Mohon tunggu...
Khansa Shafa Sayyidah
Khansa Shafa Sayyidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Halo, saya adalah mahasiswa baru program studi Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan di Universitas Airlangga.

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Aksi Demo Kenaikan PPN Terganjal CFD yang Ditiadakan: Apakah ini Pertanda Lemahnya Ruang Demokrasi?

1 Januari 2025   05:52 Diperbarui: 1 Januari 2025   05:55 1
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Demo Kenaikan PPN 12% oleh Aliansi Mahasiswa se-Jawa Timur (Sumber: Instagram Story @bemsi_jatim)

Surabaya - Pada 29 Desember 2024, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Jawa Timur merencanakan aksi di Taman Bungkul, Surabaya, bertepatan dengan kegiatan Car Free Day (CFD). Mereka bermaksud menyuarakan penolakan terhadap kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12%. 

Namun, secara mendadak, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surabaya mengumumkan peniadaan CFD di seluruh wilayah kota pada tanggal tersebut melalui akun Instagram resmi mereka, @dlh.surabaya.

Kenaikan PPN dari 11% menjadi 12% yang mulai berlaku pada 1 Januari 2025 telah memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama kelas menengah ke bawah. Mereka khawatir bahwa peningkatan pajak ini akan berdampak langsung pada kenaikan harga kebutuhan pokok, sehingga semakin memberatkan beban hidup sehari-hari.

Pengumuman mendadak yang dikeluarkan oleh akun Instagram yang memiliki 8.887 pengikut tersebut menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat dan mahasiswa bahwa peniadaan CFD bertujuan menghalangi aksi demonstrasi yang direncanakan. Beberapa pihak menilai langkah ini sebagai upaya membatasi ruang demokrasi dan kebebasan berekspresi. Namun, pihak DLH Surabaya menyatakan bahwa peniadaan CFD tersebut terkait dengan persiapan menjelang perayaan tahun baru.

Situasi ini memicu perdebatan mengenai keseimbangan antara kebijakan pemerintah daerah dan hak masyarakat untuk menyampaikan aspirasi di ruang publik. 

Dalam diskusi publik, salah satu komentar dari pengguna Instagram pada postingan @dlh.surabaya terkait peniadaan CFD pada 29 Desember 2024:

"Walach gimana tuh gamau mendengarkan aspirasi rakyat,, mana janji kampanyenya, yuk muhasabah diri" 

Pembatasan ruang untuk menyampaikan aspirasi publik, seperti peniadaan CFD tanpa alasan yang transparan, dapat dianggap sebagai indikasi melemahnya ruang demokrasi. Demokrasi yang sehat seharusnya memberikan ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat dan kritik terhadap kebijakan pemerintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun