Mohon tunggu...
Aden
Aden Mohon Tunggu... Penulis - Khalqinus Taaddin, nama sapaan Aden. Tulisan lainnya bisa dibaca di blog pribadi aden589.wordpress.com

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Naskah Monolog: Anti Koruptor

9 Oktober 2019   14:38 Diperbarui: 9 Oktober 2019   14:49 898
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Anti Koruptor

Karya : Khalqinus Taaddin

            Seorang pemuda yang berumur 20 tahun dengan penampilan seperti Pejabat yang mempunyai ekor masuk lewat panggung kanan untuk mencari seekor tikus yang selama ini mengganggu tidurnya.

Dengan setting latar tempat kamar tidur yang berantakan dan di pojok kamar ada sebuah meja.

Tikus,dimana kah kau, aku tau kamu yang telah mengganggu tidurku,mengganggu disaat aku mengerjakan pekerjaanku di depan laptop, dan kau telah merusak padi-padiku di persawahan.

Sudah lama kau telah membuat aku resah dengan sikap dan pikiran busukmu itu. Sekrang,mulai hari ini jam ini,menit ini,detik ini aku kan mencarimu dan kemudian akan menghantam kepalamu dengan meja yang aku pegang ini.

Aku tidak akan memberi ampun kepada orang orang yang telah mengganggu kesejahteraan dan kenyamanan hidupku.

Aku baru saja 15 menit beristirhat dari riuh piuknya Dunia justru kau malah mengganggu istirahatku

Aku baru saja menanam padi kau sudah datang merusaknya

Aku baru saja memasak di dapur, belum 15 menit kau sudah menyantap masakanku

Baru saja aku memberimu hadiah kau malah menolaknya

Baru saja aku memberimu kepercayaan kau telah melanggarnya

Lebih bahagianya lagi Kau berjanjji aku percaya

Tapi kau malah menghianati dan mengingkarinya

Kau ini bagaimana ?, aku sangat keceewa denganmu

Pemuda itu merenung sejenak duduk di meja tersebut. Tiba-tiba pemuda itu berteriak.

Tikus o Tikus yang busuk, keluarlah. Tidak ada gunanya kau bersembunyi , Aku akan memberimu hadiah, hadiah yang di tunggu-tunggu oleh setiap orang, karena aku tahu bahwasanya yang namanya istilah HADIAH itu ialah suatu yang bisa membuat seseorang merasa bahagia bahkan terharu ketika melihatnya maupun mendengarnya.

Mungkin kau juga merasakannya. Ah..... goblok.

Kau dengan kelakuan dan pikiran busukmu itu aku berikan suatu hadiah yang menggembirakan?.

Tidak pantas kus?

Ajaran kau sesat merusak peradaban, merusak orang banyak

Kau tak pernah memikiran orang-orang lain,kau hanya memikirkan dirimu sendiri kus

Dimana letak makhluk sosialmu, kau itu dapat makan dari kepunyaanku dan orang lain, kau makan dengan lahap begitu saja. Tapi kau tak pernah memberi makan kepada yang lain

Yang lebih parah lagi dari pikiranmu itu ialah ketika Kau membuat aturan dan hukum hanya untukmu sendiri tanpa sepengetahuan orang banyak, kau dengan seEnaknya masuk ke kamarku, ke dapurku, bahkan sampai persawahan ku yang baru saja aku tanami Tomat dan padi.  

Pemuda itu menirukan suara tikus-tikus itu.

Selamat Malam, dalam rangka memajukan dan meningkatkan prekonomian kita, maka dari itu yang berada di sini, sini ini harus masuk ke sela-sela persawahan untuk kita ambil sebagai timbal balik terhadap kita, dan saya tugaskan kamu (Menunjuk Tikus Lainnya), untuk segera mempersiapkan itu semua, dan tugas kamu (Menunjuk Tikus Satunya), masuk ke dalam dapur,dan kamar tidur, nantik jika ada gesekan dengan kita, kita kerahkan barisan lagi. Sekian. (palu di ktok,tok tok tok)

Pemuda itu tiba-tiba berdiri tegak sambil mengangkat meja itu kemudian mengelilingi panggung mencari si tikus busuk.

Bangsat!!! Dengan semudah itu?, kau tidak bisa dengan semudah itu, sekarang keluarlah sebelum amarah ku semakin naik, keluarlah, Keluar!

Tikus keluarlah, aku akan memberimu hadiah karna kau telah mengganggu kesejahteraan dan keamanan hidupku dan orang banyak.

            Pemuda itu mendengar sedikit suara tikus itu mau kabur dari jendela, tapi sebelum itu ia bersembunyi di balik korden, kemudian ia langsung menghampirinya.

Hey mau kemana kau tikus yang malang, aku tau kau bersembunyi di balik korden ini kan, hahaha, mau lari kemana kau.

            Pemuda itu membuka korden tersebut tidak di temukannya apa-apa bahkan jendelanya justru tertutup rapat. Tikus itu menyelinap ke dalam tumpukan buku-buku.

Mau lari kemana kau ha, kau jangan menyelinap di buku-buku itu, aku sangat jijik melihat tikus menyentuh buku-buku ku.

Pemuda itu memukul satu kali tumpukan buku itu yang berada di rak buku sehingga buku-buku tersebut jatuh, Kamar semakin berantakan.

Astaga buku-buku kesayanganku. Ini semua gara-gara kau tikus. Keluar,keluar,keluar.

Pemuda itu melihat tikus itu kemudian perlahan-lahan pintu ia tutup sehingga tikus tersebut tidak bisa keluar dari kamar tersebut.

Nah...tikus yang malang, sekarang kau mau kemana?, semua yang terbuka di ruangan ini sudah aku tutup dengan rapat, jadi kau tidak bisa kemana-mana untuk kabur, sekarang serahkan saja dirimu tikus yang busuk.

Pemuda itu kejar-kejaran dengan tikus itu.

Mati kau,uh, mati kau, uh serahkan saja dirimu serahkan saja dirimu tikus. 

(Pemuda itu kualahan).

Hahaha kau membuatku merasa kualahan atas permainan mu ini kus, sekarang serahkan saja dirimu agar matimu tidak menjadi tragis karna aku akan  menghantam kepala mu.

Ayolah keluar...serahkan saja dirimu, eh itu kau, mau lari kemana kau, ha,mau lari kemana. Mati kau mati.

            Selesai...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun