Mohon tunggu...
Ahmad Khasba
Ahmad Khasba Mohon Tunggu... Buruh - Buruh yang terus menulis

Kegiatan menulis nggak segampang ngegosip, makanya aku menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kopi Malu V-60: Cerita di Balik Penilaian

12 Februari 2021   18:22 Diperbarui: 12 Februari 2021   18:27 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Premik: ilustrasi barista tanpa tapi (freepik)

Bagiku, pekerjaan sebagai barista bukan hanya menyeduh kopi untuk para penikmatnya. Menyeduh kopi untuk menghasilkan unga, eh uang maksudnya. Bukan itu, itu mah sudah menjadi kewajiban setiap manusia untuk bertahan hidup. Aku pun nggak tertarik masuk di wilayah itu. Hal yang bisa aku petik untuk hidup di masa depan adalah soal manajemen emosi. Bagaimana terus menjadi yang terbaik di tengah kabar buruk tentang diri kita. Seperti sang barista yang dibilang, bikin kopi kaya gitu aja lama. Bisa nggak sih bikin kopi. Dengan ketelitian dan manajemen emosi yang terus dilatih, di situlah diri barista yang sebenarnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun