KHARIDA LUTHFI
MAHASISWA ILKOM 2019
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Assalamu'alaikum teman-teman, hari ini saya akan membagikan sedikit pengalaman saya tentang menjadi content creator. Content creator adalah seseorang yang berprofesi membuat konten untuk kepentingan hiburan atau kepentingan promosi bisnis. Nah ini yang saya alami dalam membuat konten yang berawal dari hiburan hingga beralih ke bisnis.Â
Ya. meskipun saya akui bahwa menjadi seorang content creator merupakan pekerjaan yang menurut saya sendiri masih pemula dalam melakukannya, tetapi saya ingin belajar dan terus belajar dalam mengembangkan kemampuan saya untuk berkonten. Kemampuan saya dalam berkonten bermula saat saya masih duduk dibangku SMA.Â
Pada saat itu saya iseng-iseng saja mengedit foto-foto saya bersama teman-teman saya. Foto-foto itu diambil saat saya dan eman-teman menghabiskan waktu bersama liburan ke kebun binatang Gembira Loka.Â
Dari hasil foto tersebut, terkumpul sebanyak sekitar 50 foto. Kemudian saya berinisiatif menggabungkan foto-foto tersebut menggunakan aplikasi video editing di handphone saya dan tak lupa menambahkan backsound agar terlihat memorable.Â
Selain backsound, saya juga menambahkan beberapa quotes didalamnya. Dari situlah saya jadi ketagihan edit mengedit foto dan video. Tatepi saat itu belum diupload di media manapun, hanya sebagai koleksi pribadi. Hobi tersebut ternyata berlanjut sampai dibangku kuliah, saat saya memutuskan untuk berjualan pakaian muslim untuk dijual kepada teman-teman kampus. Waktu itu saya membuat konten promosi dengan foto-foto produk saya.Â
Setelah beberapa minggu saya promosi menggunakan konten yang berupa foto tadi, sepertinya benefit yang didapatkan kurang memenuhi ekspektasi saya.Â
Penghasilan yang saya dapat menurut saya masih kurang dibandingkan modal saya. Kemudian saya mencoba mencari referensi tentang bagaimana  caranya supaya konten yang saya buat lebih menarik dan banyak yang berminat membeli produk saya.
Berdasarkan referensi yang telah saya baca, bahwasannya untuk meningkatkan penjualan produk kita butuh konten yang menarik dan berkualitas.Â
Maka dari itu saya mulai mencoba konsisten mempromosikan produk yang saya buat sesering mungkin. Pada awalnya saya hanya mempromosikan produk saya kepada teman-teman saya melalui Whatsapp. Tapi dua bulan yang lalu, saya mulai beralih ke telegram dan instagram untuk untuk memperoleh lebih banyak calon pembeli. Bahkan saya bergabung dengan grup atau komunitas berjualan di telegram untuk memperluas relasi.Â
Untuk postingan instagram, saya mengambil foto banyak dari berbagai angle dengan kualitas pencahayaan yang bagus agar produk terlihat menarik dan akhirnya banyak yang mengelike postingan saya. Sesekali saya membuat konten berupa video tentang produk saya agar calon pembeli tidak bosan melihat postingan saya. Â
Ketika saya akan mempublikasikan postingan saya di instagram, saya selalu mencantumkan hashtag pada caption saya. Hashtag tersebut disesuaikan dengan hashtag yang sedang trending di instagram, mengapa saya memilih menggunakan hashtag yang sedang trending? Karena saya masih pemula dalam berkonten, agar banyak yang melirik produk saya maka saya harus melakukan itu.
Dua bulan setelahnya, saya mencoba lebih memperluas jaringan consumen lagi dengan menggunakan marketplace facebook dan juga tiktok sebagai media promosi saya. Untuk konten promosi saya yang berupa video, saya tidak lagi hanya memunculkan produk saya untuk bahan konten, tetapi saya juga turut ikut serta sebagai model bagi produk saya sendiri.Â
Dalam video promosi saya menggunakan langsung produk yang saya jual supaya calon pembeli percaya dengan kualitas produk yang saya jual, bagaimana gambarannya ketika saya pakai langsung produk tersebut. Usaha saya yang lain agar membuat calon pembeli melirik produk saya adalah dengan berpromosi melalui kolom koemntar di akun instagram influencer. Cara ini cukup bisa membuat pengguna instagram lain mencari tau akun instagram jualan saya.
Ketika saya membuat sebuh konten video tentang produk yang sedang saya jua di TikTok, seperti gamis dan jilbab, untuk menarik penonton agar video terkesan menarik, saya menyelipkan caption dengan kalimat dan font semenarik mungkin supaya terlihat cantik. Kemudian pada video yang saya buat, pencahayaan juga penting, agar produk kita terlihat sangat original dan alami tanpa colouring yang dibuat-buat. Kemudian dalam pembuatan konten video, tidak perlu dibuat terlalu panjang karena jika terlalu panjang orang-orang akan  bosan menontonnya.Â
Dalam pembuatan video, saya hanya memanfaatkan handphone dengan menggunakan apiikasi YouCut, sama sekali tidak menggunakan aplikasi edit video di laptop seperti adobe premier, dan sebagainya. Untuk kebutuhan shooting juga hanya bermodalkan kamera handphone, bukan kamera fotografer professional.Â
Ada alas an mengapa saya leboh memilih menggunakan handphone dalam pembuatan konten, yaitu karena lebih praktis dan tidak perlu mengeluarkan banyak effort, tetapi audiens bisa langsung menikmatinya.
Sekali lagi, sebagai content creator, kita pasti sangat membutuhkan media sosial untuk menjadi wadah bagi konten-konten kita. Sebut saja instagram, WA, Telegram, itu semua adalah sebagian dari media yang saya gunakan untuk membuat konten serta meng-share konten tentang produk saya.Â
Melalui media sosial, saya merasakan banyak keuntungan yang didapatkan lebih dari sekedar promosi produk saja, tetapi juga menambah relasi antar sesama penjual produk dan saling sharing mengenai ilmu berbisnis. Selain itu kita saling membantu dalam mempromosikan produk-produk kita. Kemudian saya akan memaparkan lebih jelas bagaimana usaha saya untuk membuat calon pembeli melirik produk saya.Â
Setiap saya memposting suatu foto atau video di instagram, atau broadcast di telegram dan Whatsapp, saya selalu mencantumkan informasi selengkap-lengkapnya mengenai produk kepada calon konsumen, termasuk bahan dan ukuran dari produk tersebut sehingga nantinya calon konsumen dapat mengetahui dengan jelas manfaatnya.Â
Selanjutnya, setelah produk sudah ada yang berhasil terjual, Â tak lupa saya meminta para customer saya memberikan testimoni atau ulasan tentang produk saya karena ulasan (review) dari pelanggan-pelanggan sebelumnya akan sangat mempengaruhi calon konsumen yang akan membeli produk yang saya tawarkan. Semakin bagus dan banyak review yang diberikan, tentu saja menjadi pengaruh positif untuk calon konsumen. Hal ini karena review-review tersebut nantinya menjadi acuan yang digunakan calon konsumen untuk membuat sebuah purcashing decision.
Bagi saya, menjadi content creator gampang gampang susah, karena otak kita diharuskan untuk berpikir kreatif dalam menciptakan konten menarik yang bisa dilirik oleh audiens. Walaupun menjadi content creator sulit, tapi bila sudah sukses dan dikenal banyak orang, ada berbagai keuntungan yang kita dapatkan.Â
Salah satu keuntungannya adalah mendapat penghasilan yang besar. Selain itu, kita akan mendapatkan keuntungan dari barang yang kita buat. Misalnya content creator traveling, bisa jalan-jalan ke berbagai kota atau negara. Content creator produk, bisa mencoba produk tersebut pertama kali. Bahkan bisa mendapatkannya secara gratis. Tentunya masih banyak keuntungan yang didapatkan. Walaupun ada duka yang harus dijalani.Â
Salah satu duka yang saya alami adalah mendapatkan ulasan negatif dari customer tentang produk saya. Menurut saya itu wajar saja terjadi. Yang paling penting adalah bagaimana dari peristiwa tersebut saya bisa belajar untuk menghadapinya dengan cara yang benar sehingga dapat mengubahnya dalam bentuk yang positif.Â
Saya berusaha menanggapi dengan cepat dan profesional. Bahkan saya mencoba memberikan solusi untuk setiap ulasan-ulasan negatif yang disampaikan konsumen. Dengan tanggapan yang cepat dan baik tentunya akan menunjukkan jika kita memang memiliki sikap profesional. Dan ini nantinya membuat konsumen percaya kepada kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H