Mohon tunggu...
Khasbi Abdul Malik
Khasbi Abdul Malik Mohon Tunggu... Guru - Gabut Kata.

Panikmat Karya dalam Ribuan Tumpukan Kertas.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kontroversi: Konspirasi Covid-19 Ala Jerinx

9 Mei 2020   21:25 Diperbarui: 9 Mei 2020   22:08 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari youtube KOMPASTV bertajuk, "Ini Kata Jerinx Soal Konspirasi," "Jerinx: Saya Percaya Pak Jokowi, Saya Percaya Pak Terawan," dan "Saya Tidak Mau Tunduk Sama Apapun Kata-Kata WHO," dalam program Sapa Indonesia Malam, menggambarkan pendapat dari bung Jerinx yang sudah menggelitik iman seorang muslim karena dia berpendapat ke dalam ranah Tauhid.

Entah apa yang melandasi pemikiran Jerinx, di awal wawancara Aiman, Reporter Kompas Tv, Jerinx bertanya dengan kalimat seperti ini, "Indonesia mayoritas percaya dengan agama atau tidak?"

Pertanyaan Jerinx di atas sebeneranya cukup menggambarkan keimanan seseorang terhadap Tuhan. Ini terlepas dari agama dia apa. Tetapi, secara garis besar dia sudah menafikan adanya kehadiraan Tuhan di muka bumi. Seakan-akan Tuhan benar tidak ada. 

Jerinx melanjutkan pendapatnya, bahwa agama juga termasuk ke dalam teori konspirasi karena tidak ada bukti secara sains. Kemudian dia menganjurkan masyarakan untuk open mind set, dengan lebih diperluaskan lagi cara berfikirnya.

Secara sudut pandang Islam, agama sudah terbukti secara sains. Al-Qur'an sebagai pedoman umat Islam, telah membutikan bahwa segala sesuatu yang diajarkan dalam firman-Nya juga berdasarkan bukti sains.

Sebagai contoh, dalam surat ar-Rahman: 19-20, "Dia membiarkan dua laut mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing."

Penjelasan ayat ini, terletak di sebuah Selat Gibraltar yang menghubungkan antara Lautan Mediterenia dan Samudera Atlantik, memisahkan Spanyol dan Maroko.

Dari laman republika.com bertajuk, "Di Mana Laut Dua Warna yang Disebutkan Alquran?" menjelaskan bahwa para ahli kelautan, seperti William W Hay, guru besar Ilmu Bumi di Universitas Colorado, Boulder AS, dan mantan dekan Sekolah Kelautan, serta Sains Atmosfer di Universitas Miami, Florida AS. Begitu juga dengan Prof Darjo Rao, seorang spesialis di Geologi Kelautan dan dosen di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah.

Mereka berdua menilai, air laut yang terletak di Selat Gibraltar tersebut memiliki karakteristik berbeda, baik dari kadar garamnya, suhu, maupun kerapatan air laut. Dan terbukti ada semacam pembatas antar kedua laut. Maha Suci Tuhan atas segala firman-Nya.

Hal ini, membuktikan bahwa kebenaran agama perspektif al-Qur'an memang telah dibuktikan secara sains. Jika, ada yang mengatakan mana datanya, apa buktinya. Sepertinya, harus lebih banyak lagi menjelajahi karya-karya ilmuan sainstis. Paling tidak, membaca dari media online yang terpercaya.

Tudingan Jerinx yang mengatakan agama sebagai salah satu teori konspirasi juga sangat keliru. Dari Henry Makow, Ph.D, pakar teori konspirasi, berpendapat, "Jika tujuan dari Illuminati adalah untuk menghilangkan Tuhan, maka kita harus menjadikan Tuhan sebagai pusat kesadaran kita. Orang-orang bertanya, 'apa yang harus kita lakukan?' Jangan mencari arahan dari yang lain. Carilah arahan dari Tuhan. Cara terbaik untuk memerangi kegelapan adalah dengan menyalakan cahaya."

Lanjutnya, "Orang-orang bertanya bagaimana untuk memerangi Tatanan Dunia Baru? Tidak akan ada yang lebih mengganggu Illuminati dari pada kebangkitan orang yang percaya kepada Tuhan. Jutaan orang yang bersedia untuk bertempur dan mati untuk Tuhan akan membuat mereka amat takut. Itulah sebabnya mengapa mereka mencoba menumbangkan Islam."

Bahkan dari buku berjudul, "The New World Order" ditulis oleh A. Ralph Epperson,  menjelaskan ada tiga agenda terbesar Tatanan Dunia baru di antaranya; Keluarga, Tempat Kerja, dan Agama.

Pertama, keluarga. Melegalkan pernikahan sesame jenis, semua wanita produktif pada masa subur akan dipekerjakan sebagai wanita karir. Dengan begitu, urusan rumah, keluarga dan pernikahan akan tersisihkan.

Sehingga akan berdampak pada berkurangnya angka kelahiran bayi. Bayi-bayi dan anak-anak menjadi terlantar, tidak ada yang mendidik dengan benar. Diprogram dan dicuci otaknya oleh media televisi.

Kedua, tempat kerja. Pemerintah akan menguasai semua sektor industri dan menjadi hak milik pribadi. Sehingga dengan ini, mereka akan terbebas dari segala ikatan hukum.

Ketiga, agama. Agama di sini akan tersisihkan, hukumnya tidak berlaku semua hanya terpaku dan percaya dengan apa yang dilihatnya. Akhirnya, hadir agama baru dan semua akan percaya kepada satu agama itu (sains modern/new world order).

Yang sangat ditakutkan dari pemikiran Tatanan Dunia Baru adalah orang sudah tidak lagi mempercayai adanya Tuhan. Begitu juga demikian yang terjadi terhadap bung Jerinx. Apakah dia masih mempercayai adanya Tuhan?

Konspirasi Covid-19 Ala Jerinx

Jerinx saat diwawancari Aiman begitu sangat blunder, dengan mengkaitkan kasus kru drumnya yang alergi makan cumi ke dalam jumlah kasus kematian lantaran covid-19.

Dia menyayangkan rumah sakit, karena kawannya harus di Swab Test dan membayar Rp 850 ribu. Padahal hanya alergi makan makanan laut. Kemudian, dia menuduh dokter-dokter dibayar untuk mengeluarkan setifikat kematian sebagai korban covid-19.

Patut diketahui, bahwa hasil Swab Test kawan krunya adalah negative. Dan tidak ada kaitannya dengan konspirasi covid-19 yang selalu dia gaung-gaungkan. Penjelasan Jerinx, masih terlihat muter-muter.

Dia tetap beranggapan alat test tidak begitu akurat, merujuk pada para ilmuan di Amerika versi Jerinx yang menolak adanya alat test covid-19, dan kemudian menyalahkan Indonesia karena masih menggunakan alat-alat test seperti Swab Test dan Rapid Test.

Indonesia dipandang oleh Jerinx tunduk apa kata WHO yang dikontrol oleh Bill Gates, sedangkan Bill gates bukan seorang dokter. Yang diinginkan oleh Jerinx adalah menggangkat pendapat orang-orang yang kontra dengan alat test corona seperti dokter Indro Cahyono dan Siti Fadilah.

Padahal jika kita cermati kedua dokter tersebut tidak cukup kuat untuk menjadi sebuah rujukan terkait covid-19. Apalagi melihat dokter Indro Cahyono yang latar belakang kedokterannya sebatas dokter hewan.

Baca terkait dokter Indro di health.grid.id bertajuk, "Pernyataan Kontoversi drh Indro Cahyono Dinilai Meremehkan Covid-19." Juga baca tentang mantan Menkes di ayosemarang.com bertajuk, "Mantan Menkes Siti Fadilah Peringatkan Jangan beli Vaksin Covid-19 Buatan Bill Gates."

Sangat terlihat dari sikapnya saat diwawancarai, bahwa Jerinx tidak begitu menguasi masalah di dunia kesehatan. Karena dia saja masih kebingungan membedakan antara alat Swab Test dan Rapid Test.

Menurut Hermawan Saputra, Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, memberikan data bahwa Swab Test 96 persen hasilnya falid. Berbeda dengan Rapid Test, yang efektifitasnya hanya 36 persen. Tetapi, Rapid Test penting untuk mitigasi sebagai bahan penelurusan awal dalam pendeteksian Covid 19.

Jerinx kembali menganjurkan, "Ketika kamu sedang sakit jangan mau untuk ditest covid, fokus sembuhkan sakit kamu dengan cara biasa yang susuai dengan penyakitnya. Yang lebih bahaya dari covid adalah ketika Bill Gates mengendalikan dalam tubuh kamu."

Lanjutnya, "Selamat pagi, ketika ada yang menantang saya ke rumah sakit untuk berinteraksi dengan pengidap covid atau menantang saya dengan menyuntikkan virus covid. Saya akan terima tantangannya dengan syarat, jika saya selamat seluruh dokter di Indonesia, seluruh awak media yang terbukti masih menyuarakan lock down, wajib suka rela ke kantor polisi minta dibui."

Terdengar sangat tendensiur dan arogansi, bahwa covid-19 dianggap maenan semata oleh Jerinx. Padahal, masyarakat Indonesia harus tetap waspada terhadap pandemi ini. Bukan menganggap semuanya remeh. Karena adanya badai, bukan untuk ditantang. Tetapi, menepi.

Dan ternyata instrument konspirasi corona yang dibangun oleh Jerinx berawal dari sebuah kebetulan yang berkali-kali. Sehingga, kemudian menjadi landasan pemikiran Jerinx  terkait konspirasi corona.

Kutipan terkenal dari Goebbels, "Kebohongan yang dikampanyekan secara terus-menerus dan sistematis akan berubah menjadi (seolah-olah) kenyataan! Sedangkan kebohongan sempurna, adalah kebenaran yang dipelintir sedikit saja."

Ini juga menjadi titik serang Jerinx kepada awak media yang seakan-akan menyuarakan kebohongan terkait data-data dan berita tentang covid-19 lewat media mainstream. Dan menuduh media melakukan pencucian otak kepada masyarakat Indonesia dengan cara Goebbels.

Ketika bung Aiman menyajikan sebuah data terkait covid-19 yang dikutip dari WHO, Jerinx menolaknya dengan sajikan data hasil diskusi dirinya dengan dr Tirta.

Hasil diskusi tersebut meliputi; bahwa berita kesembuhan yang di bawah usia 50 tahun dan imun juga tidak dikatan kuat, potensi kesembuhan dari penyakit covid sangat besar. Dan hanya data seperti ini saja tidak cukup, karena pandemi sudah dalam ranah global.

Pada akhirnya, Jerinx benar-benar sulit untuk menyajikan data yang kridibel sebagai landasan teori konspirasi covid versi dirinya. Dan selalu menyalahkan pemberitaan di media yang tidak mengangkat berita kesembuhan pasien covid di Indonesia.

Inilah kekhawatiran masyarakat sekarang, banyaknya kontradiksi di tengah pandemi yang membuat mereka bingung harus bersikap. Karena rakyat Indonesia cita-citanya sangat sederhana, yaitu semua kebutuhan harian mereka terjamin ada dan murah.  Itu saja cukup.

Berikut lengkpanya:

Versi I,


Versi II,


Versi III,


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun