Mohon tunggu...
Moch Kharisson
Moch Kharisson Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas | Fans King Emyu

Passion for knowledge

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Satu Hal Ini Bisa Membuat Manusia Jadi Lebih Buruk dari Hewan, Begini Kata Imam Ghazali!

2 Juli 2024   20:59 Diperbarui: 2 Juli 2024   21:37 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hati-hati! Manusia bisa menjadi makhluk yang lebih buruk dari hewan karena satu hal ini.

Diketahui bahwa dalam penciptaan makhluk ada tiga jenis ciptaan yang memiliki komposisi berbeda, yaitu malaikat, hewan, dan manusia.

Perbedaan komposisi dari tiga makhluk itu telah dijelaskan dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam Ghazali sebagai berikut:

1. Dalam penciptaan malaikat, Allah memberikan akal tanpa syahwat.

2. Sebaliknya dalam penciptaan hewan, Allah memberikannya syahwat tanpa dilengkapi akal.

3. Sementara untuk makhluk yang diwujudkan sebagai manusia, Allah mengaruniakan kepadanya spesifikasi yang lengkap yaitu akal dan syahwat.

Diciptakan dengan komposisi yang lebih lengkap dari hewan dan malaikat memang spesial, namun juga membuat manusia memiliki dua potensi. 

Hal itu bisa membuatnya mulia sampai disebut lebih baik dari malaikat, atau sebaliknya membuat manusia menjadi hina lebih buruk dari hewan.

Dalam kitab Mukasyafatul Qulub, Imam Ghazali menerangkan bahwa barang siapa yang syahwatnya lebih menguasai akalnya, maka hewan lebih baik darinya.

Sebaliknya, barang siapa yang akalnya lebih menguasai syahwatnya, maka dia lebih baik daripada malaikat.

Spesial, tapi ngeri!

Tapi dari hal inilah kita sebagai manusia mengenal yang namanya ujian. 

Waktu demi waktu manusia diuji dengan berbagai jenis cobaan untuk melihat kemampuannya dalam pengendalian diri akan kehendak-kehendak syahwat.

Maka di penghujung artikel mari kita mengingat sabda Al Musthofa dalam Hadits Riwayat Ahmad:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling panjang umurnya dan paling baik amalnya."

Lantas, bisakah kita menjadi sebaik-baik manusia jika syahwat jauh lebih banyak menguasai diri daripada akal yang mengendalikannya?***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun