Mohon tunggu...
Khaylla Alvara Nathasca
Khaylla Alvara Nathasca Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Profesionalisme Perawat dalam Perspektif Pasien: Harapan Jadi Kenyataan

30 Desember 2024   08:53 Diperbarui: 30 Desember 2024   08:53 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Khaylla Alvara Nathasca (2306276175)

Profesionalisme dalam Keperawatan B, Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Fasilitator : Dr. Enie Novieastari, S.Kp., MSN

Keperawatan menggabungkan seni dan ilmu perawatan dan berfokus pada perlindungan, promosi, dan optimalisasi kesehatan dan kemampuan; pencegahan penyakit dan cedera; memfasilitasi penyembuhan; dan mengurangi penderitaan melalui kehadiran yang penuh kasih sayang (ANA, 2021). Keunggulan dan pentingnya keperawatan terdapat dalam menyediakan perawatan kesehatan yang aman dan berpusat pada pasien kepada masyarakat global (Potter et al., 2022). Inilah mengapa ketika memutuskan untuk melakukan kegiatan yang berhubungan dengan medis, seperti pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan kesehatan, pasien akan mengharapkan arahan dan tindak perawatan yang penuh kasih sayang dari perawat.

Namun, banyak sekali permasalahan yang ada antara pasien dan perawat sehingga terdapat stereotip yang buruk untuk profesi perawat dari kalangan masyarakat. Stereotip tersebut membuat pasien maupun kalangan masyarakat menganggap sebelah mata profesi ini. Banyak yang mengatakan bahwa profesi perawat hanyalah "pembantu dokter" dan memiliki watak yang buruk. Hal itu adalah alasan ditulisnya artikel ini, yaitu untuk memberikan informasi yang meluas untuk menaikan standar  citra perawat dan  menjelaskan tentang etika profesional perawat.

Keperawatan adalah profesi yang berfokus pada pemberian bantuan kepada individu, keluarga, dan masyarakat untuk mencapai, memulihkan, dan mempertahankan kesehatan dan fungsi optimal sejak lahir hingga usia lanjut. Perawat bertindak sebagai jembatan antara masyarakat yang seringkali sangat rentan dan sumber daya perawatan kesehatan yang secara harfiah dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati, kesehatan dan penyakit atau kecacatan, serta kesejahteraan dan ketidaknyamanan (Taylor et al., 2022). Standar Praktik Keperawatan Profesional menggambarkan tingkat kompetensi asuhan keperawatan yang ditunjukkan oleh model berpikir kritis yang dikenal sebagai proses keperawatan: penilaian, diagnosis, hasil, identifikasi dan perencanaan, implementasi, dan evaluasi (ANA, 2021).

ANA (2021) mencantumkan sembilan ketentuan ringkas dan pernyataan interpretatif yang menetapkan kerangka etika untuk praktik perawat di semua peran, tingkat, dan lingkungan. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah:

Ketentuan 1--3: Tegaskan kembali nilai-nilai dan komitmen mendasar, seperti berpraktik dengan penuh kasih sayang dan rasa hormat, serta memprioritaskan kesehatan, keselamatan, dan hak-hak klien.

Ketentuan 4--6: Identifikasi batasan tugas dan loyalitas, serta wewenang, akuntabilitas, dan tanggung jawab perawat.

Ketentuan 7--9: Jelaskan tugas-tugas yang melampaui pertemuan pasien perorangan, seperti memajukan profesi melalui penelitian dan pengembangan kebijakan.

Ketika mendatangi fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, atau posyandu, pasien pasti berharap untuk mendapatkan pelayanan yang memuaskan, mencakup perawatan yang berkualitas, komunikasi terapeutik yang efektif, dan sikap empati dari tenaga kesehatan terutama dari para perawat. Pasien menginginkan penanganan medis yang profesional dan perlakuan yang ramah dan penuh perhatian. Harapan-harapan tersebut adalah cerminan dari kebutuhan pasien terhadap layanan yang tidak hanya berfokus pada aspek klinis, tetapi juga memberikan rasa nyaman dan kepercayaan.

Namun, masih banyak pasien yang mengeluh karena mendapatkan pelayanan yang dinilai tidak sopan saat melayani, seperti seperti kurang sopan, tidak ramah, dan cuek. Hal ini biasanya diungkapkan oleh pasien yang menggunakan asuransi dari Negara. Berdasarkan  survei  awal oleh Librianty (2018) 8 dari 10 orang  pasien  mengakui bahwa perawat dalam berinteraksi dengan pasien tidak menggunakan komunikasi terapeutik yang baik, tidak memperdulikan keluhan pasien dan lambat dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien, kurang memperhatikan keluhan yang dirasakan pasien, dan pasien mengakui perawat lambat dalam melaksanakan perannya, yaitu melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien.

Untuk meningkatkan profesionalisme perawat, perlu diadakan pelatihan komunikasi terapeutik yang berfokus pada pasien. Pelatihan ini mencakup simulasi pada kasus nyata untuk membantu keterampilan perawat dalam membangun hubungan penuh empati dan efektif dengan pasien. Berdasarkan Pepathanasiou et al. (2020), peningkatan kemampuan komunikasi tidak hanya meningkatkan kepuasan pasien, tetapi juga memperkuat kepercayaan terhadap layanan yang diberikan oleh perawat. Selain itu penguatan etika profesi melalui pendidikan berkelanjutan dapat membantu perawat melewati masalah yang rumit.

Hal lain yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan bekerja yang mendukung profesionalisme, terutama keseimbangan beban kerja. Berdasarkan penelitian Boahmah et al. (2022), beban kerja yang seimbang dan dukungan organisasi yang baik dapat meningkatkan motivasi perawat dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.

Dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme perawat mencakup penerapan standar praktik, komunikasi terapeutik, dan sikap empati yang dapat memberikan rasa nyaman dan kepercayaan kepada pasien. Namun, masih terdapat perbedaan antara harapan pasien dan kejadian nyata di lapangan, seperti kurangnya komunikasi terapeutik yang baik dan perlakuan tidak ramah terhadap pasien, terkhusuk bagi pengguna layanan asuransi negara.

Hal yang perlu ditingkatkan meliputi pelatihan komunikasi terapeutik berbasis kasus nyata untuk memperkuat keterampilan perawat, seperti yang diusulkan oleh Papathanasiou et al. (2020). Selain itu, perlu adanya lingkungan kerja yang mendukung, termasuk menyeimbangkan beban kerja perawat yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Boamah et al., 2022). Hal ini bertujuan untuk menjadikan profesionalisme perawat sebagai kenyataan yang dapat dirasakan oleh pasien dan meningkatkan citra profesi di masyarakat.

Profesionalisme perawat sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien. Ketika perawat mampu memberikan perawatan yang profesional, empatik, dan ramah, maka harapan pasien akan terpenuhi. Saat harapan pasien terpenuhi, maka akan menghasilkan hubungan yang kuat antara perawat dan masyarakat. Melalui upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme, profesi keperawatan dapat lebih diakui oleh masyarakat sebagai salah satu kunci penting dalam sistem pelayanan kesehatan.

References

ANA. (2021). Nursing: Scope and Standards of Practice. American Nurses Association.

Boamah, S. A., et al. (2022). Workplace environment and nursing outcomes: The role of organizational support. Nursing Outlook.

Librianty, N. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan keperawatan di ruangan rawat inap Mawar RSUD Bangkinang tahun 2016. Jurnal Ekonomi KIAT, 29(1), 11--20. https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat/article/view/2766/3030

Papathanasiou, I. V., et al. (2020). Communication skills in nursing practice: The impact on patient care. International Journal of Caring Sciences.

Potter, P. A., Perry, A. G., Stockert, P. A., & Hall, A. M. (Eds.). (2022). Fundamentals of Nursing. Elsevier.

Taylor, C. R., Lynn, P. B., & Bartlett, J. L. (2022). Fundamentals of Nursing: The Art and Science of Person-Centered Care. Wolters Kluwer.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun