Mohon tunggu...
Khalid Al Walid
Khalid Al Walid Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pendiri Muqawwamah.info Media | Journalist di Anti-Mainstream Media

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apa itu Kaum Yazidi?

18 November 2015   17:17 Diperbarui: 18 November 2015   17:35 2111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

mungkin juragan-juragan sekalian pernah mengenal atau membaca tentang Yazidi di Internet yang banyak berita tentang kaum Yazidi yang mengungsi dari irak karena takut kepada Islamic State of Irac (ISIS) akan tetapi tidak tahu apakah dan bagaimanakah Yazidi itu, berikut adalah sepenggal cerita tentang mereka, silahkan menyimak.

Yazidi adalah salah satu dari sekte Syiah yang ekstrim (Ghulat) dan memiliki pengikut di seluruh dunia sekitar 300.000 orang. Kelompok utama 150.000 Yazidi tinggal di gunung Jebel Sinjar dan distrik Shaikhan dari baratlaut Irak. Setidaknya 50.000 Yazidi tinggal di bekas Uni Soviet (Armenia dan negara-negara Kaukasus lainnya). Mereka juga dapat ditemukan di Tenggara Turki sekitar Diyarbakir dan Mardin (10.000) tetapi kebanyakan beremigrasi dari sana ke Jerman pada tahun 80-an. Mereka juga tinggal di Suriah dan sekitar Aleppo (5.000), dan di beberapa bagian Iran. Diperkirakan 50.000 telah beremigrasi ke Eropa Barat, terutama ke Jerman, untuk mencari suaka dan pekerjaan.

Yazidi menyebut diri mereka Dawasi. Mereka disebut “penyembah Iblis”. Mereka terkait erat dengan sekte yang sama seperti Ahl-i-Haqq.

Agama Yazidi adalah kombinasi sinkretis dari Zoroaster, Manichaean, Yahudi dan Kristen Nestorian dengan Syiah Islam dan elemen Sufi dan memiliki banyak varian. Mereka percaya bahwa mereka diciptakan secara terpisah dari semua umat manusia dan merupakan keturunan dari Adam saja – bukan dari Adam dan Hawa seperti umat manusia. Oleh karena itu mereka mengisolasi diri mereka dari masyarakat lain, dan tidak kimpoi dengan yg bukan dari kaum mereka. Mereka juga menyebut diri mereka “Anak Adam” dan melihat diri mereka sebagai umat pilihan.

Meski tersebar, masyarakat mereka terorganisir dengan baik. Emir mereka (Mirza Beg) yang tinggal di Ba’dari (65 km sebelah utara dari Mosul), adalah kepala sekuler yang mewakili Yazidi kepada pemerintah pusat. Dia melantik seorang Sheikh (Sheikh Nazir, Baba Sheikh) yang tinggal di Beled-Sinjar sebagai otoritas mutlak dan pemuka agama tertinggi pada kitab suci mereka.

Secara etnis Yazidi adalah etnis Kurmanji berbahasa Kurdi. Praktik keagamaan mereka berpusat pada makam tokoh pendiri mereka, Sheikh ‘Adi bin Musafir di Lalesh, sekitar 60 km utara-timur dari Mosul, seorang sufi dari abad ke-12.

KEYAKINAN

Yazidi percaya bahwa Tuhan Yang Maha Esa menciptakan dunia, tetapi hirarki pemeliharaan didelegasikan kepada tujuh malaikat di antaranya Malak Ta’us (the Peacock Angel) menempati peringkat pertama. Malak Ta’us berdosa dengan tidak menyembah kepada Adam, dan dihukum dengan dilempar dari surga. Setelah menangis selama 7000 tahun, membuat api neraka menjadi padam, ia bertobat dari dosa kesombongannya, diampuni dan kembali sebagai kepala malaikat.

Dalam keyakinan Yazidi, Malak Ta’us adalah setan juga penguasa dunia, dan mereka berusaha untuk menenangkannya karena mereka takut akan kekuasaannya. Mereka tidak benar-benar menyembahnya, tetapi berusaha untuk menghormati dan menenangkan dia, percaya bahwa kuasa atas dunia telah didelegasikan oleh Yang Mahatinggi kepadanya. Mereka tidak akan pernah mengucapkan nama “shaitan”(Arabic) atau menggunakan kata yang dimulai dengan “SH”.

Ia dipandang sebagai Tuhan yang selalu berubah-ubah dalam menentukan nasib manusia sesuai yang ia kehendaki dan di antaranya penggabungan prinsip-prinsip kebaikan dan kejahatan. dan meyakini bahwa ia muncul dalam bentuk yang berbeda di berbagai periode sejarah(Reinkarnasi), reinkarnasi terakhirnya adalah Sheikh ‘Adi ben Musafir (d. 1162).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun