Mohon tunggu...
KHALIDA ZIA RAHMAH
KHALIDA ZIA RAHMAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Departemen Studi Kejepangan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga

In a world of worriers, be the warrior

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Review Drama 1 Litre of Tears: Drama Sedih yang Diangkat dari Kisah Nyata

7 Juni 2022   21:55 Diperbarui: 7 Juni 2022   22:46 10942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber  Wikipedia (https://id.wikipedia.org/wiki/Aya_Kit%C5%8D#/media/Berkas:Aya_Kit%C5%8D.jpg)

Konflik dalam drama ini mulai terbentuk ketika tokoh utama yakni Aya Ikeuchi didiagnosis mengidap penyakit langka yang sulit untuk disembuhkan. Walaupun kenyataannya pahit, sebagai seorang ibu, Shioka sangat memperjuangkan nasib anaknya. Dalam kehidupan nyata, seorang ibu tidak akan pernah membiarkan masa depan anaknya tumbang.

Pada babak kedua, Shioka mendatangi beberapa dokter untuk menanyaka  perihal diagnosa anaknya itu. Akan tetapi, Shioka ibu Aya memahami bahwa hasil diagnosis anaknya tidak ada kesalahan. Namun sebagai seorang ibu, Shioka tetap berusaha menutupi kebenarannya dari Aya dan anggota keluarganya. Dalam adegan tersebut terlihat bahwa Shioka tidak ingin membuat Aya bersedih dan terus mendukung Aya yang aktif dalam kegiatan olahraga basket.

Penggambaran sosok ibu dalam drama ini mewakili pandangan masyarakat terhadap kasih sayang seorang ibu yang tiada habisnya. Terutama untuk sang anak, ibu akan rela melakukan banyak hal. Adegan Shioka yang mendatangi beberapa dokter untuk menemukan pengobatan bagi Aya memberikan gambaran bahwa Shioka adalah seorang ibu yang baik bagi anak-anaknya.

Shioka mulai memberitahu Mizuo suaminya mengenai penyakit langka yang diderita Aya. Sebagai seorang ayah, Mizuo tampak sangat khawatir dan terkejut mengetahui beberapa fakta yang akan terjadi pada anaknya nanti. Mizuo mengatakan akan berusaha berapapun biayanya asalkan anaknya dapat disembuhkan.

Sosok ayah yang digambarkan dalam drama tersebut memberikan pandangan kepada khalayak bahwa seorang ayah walau dengan keterbatasan ekonomi, ia akan terus mengusahakan yang terbaik bagi keluarganya. Mizuo digambarkan sebagai sosok yang humoris dan pekerja keras demi menghidupi dan membahagiakan keluarganya. Sebagai pembuat tahu dan memiliki toko tahu yang sederhana, Mizuo selalu mengusahakan kebutuhan anak-anak serta istrinya.

Dalam realita kehidupan, sosok ayah sebagai kepala keluarga tidak terlepas dari tanggung jawab yang sangat besar. Ayah sebagai tulang punggung keluarga akan mengusahakan banyak hal untuk memenuhi kebutuhan. Namun, seiring berjalannya waktu tidak sedikit wanita yang turut membantu suaminya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Tidak jarang pula dalam keluarga, karir sang istri lebih baik daripada karir suaminya. Hal ini juga terlihat dalam drama “1 Litre of Tears” dimana Shioka bekerja di pelayanan kesehatan sedangkan suaminya, Mizuo bekerja sebagai pembuat tahu dirumahnya.

Mengetahui penyakit Aya, Shioka dan Mizuo bersikap seperti biasanya untuk menutupi kebenarannya. Dibalik sikapnya tersebut, kedua orangtua Aya terus berusaha mencarikan pengibatan yang terbaik untuk Aya. Shioka mulai mengajak Aya untuk kontrol ke rumah sakit dengan alasan cek kesehatan secara rutin agar kegiatannya tidak terganggu.

Pesan yang disampaikan dalam adegan tersebut yakni orangtua adalah sosok yang memperjuangkan anak-anaknya. Tanpa sepengetahuan anak-anaknya, setiap orang tua pasti akan selalu membantu anak-anaknya dengan baik serta mengusahakan bagi anak-anaknya yang terbaik. Kasih sayang orang tua tidak ada tandingannya dibandingkan kasih sayang anak terhadap orang tuanya. Dalam drama tersebut, orang tua Aya berjuang untuk memenuhi pengobatan anaknya yang sakit.

Berdasarkan faktanya, kisah dalam drama ini diangkat dari buku harian yang Aya tulis setiap harinya. Buku harian itu mulai ditulis ketika pertama kali Aya didiagnosis mengdap penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Dokter menyarankan Aya untuk menulis semua yang terjadi pada buku harian untuk melihat kemajuan dan sesuatu yang mungkin akan terjadi seperti perkiraan Aya akan mulai kesulitan berjalan dan menulis.

Aya mulai mengetahui penyakitnya ketika ia bertemu keluarga seseorang yang mengidap penyakit Spinocerebellar Degeneration. Aya juga mulai menyadari beberapa hal yang ia rasakan akhir-akhir ini tampak sama dengan gejala yang terjadi ketika seseorang didiagnosis penyakit tersebut. Gejala yang tampak sama yakni mudah tersandung dan kesulitan mengontrol gerak. Adegan ini mulai menyentuh hati penonton karena tokoh Aya mulai tampak murung setelah menyadari kenyataan yang pahit.

Dalam kisah nyatanya, Aya Kitou didiagnosis mengidap penyakit tersebut pada usia 15 tahun. Pada usia tersebut adalah masa dimana anak-anak sangat aktif dalam kegiatannya dan memikirkan masa depan. Orang tua Aya merasa khawatir atas diagnosis tersebut karena Aya yang masih terlalu muda untuk menerima kenyataan yang pahit mengenai masa depannya nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun