Â
Para pelaku graffiti ini cukup sulit untuk ditemukan. Beberapa ada yang memiliki akun media sosial tapi ada juga yang mempertahankan budaya anonim dengan tidak mempublikasikan kegiatan atau karya mereka di internet.Â
Setelah beberapa waktu saya berhasil menemui salah satu graffiti writer di Surabaya. Ada aturan yang ia berikan agar mau bertemu dengan saya. Salah satunya menjaga kerahasiaan identitas.Â
Nama yang dibawa dijalan adalah "JERK". Jadi ujarnya di graffiti para pelakunya menggunakan nama samaran (nickname) agar terhindar dari identitas asli. Nickname tergolong bervariatif dan memiliki banyak makna bagi para pelakunya. "kalau JERK saya ambil karena memiliki banyak makna yang terkesan menghentak," jelas JERK.Â
Sayapun melontarkan salah satu pertanyaan. "untuk saat ini menurut kamu graffiti seperti apa sih?" ungkapku dengan sedikit penasaran. Ia cukup sedikit berfikir untuk menjawab pertanyaan tersebut, tapi tak lama ia menjawab, " graffiti bagi saya seperti obat, jika saya merasa tidak enak badan atau perasaan saya normal, saya lari ke graffiti. Mungkin graffiti yang menyelamatkan saya," ujarnya.Â
Kemudian saya bertanya lagi "graffiti itu seni atau vandalisme?". Tidak cukup waktu yang lama untuk menjawab pertanyaan saya, ia menjelaskan bahwa graffiti itu vandalisme. "Menurut saya, graffiti adalah vandalisme yang masih bisa dinikmati bisa dari segi visual maupun ekosistemnya. Karena di graffiti, tidak akan pernah berhenti untuk belajar tentang semua hal. Still learning."
Ia juga menjelaskan bahwa juga ada para pelaku graffiti ini yang mencoba ngejalanin graffitinya dengan idealis bahwa graffiti itu seni atau sreet art dengan menggambar di tempat yang kosong atau tempat yang memang dipakai untuk gambar. " ya kalau menurutku sih graffiti itu vandalisme yang bisa di seni-in. Banyak hal positif yang bisa di nikmatin dari graffiti.Â
Beberapa waktu lalu saya Bersama teman-teman graffiti yang lain ada kegiatan pameran gitu di galeri". Setelah berbincang cukup lama, saya mendapatkan sudut pandang baru dari sisi pelakunya. Ternyata graffiti itu juga vandalisme tapi tidak bisa di sama ratakan. Kesimpulan saya graffiti atau vandalisme adalah hal yang berhubungan, memiliki dampak positif dan negatif meskipun banyak media yang memberi konotasi negatif.Â