Belakangan ini publik dihebohkan dengan postingan Instagram dari seorang guru yang viral memperlihatkan siswanya kesulitan menjawab soal pembagian sederhana.
Kejadian ini bukan hal biasa lantaran para siswa yang kesulitan menjawab soal sederhana tersebut tengah duduk di bangku kelas 3 SMA program IPA.
Bisa kita lihat dalam video yang diunggah akun IG @julaehaju pada Jumat, 1 November 2024, guru yang mengajar Fisika di SMA Cimanggung, Sumedang, Jawa Barat tersebut meminta siswanya berbaris untuk melakukan ice breaking dengan memberi soal pembagian sederhana, angka 2 digit dibagi dengan satu digit.
Wajarnya soal tersebut sudah bisa dijawab di luar kepala, bahkan untuk siswa yang duduk di bangku SD. Namun demikian, hal ini tak berlaku bagi siswa SMA dalam video terkait.
Guru: 12 dibagi 3
Siswa pertama: 2, eh 3 bu
Guru: 24 dibagi 3, kalau udah jawab minggir ya
Siswa kedua: 3
Guru: 16 dibagi 4
Siswa ketiga: 8
Meskipun beberapa siswa lain bisa menjawab soal tersebut, namun fakta bahwa banyak siswa SMA kelas 3 dalam video yang kesulitan menjawab pertanyaan pembagian sederhana sangat tidak wajar dan perlu mendapat perhatian khusus.
Apalagi siswa-siswa tersebut malah cengengesan meskipun tak bisa menjawab dengan benar.
Viral-nya postingan itu pun menyulut banyak pertanyaan. Bagaimana siswa yang tak punya kemampuan untuk menjawab soal operasi hitung sederhana bisa masuk jenjang SMA?Â
Bukankah soal pembagian sederhana harusnya dikuasai sejak bangku SD?
Bagaimana bisa guru menaikkan siswa yang tak memenuhi standar kompetensi?Â
Lalu jika soal pembagian sederhana saja tidak bisa, bagaimana cara dia mengerjakan soal-soal eksak level SMA dengan operasi hitung yang jauh lebih rumit?
Video yang telah ditayangkan sebanyak 5,5 juta views itu menuai banjir komentar dari warganet, bahkan sampai menarik perhatian seorang Jerome Polin hingga membagikan emot sedih.
"Bang Jerome pun menangis melihat ini," kata @herdisyahputra2.
"Anak 90an emosi melihat ini," tulis @putjaaa.
"Berkat kurikulum Nadiem Makarim," sentil @sis_ka_wati.
"Kelas 12 gini amat," timpal @rakhmathavid.
"Sedih banget liatnya, ini tidak lucu, tapi seram," ungkap @rb_waterrr.
"Lah gimana mereka ngerjain trigonometri dan integral," tambah @rasidirakhman.
Ini bukan konten settingan, melainkan kenyataan menyedihkan yang harus diketahui seluruh elemen masyarakat Indonesia agar tak menyepelekan pendidikan.
Kekurangan ini merupakan tanggung jawab semua pihak mulai dari orang tua, siswa itu sendiri, para guru, dan setiap pihak yang berpengaruh langsung maupun tidak, khususnya pemerintah.
Sebagai penyelenggara negara, pemerintah harusnya mampu membuat sistem yang ramah bagi para siswa agar menyukai belajar.
Membatasi distribusi konten gaming yang bikin candu, memblokir situs perjudian, dan menyediakan fasilitas pendidikan yang eksploratif dan menyenangkan bisa menjadi solusi untuk membuat para siswa menjadi generasi emas, bukan malah menjadi generasi cemas.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H