu seperti tata kelola pemerintahan, manajemen strategis, dan pengembangan wilayah.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

POLICY BRIEF: Transfromasi Sektor Pertanian Untuk Mendukung Ketahanan Pangan Nasional

19 Desember 2024   11:00 Diperbarui: 19 Desember 2024   11:21 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain menghadapi tantangan dalam regenerasi petani, Indonesia juga memiliki ketergantungan yang signifikan pada impor bahan pangan, terutama untuk komoditas strategis seperti gandum, bawang putih, kedelai, dan gula. Ketergantungan ini menjadikan sistem pangan nasional rentan terhadap kenaikan harga global, gangguan pada rantai pasok, serta kebijakan proteksionisme dari negara-negara pengekspor. Ironisnya, meskipun dikenal sebagai negara agraris, Indonesia masih harus mengimpor beras setiap tahun. Berdasarkan laporan BPS tahun 2022, Indonesia telah mengimpor beras sebanyak 429.207 ton.

Kerusakan ekosistem pertanian akibat dampak perubahan iklim juga menjadi tantangan serius. Perubahan pola cuaca, seperti meningkatnya frekuensi banjir dan kekeringan, telah menyebabkan penurunan produktivitas pertanian. Konversi lahan menjadi area industri dan permukiman turut berdampak pada berkurangnya luas lahan produktif. Kondisi ini semakin menyulitkan Indonesia untuk mencapai target swasembada pangan.

REKOMENDASI

Berikut adalah rekomendasi kebijakan yang dapat diambil untuk mengatasi permasalahan dan mendukung ketahanan pangan nasional, meliputi:

1. Meningkatkan Keterlibatan Generasi Muda dalam Pertanian

Pemerintah harus memberi perhatian khusus pada upaya regenerasi petani dengan merancang program-program yang dapat menarik minat generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian. Salah satu langkahnya adalah dengan menyediakan pelatihan kewirausahaan berbasis pertanian serta mempermudah akses terhadap modal usaha. Pemanfaatan teknologi digital di sektor pertanian harus lebih ditingkatkan guna menarik perhatian generasi milenial dan Gen Z.

2. Diversifikasi dan Penguatan Produksi Pangan Lokal

Untuk mengurangi ketergantungan pada impor, diperlukan upaya mengembangkan komoditas strategis seperti gandum, kedelai, dan gula melalui penelitian varietas unggul serta pemberian insentif kepada petani. Diversifikasi pola konsumsi juga dapat dilakukan dengan memanfaatkan pangan lokal seperti umbi-umbian dan sagu sebagai alternatif pengganti beras. Pemanfaatan lahan marginal menggunakan teknologi yang tepat guna juga menjadi solusi untuk meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional.

3. Penguatan Infrastruktur dan Teknologi di Sektor Pertanian

Pemerintah perlu meningkatkan akses petani terhadap teknologi modern seperti alat mesin pertanian (alsintan), teknologi digital, dan aplikasi berbasis pertanian, terutama bagi petani di daerah terpencil. Selain itu, infrastruktur pendukung seperti irigasi, fasilitas penyimpanan hasil panen, dan distribusi pangan harus diperbaiki untuk meningkatkan efisiensi rantai pasok. Program pelatihan reguler bagi petani terkait teknologi ramah lingkungan dan adaptasi terhadap perubahan iklim juga perlu dilakukan.

4. Perlindungan Lahan Pertanian dan Ekosistemnya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun