Industri kretek hingga saat ini menjadi daya tarik wisata dan budaya. Kisah asal mula munculnya kretek dari Kudus menarik orang luar kota untuk mencari tahu lebih lanjut dan belajar tentang sejarah dan budayanya. Latar belakang inilah yang menjadi dasar ide berdirinya Museum Kretek di Kota Kudus pada tahun 1986.Â
Di dalamnya, pengunjung bisa mempelajari lebih lanjut tentang sejarah dan perkembangan kretek sebagai warisan kearifan budaya bangsa Indonesia. Dengan adanya museum ini, maka daya tarik wisata di Kota Kudus semakin meningkat dan mendukung julukan Kudus sebagai Kota Kretek. Wisata budaya ini tentu saja memberikan manfaat ekonomi untuk masyarakat lokal asli Kudus salah satunya adalah pedagang setempat.
Poin di atas adalah beberapa manfaat keberadaan industri Sigaret Kretek Tangan (SKT) pada roda perekonomian di Kota Kudus. Dalam melihat dampak positif industri kretek tangan terhadap ekonomi lokal, kita dapat mengakui bahwa perannya bukan hanya sebatas sebagai industri tembakau, tetapi juga sebagai pemain penting dalam memajukan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat setempat.Â
Oleh karena itu, penting untuk terus mengelola industri ini dengan bijaksana, memastikan bahwa manfaatnya dapat dirasakan oleh semua pihak secara berkelanjutan, karena bukan hanya asap kretek yang manis, tetapi pertumbuhan ekonomi juga akan ikut terasa manis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H