Mohon tunggu...
Khansa Haifa Dzikra
Khansa Haifa Dzikra Mohon Tunggu... Mahasiswa - pelajar

hobi : mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mengenal Hukum Dasar Kimia

23 Mei 2023   19:00 Diperbarui: 23 Mei 2023   18:56 488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Hukum dasar kimia merupakan hukum yang digunakan untuk mendasari hitungan kimia dan hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam persamaan kimia. Hukum dasar kimia dapat diartikan sebagai hukum dasar yang digunakan dalam perhitungan kimia atau stoikiometri. 

ayo kita lebih mengenal hukum dasar kimia! Hukum dasar kimia ada lima, apa saja? Yuk kita bahas!

1.  Hukum Lavoisier (Hukum Kekekalan Massa)

Hukum Lavoisier adalah hukum yang menyatakan bahwa massa zat dalam keadaan tertutup baik setelah maupun sebelum bereaksi adalah tetap atau konstan. Bunyi dari hukum ini adalah "Dalam ruang tertutup, massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah tetap". Hukum Lavoisier dapat dibuktikan dengan contoh prosedur percobaan di bawah ini :

- Timbang logam Mg sebanyak 5 gram.

- Bakar logam tersebut dengan api sehingga bereaksi dengan oksigen.

- Di akhir reaksi, timbang produk sehingga diperoleh senyawa MgO sebanyak 15 gram.

- Dari percobaan tersebut, dapat diketahui massa oksigen yang bereaksi sebanyak 10 gram.

Hubungan antara hukum Lavoisier dengan prosedur percobaan dapat dipahami lebih jelas melalui perhitungan berikut : 

Pada pembakaran 5 gram logam Mg di udara (dengan oksigen) dihasilkan 15 gram senyawa MgO, menurut reaksi :

Mg (s) + O2 (g) MgO (s)

Berapakah massa oksigen yang terpakai dalam reaksi itu?

Jawab :

Massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah reaksi

Massa Mg + Massa O2 = Massa MgO

Massa O2 = Massa MgO -- Massa Mg = 15 gram -- 5 gram = 10 gram

Maka, massa oksigen yang terpakai atau bereaksi adalah sebesar 10 gram.

2. Hukum Proust (Perbandingan Tetap) 

Hukum Proust adalah hukum yang menyatakan bahwa perbandingan massa unsur-unsur dalam suatu senyawa kimia adalah tertentu dan tetap. Bunyi dari hukum ini adalah "Perbandingan massa unsur-unsur pembentuk suatu senyawa adalah tetap" Hukum Proust dapat dibuktikan dengan contoh prosedur percobaan di bawah ini :

- Timbang logam Mg sebanyak 5 gram.

- Bakar logam tersebut dengan api sehingga bereaksi dengan oksigen.

- Di akhir reaksi, timbang produk sehingga diperoleh senyawa MgO sebanyak 15 gram.

- Dari percobaan tersebut, dapat diketahui massa oksigen yang bereaksi sebanyak 10 gram.

- Perbandingan massa setiap unsur (Mg : O) pada percobaan tersebut adalah 5 gram : 10 gram atau 1 : 2 (Perbandingan tetap).

Hubungan antara hukum proust dengan prosedur percobaan dapat dipahami lebih jelas melalui perhitungan berikut : 

Pada reaksi belerang dengan oksigen diperoleh senyawa belerang oksida, berdasarkan persamaan reaksi : S (g) + O2 (g) SO2 (g)

Jika perbandingan massa belerang dan oksigen adalah 2 : 3 dengan massa oksigen sebesar 15 gram. Berapakah massa belerang yang bereaksi dan senyawa belerang oksida yang terbentuk?

Jawab :

a) Massa belerang = 23 x 15 gram=10 gram

b) Massa belerang oksida = 53 x 15 gram=25 gram

S (g) + O2 (g) SO2 (g)

Perbandingan massa   2          3          5

Massa                          10        15        25

Dapat terlihat bahwa perbandingan massa unsur-unsur pembentuk (belerang dan oksigen) pada senyawa belerang oksida adalah tetap.

3.  Hukum Dalton (Kelipatan Berganda)

Hukum Dalton adalah sebuah hukum yang dilandasi oleh hukum Proust (hukum perbandingan tetap) dan hukum Lavoisier (hukum kekekalan massa). Bunyi dari hukum ini adalah "Bila dua unsur dapat membentuk dua atau lebih senyawa dan massa salah satu unsur dibuat tetap, maka perbandingan massa unsur lainnya adalah bilangan bulat sederhana". Hukum Dalton dapat dibuktikan dengan contoh prosedur percobaan di bawah ini :

- Ukur 40 ml gas nitrogen lalu dialirkan ke dalam gelas kimia tertutup dan beri label 1.

- Ukur 50 ml gas nitrogen lalu dialirkan ke dalam gelas kimia tertutup dan beri label 2.

- Total volume gas dalam setiap gelas kimia adalah sebanyak 100 ml.

- Diumpamakan dalam gelas kimia terdiri atas gas nitrogen dan oksigen, maka volume gas oksigen dalam gelas kimia 1 dan 2 berturut-turut adalah sebanyak 60 ml dan 50 ml.

- Dari percobaan tersebut, dapat diketahui perbandingan massa atau volume gas nitrogen dibuat tetap (2 : 2) sehingga perbandingan volume gas oksigen merupakan bilangan bulat sederhana (3 : 2).

Hubungan antara hukum dalton dengan prosedur percobaan dapat dipahami lebih jelas melalui perhitungan berikut : 

Unsur nitrogen (N) dan unsur oksigen (O) dapat membentuk dua macam senyawa. Senyawa I mengandung 40% unsur N dan senyawa II mengandung 50% unsur N. Perbandingan masssa unsur O pada kedua senyawa adalah?

Jawab :

                            Unsur N                     Unsur O

Senyawa I       40 : 20 =  2                  60 : 20 =  3

Senyawa II      50 : 25 = 2                   50 : 25 =  2

*dalam hal ini perbandingan massa unsur N yang dibuat sama yaitu 2. Maka dari itu, dengan menggunakan pembagi yang sama perbandingan massa unsur O pada kedua senyawa adalah 3 : 2 (bilangan bulat sederhana).

4. Hukum Gay Lussac (Perbandingan Volume)

Hukum Gay Lussac adalah hukum yang menyatakan bahwa tekanan yang diberikan oleh gas sebanding dengan suhu gas ketika massanya tetap dan volumenya konstan. Bunyi dari hukum ini adalah "Pada suhu dan tekanan yang sama (tertentu), perbandingan volume gas-gas yang terdapat pada reaksi berbanding lurus dengan koefisien reaksi".

Hukum Gay Lussac dapat dibuktikan dengan contoh prosedur percobaan di bawah ini :

- Ukur volume senyawa butana (C4H10) sebanyak 2L pada tekanan 1 atm dan suhu 25C (suhu ruangan)

- Lakukan proses pembakaran senyawa tersebut (sehingga bereaksi dengan oksigen).

- Amati proses yang terjadi

- Di akhir reaksi dihasilkan gas CO2 dan H2O.

- Dari percobaan tersebut dan dengan menerapkan hukum Gay Lussac dapat diperoleh bahwa volume CO2 yang dihasilkan adalah sebanyak 8L.

Hubungan antara hukum gay lussac dengan prosedur percobaan dapat dipahami lebih jelas melalui perhitungan berikut : 

Berikut ini reaksi pembakaran gas butana pada tekanan dan volume tertentu :

C4H10 (g) + O2 (g) CO2 (g) + H2O (l)

Berapakah volume gas karbondioksida yang dihasilkan pada pembakaran 2 liter gas butana?

Jawab :

Langkah pertama setarakan reaksi dengan menambahkan koefisien reaksi, sehingga menjadi

C4H10 (g) + 13/2 O2 (g) 4 CO2 (g) + 5 H2O (l)

2L

Dengan menggunakan hukum gay lussac maka,

V1/V2=Koefisien1/Koefisien2

VC4H10/VCO2=Koefisien C4H10/KoefisienCO2

V CO2=VC4H10 x koefisien CO2/koefisien C4H10=  2 L x 41=8 L

5. Hipotesis Avogadro

Hukum avogadro adalah hukum yang menekankan bahwa semua gas memiliki jumlah volume yang sama, dengan tekanan dan suhu yang sama pula. Bunyi dari hukum ini adalah "Gas-gas yang memiliki volume yang sama dan diukur pada tekanan serta suhu tertentu maka akan memiliki jumlah partikel atau molekul yang sama pula". 

Hukum hipotesis Avogadro dapat dibuktikan dengan contoh prosedur percobaan di bawah ini :

- Ukur gas Cl2 sebanyak 5ml.

- Untuk 1 ml gas tersebut mengandung 1,204x10^23 molekul, sehingga 5 mL mengandung 6,02 x 10^23 molekul.

- Berdasarkan percobaan tersebut, jika diperoleh molekul gas hidrogen sebanyak 2,4x10^23 maka volume gas tersebut adalah sebanyak 2ml.

Hubungan antara hukum hipotesis avogadro dengan prosedur percobaan dapat dipahami lebih jelas melalui perhitungan berikut :

Pada suhu dan tekanan tertentu, 5 liter gas Cl2 mengandung 6 x 1022 molekul. Berapakah volume gas hidrogen yang mengandung 2,4 x 1020 molekul pada kondisi yang sama adalah ...

Jawab :

Dengan menggunakan hipotesis avogadro maka,

V1/V2=ne1/ne2

VCl2/VH2=jumlah molekul Cl2/jumlah molekul H2

V H2=VCl2 x jumlah molekul H2/jumlah molekul Cl2=  5L  x 2,4 x 1020 molekul/6 x 1020 molekul=2 L

KESIMPULAN 

Hukum dasar kimia merupakan hukum yang digunakan untuk mendasari hitungan kimia dan hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam persamaan kimia. Hukum dasar kimia dapat diartikan sebagai hukum dasar yang digunakan dalam perhitungan kimia atau stoikiometri.

Beberapa percobaan yang mendasari adanya hukum dasar kimia adalah :

  • Hukum Lavoisier
  • Hukum Proust
  • Hukum Dalton
  • Hukum Gay Lussac
  • Hipotesis Avogadro 

Dari percobaan tersebut menghasilkan beberapa konsep dasar perhitungan kimia yang menjadi dasar untuk perhitungan kimia lebih lanjut. 

DAFTAR PUSTAKA

Pengertian Hukum Dasar Kimia

https://sman15-sby.sch.id/hukum-dasar-kimia/#:~:text=Hukum%20dasar%20kimia%20adalah%20hukum,dan%20produk%20dalam%20persamaan%20kimia. 

 

Pengertian Hukum Lavoisier

https://www.gramedia.com/literasi/hukum-lavoisier/#Pengertian_Hukum_Laviosier_dan_Sejarahnya

 

Pengertian Hukum Proust

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hukum-proust/ 

 

Pengertian Hukum Dalton

https://www.sonora.id/read/423755824/hukum-dalton-bunyi-rumus-contoh-soal-dan-pembahasan-jawabannya?page=all 

 

Pengertian Hukum Gay Lussac

https://www.quipper.com/id/blog/mapel/kimia/hukum-gay-lussac/ 

 

Pengertian Hukum Hipotesis Avogadro

https://www.sampoernaacademy.sch.id/id/pengertian-hukum-avogadro-penemu-contoh-dan-penerapan/ 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun