Namun, masih banyak pasien yang mengeluh karena mendapatkan pelayanan yang dinilai tidak sopan saat melayani, seperti seperti kurang sopan, tidak ramah, dan cuek. Hal ini biasanya diungkapkan oleh pasien yang menggunakan asuransi dari Negara. Berdasarkan  survei  awal oleh Librianty (2018) 8 dari 10 orang  pasien  mengakui bahwa perawat dalam berinteraksi dengan pasien tidak menggunakan komunikasi terapeutik yang baik, tidak memperdulikan keluhan pasien dan lambat dalam melakukan tindakan keperawatan kepada pasien, kurang memperhatikan keluhan yang dirasakan pasien, dan pasien mengakui perawat lambat dalam melaksanakan perannya, yaitu melakukan asuhan keperawatan terhadap pasien.
Untuk meningkatkan profesionalisme perawat, perlu diadakan pelatihan komunikasi terapeutik yang berfokus pada pasien. Pelatihan ini mencakup simulasi pada kasus nyata untuk membantu keterampilan perawat dalam membangun hubungan penuh empati dan efektif dengan pasien. Berdasarkan Pepathanasiou et al. (2020), peningkatan kemampuan komunikasi tidak hanya meningkatkan kepuasan pasien, tetapi juga memperkuat kepercayaan terhadap layanan yang diberikan oleh perawat. Selain itu penguatan etika profesi melalui pendidikan berkelanjutan dapat membantu perawat melewati masalah yang rumit.
Hal lain yang dapat dilakukan adalah menciptakan lingkungan bekerja yang mendukung profesionalisme, terutama keseimbangan beban kerja. Berdasarkan penelitian Boahmah et al. (2022), beban kerja yang seimbang dan dukungan organisasi yang baik dapat meningkatkan motivasi perawat dalam memberikan pelayanan yang berkualitas.
Dapat ditarik kesimpulan bahwa profesionalisme perawat mencakup penerapan standar praktik, komunikasi terapeutik, dan sikap empati yang dapat memberikan rasa nyaman dan kepercayaan kepada pasien. Namun, masih terdapat perbedaan antara harapan pasien dan kejadian nyata di lapangan, seperti kurangnya komunikasi terapeutik yang baik dan perlakuan tidak ramah terhadap pasien, terkhusuk bagi pengguna layanan asuransi negara.
Hal yang perlu ditingkatkan meliputi pelatihan komunikasi terapeutik berbasis kasus nyata untuk memperkuat keterampilan perawat, seperti yang diusulkan oleh Papathanasiou et al. (2020). Selain itu, perlu adanya lingkungan kerja yang mendukung, termasuk menyeimbangkan beban kerja perawat yang dapat meningkatkan kualitas pelayanan (Boamah et al., 2022). Hal ini bertujuan untuk menjadikan profesionalisme perawat sebagai kenyataan yang dapat dirasakan oleh pasien dan meningkatkan citra profesi di masyarakat.
Profesionalisme perawat sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan kepuasan pasien. Ketika perawat mampu memberikan perawatan yang profesional, empatik, dan ramah, maka harapan pasien akan terpenuhi. Saat harapan pasien terpenuhi, maka akan menghasilkan hubungan yang kuat antara perawat dan masyarakat. Melalui upaya-upaya untuk meningkatkan profesionalisme, profesi keperawatan dapat lebih diakui oleh masyarakat sebagai salah satu kunci penting dalam sistem pelayanan kesehatan.
References
ANA. (2021). Nursing: Scope and Standards of Practice. American Nurses Association.
Boamah, S. A., et al. (2022). Workplace environment and nursing outcomes: The role of organizational support. Nursing Outlook.
Librianty, N. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien BPJS terhadap pelayanan keperawatan di ruangan rawat inap Mawar RSUD Bangkinang tahun 2016. Jurnal Ekonomi KIAT, 29(1), 11--20. https://journal.uir.ac.id/index.php/kiat/article/view/2766/3030
Papathanasiou, I. V., et al. (2020). Communication skills in nursing practice: The impact on patient care. International Journal of Caring Sciences.