Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Benturan antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia

17 September 2020   19:30 Diperbarui: 17 September 2020   19:37 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Samuel Phillips Huntington merupakan seorang ilmuan politik Amerika Serikat. Huntington merupakan guru besar sekaligus ketua jurusan ilmu politik di Universitas Harvard dan ketua Harvard Academy untuk kajian Internasional dan Regional di Weatherhead Center International Affairs".

Di dalam buku Huntington yang 600-an halaman yang berjudul "Benturan Antar Peradaban dan Masa Depan Politik Dunia" mengatakan bahwasanya masa depan politik dunia akan didominasi oleh konflik antar-bangsa dengan peradaban yang berbeda, lebih lanjut Huntington menegaskan, sumber konflik dunia di masa depan datang tidak lagi berupa ideologi atau ekonomi, akan tetapi budaya. 

Konflik tersebut pada gilirannya akan menjadi gejala terkuat yang menggantikan polarisasi ideologi dunia ke dalam komunisme dan kapitalisme , bersamaan dengan runtuhnya struktur politik mayoritas Negara-negara Eropa Tilmur.

Alasan Huntington menegaskan mengapa politik dunia di masa depan akan berbenturan antar peradaban ialah dengan alasan: 

1). Adanya perbedaan di antara peradaban tidak saja nyata, tetapi sangat mendasar, dalam arti hal yang mendasari perbedaan itu ialah masyarakat dengan pandangan hidup yang berbeda tentang relasi baik antara Tuhan dan Manusia, dan juga termasuk perbedaan budaya,tradisi dan etnis. 

2). Dunia semakin mengecil, dalam arti interaksi di antara masyarakat dan peradaban yang berbeda terus meningkat. Semakin interaksi itu berlangusng intensif, semakin menguat kesadaran akan peradaban sendiri dan semakin sensitif terhadap perbedaan yang ada antara peradabannya dengan peradaban lainnya. 

3). Proses modernisasi ekonomi dan perubahan sosial di seluruh dunia telah mengakibatkan tercrabutnya masyarakat dari akar-akar identitas lokal yang telah berlangsung sangat lama. 

4). Semakin berkembangnya kesadaran-peradaban (Civilization Consciousness) akibat peran ganda dunia Barat, dalam artian semakin kuat rasa cinta terhadap suatu keyakinan atas identitas peradaban yang telah lama berlangsung. 

5). Karakteristik dan perbedaan kulture antar peradaban non-Barat dan peradaban Barat semakin mengeras. Hal ini menyebabkan semakin sulitnya kompromi dan upaya-upaya perbaikan hubungan-hubungan di dalam peradab dalam kerangka kultural di bandingankan dengan mengkompromikan karakteristik dan perbedaan politik serta ekonomi. 

6). Regionalisme ekonomi semakin meningkat dalam artian kerjasama antar Negara-negara regionalism semakin meningkat.

Peradaban ialah suatu kehidupan yang di dalamnya Budaya, Sosial-politik, Ekonomi beserta elemen yang lainnya yang terus bertransformasi dan berkembang. Huntington menyebutkan ada delapan peradaban besar yaitu : Barat, Konfusius(Konfusianisme), Jepang, Islam, Hindu, Slavik, Amerika Latin dan Afrika.

Setelah Perang Dingin yang di menangkan oleh Amerika Serikat (Blok Barat), Peradaban Islam akan berkoalisi dengan Konfusius (China) untuk melawan Barat, Huntington menyebut ini ialah Perang Dingin Babak II. Peradaban Islam yang di hegemoni oleh Barat sehingga akan berkoalisi dengan Konfusius untuk melawan Barat sehingga terjadinya Benturan Peradaban.

Dengan paparan ilmiah yang lumayan berbobot, Huntington meyakinkan bahwa pada dasarnya benturan antar peradaban masa depan akan terjadi karena tiga hal pokok: Hegemoni-Arogansi Barat, Intoleransi Islam, dan Fanatisme Konfusionis. Dengan hal ini wajar jika Huntington di anggap sebagai "Provokator Peradaban", dan di hadiahi "Nobel Peperangan".

Bendera dan Identitas Budaya. 

Pada 3 Januari 1992 diadakan sebuah pertemuan antara sarjana-sarjana Russia dan Amerika yang mengambil tempat di salah satu auditorium gedung pemerintah di Moskow. Dua minggu sebelumnya, Uni Soviet bubar dan Negara feodalisme Rusia memperoleh kemerdekaan. 

Sebagai hasilnya, patung Lenin yang berdiri tegak di depan gedung tersebut dirobohkan dan di gantikan dengan berdirinya tiang-tiang bendera dari Negara-negara bekas Uni Soviet. 

Hanya masalahnya, menurut salah seorang sarjana Amerika, bendera --bendera tersebut seringkali berganti-ganti. Setelah hal ini disampaikan kepada sang tuan rumah (Orang-orang Rusia), pada saat break pertama, mereka segera memberikan penjelasan mengenai hal itu.

Tahun-tahun setelah Perang Dingin ialah mulai adanya perubahan identitas-identitas dan simbol-simbol secara dramatis. Naik turunnya bendera-bendera menjadi pertanda bahwa sedang terjadi masa-masa transisi. 

Namun, semakin sering naik turunnya bendera, semakin banyak pula bendera-bendera yang menjulang tinggi dan berkibar dengan pasti.orang-orang Rusia maupun yang lainnya saling berkumpul dan berderet di bawah bendera-bendera dan simbol-simbol identitas kultural mereka yang baru.

Karena orang mencari identitas dan menemukan kembali etnisitas, permusuhan-permusuhan pun menjadi bagian yang tak terpisahkan, dan permusuhan-permusuhuan yang paling berbahaya adalah benturan yang terjadi di antara peradaban-peradaban besar dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun