Mohon tunggu...
Kharisma Putri Setiya
Kharisma Putri Setiya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

undergraduate marketing management vocational faculty in Airlangga University. find me on, instagram : @rismawardany / linkedln : linkedin.com/in/kharismawardhany

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Asap Manis Sigaret Kretek Tangan (SKT) Bawa Ekonomi Kudus Melangit

24 November 2023   18:25 Diperbarui: 30 November 2023   14:04 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kudus Kota Kretek", julukan yang masih sangat melekat dengan Kota Kudus. Tulisan tersebut dapat terlihat jelas di beberapa sudut kota berupa baliho, papan promosi rokok, mobil angkutan, hingga tugu atau monumen berbentuk tembakau yang terletak di gerbang jalur masuk Kota Kudus kawasan Taman Tanggul Angin, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus. Hal ini menegaskan bahwa Kudus identik dengan kretek, dan kretek tidak bisa lepas dari Kudus.

Namun sebenarnya apa yang dimaksud dengan kretek dan bagaimana asal-usulnya? Berdasarkan catatan di Museum Kretek Indonesia, asal mula lahirnya rokok kretek tidak lepas dari sosok Haji Jamhari. 

Saat itu, pada abad ke-19, Haji Jamhari menderita sesak di dada dan ia mencoba menggosokkan minyak cengkeh di bagian dada dan pundaknya kemudian terkejut karena efeknya cukup baik. 

Lalu ia mengunyah cengkeh dan sakit yang ia rasakan mulai hilang dan berangsur membaik. Kebetulan inilah yang pada akhirnya membuatnya memutuskan untuk memakai rempah-rempah sebagai obat. 

Ia merajang dan mencampurnya dengan tembakau, kemudian dibungkus dengan kulit jagung kering yang kemudian dibakar ujungnya untuk dihisap asapnya. Campuran tersebut menimbulkan bunyi kretek-kretek-kretek ketika dibakar dan dihisap, sehingga warga Kudus menyebutnya "Rokok Kretek". 

Penemuan yang tidak sengaja ini menjadi titik awal kejayaan perekonomian Kudus. Bukan hanya asap kretek yang manis, namun kemajuan perekonomian Kota Kudus pun ikut manis berkat perkembangan industri ini.

Industri Sigaret Kretek Tangan (SKT), dengan segala keunikannya, tidak hanya menciptakan kenikmatan bagi para penikmat tembakau, tetapi juga memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat di sekitarnya. 

"Kretek itu sumber penghasilan saya, ya bisa dibilang kami warga Kudus bisa hidup berkat adanya industri kretek ini", ujar Naning (37), salah seorang warga lokal yang merupakan pekerja di salah satu pabrik rokok terkenal di Kudus. 

Naning menuturkan jika sebagian besar penghasilan ekonomi warga Kudus didapat dari hasil bekerja di Pabrik Kretek sebagai pelinting Sigaret Kretek Tangan (SKT). Hal ini sukses membuat Sigaret Kretek Tangan (SKT) menjadi penggerak roda perekonomian sekaligus memberikan multiplier effect yang vital di wilayah ini. 

Naning menyebutkan jika selama 7 tahun terakhir penghasilan sehari-harinya didapatkan dari upah bekerja di pabrik rokok Nojorono Kudus. Ia bersama ratusan pekerja lainnya sehari-hari menjalankan pekerjaannya di pabrik. 

"Ada yang melinting kertas papir, ada yang menggiling tembakau, merapikan batang rokok, ada juga yang memasukkan rokok ke kemasan" imbuhnya.  

Menurutnya, hasil dari bekerja sebagai pelinting Sigaret Kretek Tangan (SKT) sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, bahkan bisa menambah pendapatan ekonomi keluarga untuk membantu suami mencari nafkah. 

Apakah kalian menyangka jika industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) menyumbang pendapatan sebesar 117 miliar untuk Pemkab Kudus? Menurut data terakhir dari DBHCHT (Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau), pendapatan yang diterima Pemkab Kudus pada tahun 2022 naik menjadi 117 miliar dibanding tahun 2021 yang hanya sebesar 115,53 miliar. 

Dengan besarnya nominal tersebut, tidak bisa dipungkiri bahwa industri tembakau memiliki pengaruh ekonomi yang positif dan manfaatnya sangat dirasakan terutama oleh masyarakat daerah. 

Salah seorang satpam di Pabrik Kretek Kudus, Agus, mengungkapkan jika ia sendiri merasakan dampak manfaat ekonomi dari industri kretek baik secara langsung maupun tidak langsung. Mari kita bahas poin-poin dampak positif keberadaan Sigaret Kretek Tangan terhadap roda perekonomian Kota Kudus. 

Sumber: Penulis
Sumber: Penulis
  • Pencipta Lapangan Pekerjaan

Mengintip rahasia di balik proses pembuatan Sigaret Kretek Tangan di salah satu perusahaan rokok terbesar di Indonesia yang terletak di Kudus Jawa Tengah, yang ternyata memiliki lebih dari 700 pekerja. 

"Itu baru terhitung satu pabrik, sedangkan di Kudus ada lebih dari 70 pabrik Kretek dari usaha rumahan sampai pabrik-pabrik besar, jadi bisa puluhan ribu pekerja" ucap Agus, satpam salah satu pabrik kretek Kudus. 

Tidak hanya memberikan pekerjaan bagi ribuan orang, tetapi industri ini juga menciptakan keterampilan baru dan peluang karir. Bayangkan berapa ribu sumber daya manusia yang mendapat kesempatan bekerja dan merasakan manfaat ekonomi berkat adanya industri Sigaret Kretek Tangan? Suatu hal yang memang patut terus dikembangkan agar menciptakan kebermanfaatan yang semakin meluas.

  • Pengembangan Beragam Usaha Lokal 

Industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) memainkan peran penting dalam memacu inovasi di kalangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) lokal. Masyarakat Kudus dapat menangkap dan memanfaatkan peluang banyaknya industri rokok kretek yang dapat menguntungkan bagi perekonomiannya. 

Bermacam model usaha dapat terbuka, seperti jasa penitipan sepeda motor, jasa isi angin atau tambal ban, pedagang angkringan, sampai jasa transportasi. Seperti halnya yang dikatakan Maryono, pemilik dan penjaga titipan sepeda bagi karyawan salah satu pabrik kretek di Kudus. Ia menuturkan jika usaha ini pendapat hasil yang cukup banyak dan pekerjaannya tidak terlalu berat dibanding pekerjaan yang ia jalani sebelumnya.

  • Promosi Pariwisata dan Budaya

Industri kretek hingga saat ini menjadi daya tarik wisata dan budaya. Kisah asal mula munculnya kretek dari Kudus menarik orang luar kota untuk mencari tahu lebih lanjut dan belajar tentang sejarah dan budayanya. Latar belakang inilah yang menjadi dasar ide berdirinya Museum Kretek di Kota Kudus pada tahun 1986. 

Di dalamnya, pengunjung bisa mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan perkembangan kretek sebagai warisan kearifan budaya bangsa Indonesia. Dengan adanya museum ini, maka daya tarik wisata di Kota Kudus semakin meningkat dan mendukung julukan Kudus sebagai Kota Kretek. Wisata budaya ini tentu saja memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat lokal asli Kudus salah satunya adalah pedagang setempat.

Poin di atas adalah beberapa manfaat keberadaan industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) pada roda perekonomian di Kota Kudus. Dalam melihat dampak positif industri kretek tangan terhadap ekonomi lokal, kita dapat mengakui bahwa perannya bukan hanya sebatas sebagai industri tembakau, tetapi juga sebagai pemain penting dalam memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat. 

Oleh karena itu, penting untuk terus mengelola industri ini dengan bijaksana, memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak secara berkelanjutan, karena bukan hanya asap kretek yang manis, tetapi pertumbuhan ekonomi juga akan ikut terasa manis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun