Dalam hal ini pendidikan telah berusaha menekankan pada peran guru sebagai fasilitator, yang berusaha menciptakan pendidikan yang active learner meskipun di tengah keterbatasan dan kesulitan. Sehingga yang terjadi adalah pada masa pemberlakukan kebijakan pendidikan jarak jauh ini, peserta didik tidak bisa merasakan pengalaman langsung atau melakukan praktik dari pembelajaran, terkhusus untuk pembelajaran yang memerlukan praktik.
Menjaga Demokrasi Pendidikan dalam Pembelajaran Jarak Jauh
    Konsep active learner dan demokrasi pendidikan milik John Dewey adalah satu kesatuan yang saling terhubung. Di dalam roda pembelajaran jarak jauh ini, kita ketahui bahwa menciptakan pendidikan yang active learner memang bisa terjadi tidak sempurna. Namun agar senantiasa hakikat pendidikan tidak hilang, menjaga demokrasi pendidikan dalam pembelajaran jarak jauh harus terus dilakukan. Menurut Dewey demokrasi pendidikan menekankan pada partisipasi peserta didik dan kebebasan dalam pendidikan bagi peserta didik, salah satunya kebebasan berpikir.
    Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran, dengan memberikan atau memancing pertanyaan dan jawaban dari peserta didik. Demokrasi pendidikan adalah bagaimana membawa nilai-nilai demokrasi dan kesamaan dalam sekolah. Dalam hal ini meski hanya melalui video meeting, pembelajaran yang berlangsung untuk tetap melibatkan dialog dan pendapat dari peserta didiknya, menghargai terhadap yang berbeda, dan disiplin yang membawa hal baik.
Kesimpulan dan Saran
    Pandemi ini membawa perubahan di sector kehidupan salah satunya pendidikan, di mana dengan dilakukannya pembelajaran jarak jauh. Di sisi lain pembelajaran jarak jauh ini membawa tantangan sekaligus kendala terutama dalam proses pembelajaran prinsip active learner. Kendala dan tantangan yang terjadi ini perlu mendapatkan perhatian khusus bagi penyelenggara pendidikan, salah satunya bisa meningkatkan dan mengambil beberapa sisi dari demokrasi pendidikan. Salah satu hal yang menjadi prinsip demokrasi pendidikan seperti yang telah disampaikan pada pembahasan sebelumnya, yaitu memberikan kebebasan berpikir, peserta didik belajar untuk menyampaikan dan menerima pendapat, dan partisipasi peserta didik dalam pembelajaran.
    Dengan begitu pembelajaran jarak jauh ini bisa memanfaatkan peluang dengan memancing pendapat dari peserta didiknya, sehingga guru tidak hanya memberikan bacaan kemudian menghafal dan pemberian tugas, namun juga peserta didik belajar dalam menerima pendapat yang beragam sebagai bentuk kehidupan demokrasi sosial sesuai dengan kenyataan.
Referensi
Buku:Â
Hidayat, Rakhmat. Pedagogi Kritis: Sejarah Perkembangan dan Pemikiran. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2013.
Hidayat, Rakhmat. Pengantar Sosiologi Kurikulum. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. 2011.