Mohon tunggu...
Moch Kharisson
Moch Kharisson Mohon Tunggu... Penulis - Contributing Writer | Fans King Emyu

Passion for knowledge

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Elastic Habits: Solusi Atasi Malas Belajar, Bikin Auto Rajin!

30 Maret 2024   15:09 Diperbarui: 30 Maret 2024   15:40 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak rajin belajar (Pixabay/NWimagesbySabrinaEickhoff)

Malas merupakan penyakit berbahaya yang kian menjamur dan harus dilawan oleh tiap individu utamanya bagi kalangan usia produktif.

Kebiasaan dikit-dikit rebahan, tidak ada motivasi untuk beraktivitas, termasuk malas belajar akan sangat berbahaya jika dilakukan secara terus-menerus.

Bahayanya adalah ketika tanpa disadari hal itu akan membuat otak mendukung kebiasaan tubuh kita yang malas hingga sulit untuk diubah.

"Bayangkan betapa seramnya jika kemalasan telah menjadi identitas diri kita. Ngeri cuy!"

- Gak bisa makan kalau tidak disiapkan

- Ketemu soal yang sulit langsung malas belajar

- Gak mau kerja padahal lagi bokek

- Terlalu banyak syarat supaya mau melakukan sesuatu.

"Hmm.. Orang yang sangat menyedihkan~"

Tentu kita tak ingin diri kita atau anak kita tumbuh menjadi seorang pemalas yang bikin susah kan?

Maka dari itu, Elastic Habits menjadi salah satu solusi membangun kebiasaan baik untuk meng-counter perilaku buruk seperti mager, malas beraktivitas, hingga malas belajar.

Sebelum menuju ke cara kerja Elastic Habits, mari kita sedikit berkenalan dengan pelopornya.

Elastic Habits pertama dikenalkan oleh seorang pakar pembentuk kebiasaan yang juga merupakan penulis buku best seller Mini Habits.

Ya, sosok itu adalah Stephen Guise.

Ia berhasil meracik resep agar sesorang dapat membangun kebiasaan dengan baik yang anti gagal.

Melalui Elastic Habits, dirinya memberikan alternatif bagi orang yang sulit membangun kebiasaan baik dengan cara yang cukup mudah dan elastis seperti namanya.

Pernahkah kamu mencoba membangun kebiasaan seperti ini?

- Belajar Matematika 2 jam/hari

- Olahraga 45 menit/hari

- Bikin konten 4 jam/hari

Jika pernah, apakah sudah terealisasi sesuai target?

Atau malah bolong-bolong gagal jadi kebiasaan dan terbengkalai tak ada artinya?

Ya, membangun kebiasaan dengan cara kaku seperti itu memang tak mudah bagi sebagian orang. Apalagi untuk jangka panjang.

Salah satu konsep yang ditawarkan dalam Elastic Habits untuk membangun kebiasaan baik yaitu dengan membuat sistem yang fleksibel dengan target yang realistis.

Caranya gimana?

1. Buat 2-3 kebiasaan yang umum (tidak spesifik)

Ingat! Jangan lebih dari 3 dan pastikan kebiasaan itu sesuai tujuan dan value kamu.

Contoh: - Belajar Bahasa Inggris

- Belajar Matematika

2. Buat detail dari 3 kebiasaan yang mau kamu bangun

- Belajar Bahasa Inggris: 1. Storytelling ; 2. Grammer: Past Perfect Tense

- Belajar Matematika: 1. Statistika ; 2. Latihan Soal

3. Buat standar yang fleksibel

Fleksibel dalam hal ini merupakan tingkat kesulitan dan usaha yang diperlukan untuk melakukan aktivitas.

- Contoh: Storytelling

Elit: 15 menit

Plus: 10 menit

Mini: 5 menit

- Contoh: Latihan soal

Elit: 15 soal

Plus: 10 soal

Mini: 5 soal

Intinya dalam setiap kebiasaan yang ingin kamu latih diperlukan standar yang elastis.

Sehingga ketika kamu dalam situasi sangat sibuk pun tetap bisa melakukan kebiasaan dengan standar minimal.

Yuk share pengalamanmu dalam membangun kebiasaan baru di kolom komentar.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun