A. DEFINISI DAUR KEHIDUPANÂ
Dalam kehidupan manusia, daur atau siklus kehidupan berkaitan dengan tumbuhÂ
kembang. Menurut Almatsier (2011) pertumbuhan berarti bertambahnya jumlah dan ukuranÂ
sel sedangkan perkembangan berarti peningkatan fungsi sel, jaringan, organ tubuh dalamÂ
bentuk yang kompleks. Pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara bersamaan menjadiÂ
satu kesatuan pada setiap tahapan dalam daur atau siklus kehidupan manusia. TumbuhÂ
kembang dimulai dengan pembentukan embrio dan diferensiasi sel-sel pada saatÂ
pembentukan janin pada saat ibu hamil, kemudian melahirkan bayi hingga menjadi manusiaÂ
dewasa. Sebagai ilustrasi dapat dilihat Gambar 1.1 sebagai berikut. Berdasarkan gambarÂ
tersebut tahapan daur atau siklus kehidupan terdiri dari masa kehamilan, masa menyusui,Â
masa bayi, masa balita, masa usia sekolah, masa remaja, masa usia dewasa dan masa usiaÂ
lanjut.Â
Pada usia tertentu terjadi puncak pertumbuhan di mana pembentukan sel lebih banyakÂ
daripada pemecahan sel. Setelah puncak pertumbuhan tersebut tercapai jumlah pemecahanÂ
sel lebih banyak dari pembentukan sel, pada saat ini proses penuaan atau aging dapat mulaiÂ
terjadi. Sebagai ilustrasi dapat dilihat Gambar 1.2 sebagai berikut. Pada daur atau siklusÂ
kehidupan manusia, masa pertumbuhan yang paling cepat adalah masa pertumbuhan bayiÂ
dan remaja. Sebagai contoh berat badan bayi sehat akan naik 300% pada usia 1 tahun. PadaÂ
usia remaja berat badan (BB) naik 50% dan tinggi badan (TB) naik 20%.Â
B. MASALAH GIZI BERDASARKAN DAUR KEHIDUPANÂ
Pendekatan siklus atau daur kehidupan penting dipelajari karena kondisi kesehatanÂ
pada satu tahap dapat dipengaruhi oleh tahap sebelumnya. Sebagai contoh keadaan remajaÂ
putri yang sehat, tidak anemia akan mempengaruhi kondisi pada wanita usia subur (WUS)Â
yang sehat dan tidak anemia juga. Lebih jauh kondisi wanita usia subur yang sehat akanÂ
mempengaruhi kondisi ibu hamil yang sehat dan melahirkan bayi yang sehat. Sebaliknya ibuÂ
hamil yang Kurang Energi Kronik (KEK) akan meningkatkan risiko melahirkan bayi denganÂ
berat badan lahir rendah (BBLR). Bayi dengan BBLR jika tidak diintervensi dengan baik dapatÂ
menjadi anak balita yang menderita Kurang Energi Protein (KEP). Balita perempuan denganÂ
KEP berpotensi tumbuh menjadi remaja putri dengan gangguan pertumbuhan atau KEK yangÂ
pada akhirnya berisiko menjadi ibu hamil yang KEK. Demikian seterusnya siklus ini dapatÂ
terjadi seperti pada Gambar 1.3. Berdasarkan pendekatan ini maka intervensi pada tahapanÂ
tertentu misalnya pada ibu hamil yang KEK atau remaja putri yang anemia dan kurang giziÂ
dapat membantu memecahkan masalah pada kelompok populasi pada tahapan berikutnya.Â
C. FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KESEHATAN DANÂ
GIZI DALAM DAUR KEHIDUPANÂ
Keadaan kesehatan setiap individu pada setiap tahap daur kehidupan dipengaruhiÂ
secara langsung oleh dua faktor utama yaitu konsumsi makanan dan adanya penyakit infeksi.Â
Sedangkan penyebab tidak langsung adalah ketersediaan pangan di tingkat keluarga, asuhanÂ
ibu dan anak serta pelayanan kesehatan. Untuk lebih jelasnya lihat Gambar 1.4. SebagaiÂ
contoh seorang anak balita yang mengalami gizi buruk, setelah diteliti ternyata konsumsiÂ
makanannya kurang dari kebutuhan yang dianjurkan. Selain kurangnya konsumsi makanan,Â
anak balita tersebut juga menderita TBC. Untuk mengatasinya selain memenuhi konsumsiÂ
makanan anak tersebut, perlu juga menyembuhkan penyakit TBC-nya sehingga makananÂ
yang dikonsumsi dapat meningkatkan BB anak tersebut.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H