Puas berkeliling Generalife, kami melanjutkan perjalanan ke destinasi berikutnya: Alcazaba bagian dari Alhambra yang berfungsi sebagai benteng dan barak militer. Dari Generalife ke Alhambra terhampar taman dan bangunan-bangunan kecil dengan nuansa Islam yang sangat kental.
Begitu masuk ke Alcazaba, suasana benteng begitu terasa. Tembok bangunan dibuat tebal dan kokoh, sehingga tidak akan roboh diterjang meriam musuh. Dari atas benteng kota tua Granada terlihat jelas.
Istana Nasrid
Destinasi terakhir di Alhambra adalah Istana Nasrid. Istana ini dibangun oleh Dinasti Nasrid yang berkuasa di Granda pada tahun 1238-1492. Keindahan bangunan dan ornamen di dalamnya sungguh mempesona. Selain kaligrafi tulisan Arab, sebagian tembok istana dihiasi dengan ornamen geometris yang menjadi ciri khas peradaban Arab zaman itu.
Kaligrafi yang terpampang indah di sejumlah sudut istana bertuliskan 'wa laa ghaliba ilallah'. Pemenang sesungguhnya hanyalah Allah, demikian kira-kira arti kalimat tersebut. Kalimat ini tidak hanya menjadi sumber semangat tetapi juga sebagai pengingat. Bahwa segala kemegahan yang ada di Alhambra hanya dapat dibangun atas izin dan kuasa Allah.
Patung singa yang menjadi salah satu ikon Alhambra.
Empat jam menyusuri sudut-sudut Alhambra - di tengah suhu musim panas yang mencapai 40 derajat - menjadi pengalaman tak terlupakan. Di sudut Eropa, selama lebih dari 700 tahun, berkembang peradaban Islam yang gemilang. Ingin rasanya lebih lama menikmati keindahan taman dan bangunan di kompleks Alhambra, namun alokasi waktu mengharuskan kami untuk segera beranjak.