Disudut kota pada senja tanggal 21 januari
Bertemu denganmu sekali lagi
Dan aku membuatnya tertawa untuk sehari
Dia tampak bahagia diiringi warna merah dipipi
Wajahnya masih sama seperti saat pertama berjumpa
Suaranya masih menjadi musik untuk telinga
Dirinya masih ingin aku miliki untuk waktu yang lama
Semua tentang dirinya adalah rindu yang aku genggam
Ragaku bergejolak menentang waktu
Namun pelukmu semakin dingin dirasa pilu
Biarkan aku merintih penuh duka
setidaknya sampai aku bisa benar - benar lupa
Rumah barumu sudah menunggu untuk pulangÂ
Aku akan mengikhlaskanmu pergi untuk yang terakhirÂ
Entah berapa banyak kata terakhir dalam setiap puisi yang aku buat
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H