Pertandingan yang sementara ini kami lakukan yaitu dengan sistem sekali pertandingan gugur. Cukup bergengsi kan, karena masing-masing pasangan berusaha mempertahankan harga dirinya untuk bisa bertahan sampai final.
Walaupun terlihat tegang dan serius, tetapi kita tahu bahwa ini sekedar olahraga semata untuk mengisi kegiatan di bulan Ramadan. Ramai, sorak-sorak pendukung, dan tingkah lucu pemain. Itulah sekiranya yang kami rasakan saat turnamen berlangsung.
Tidak hanya sebatas itu, kami pun menyadari bahwa ukhuwwah antara guru dan pekerja harus tetap dijaga. Dan turnamen ini sebagai upaya menjaga solidaritas-kebersamaan tim.
Melatih diri hidup bersama dalam posisi yang berbeda itu penting. Tidak melihat siapa dirimu dan dirinya. Karena dalam sebuah tim yang dikenal hanyalah bagaiman kita mampu bekerja sama. Bukan bekerja sama-sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H