Inti dari sebuah bahasa adalah kosakata. Kosakata merupakan komponen
penting dari perkembangan bahasa. Tanpa kosakata yang cukup kita tidak akan bisa
mengerti orang lain atau bahkan kita tidak akan mampu mengekspresikan pendapat,
ide, dan pemikiran kita. Kosakata adalah komponen dasar dalam sebuah bahasa dan aspek yang penting  Dalam pekembangan bahasa. David (1995:188) menyatakan "the enrichment of
vocabulary is an important factor on the second language acquisition". Ahli lain
yang menyatakan pentingnya kosakata dalam sebuah bahasa adalah Tarigan yang
berpendapat bahwa "pengusaan bahasa ditentukan oleh jumlah kosakata".
Kemudian, Byre (1980:156) juga menyatakan bahwa "vocabulary is the vital
aspect of language". Jika penguasaan kosakata tidak  baik maka pengggunaan bahasa pun tidak akan baik. Dapat disimpulkan dengan memiliki penguasaan kosakata yang baik, dapat
mempermudah proses belajar bahasa dan kosakata juga menjadi aspek yang penting
dalam dalam pemerolehan suatu bahasa asing. Salah satu tujuan pendidikan yang paling mendasar menurut John Caroll
(1971) adalah pengembangan bahasa.
Membangun kosakata merupakan kemampuan yang sangat penting untukÂ
seorang pembelajar bahasa Inggris mengingat bahasa bersifat dinamis, yangÂ
mana pasti akan bermunculan banyak istilah baru, ditambah seiring denganÂ
berkembangnya zaman maka kosakata pun semakin banyak dan berkembang. Memanglah benar menghafal kosakata adalah bagian yang terasa sulit. PadahalÂ
dalam mempelajari bahasa sangat dibutuhkan penguasaan kosakata yang kaya.Â
Walaupun terasa sulit, membangun kosakata harus tetap dilakukan.
 Dalam penguasaan kosakata terdapat dua klasifikasi, antara lain:
1) Reseptif
Pada tingkat ini, penguasaan bahasa hanya terbatas padaÂ
pemahaman mengenai makna kosakata. Dalam tingkat ini, kosakataÂ
diperoleh dalam bentuk lisan dan tulisan, serta penguasaan kosakata berasalÂ
dari menyimak (listening skill) dan juga membaca (reading skill).Â
Dengan ini dapat dipahami bahwa ditingkat ini hanya bersifat hafalan.
2) Produktif
Penguasaan dalam tingkat ini sudah lebih tinggi. Bukan lagi sekedarÂ
menghafal dan memahami arti daam sebuah kata, namun mampuÂ
mengapikasikan kata yang dipelajari tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan memperkaya kosakata kita dapat dengan lancar berkomunikasi.Â
Inilah mengapa kita perlu membangun kosakata. Bukan hanya membangunÂ
tetapi juga mengerti setiap kosakata yang baru dipelajari. Tetapi seringkali iniÂ
menjadi hal yang sulit untuk dilakukan. Meskipun begitu kita tidak perlu risauÂ
karena ada beberapa cara yang cukup efektif dalam membangun kosakata.Â
Berikut ini beberapa cara untuk membangun kosakata, diantaranya:
1) Mempelajari Parts of Word
Part of Word terdiri dari roots, prefixes, dan suffixes. Karena banyaknyaÂ
kosakata dalam bahasa inggris membuat mempelajari kosakata terlihatÂ
melelahkan, namun. hal ini akan menjadi lebih sistematis dengan adanya roots,Â
prefixes, dan suffixes yang sangat berguna untuk membangun kosakata.
a. Prefix
Prefix diambil dari bahasa Latin, prae dan figere, dalam bahasaÂ
Inggris, prae berarti before, dan figare yang berarti to fix. JikaÂ
digabungkan akan menjadi praefixum atau prefix yang artinya adalahÂ
"memperbaiki yang ada di awal".
Jadi, prefix merupakan imbuhan yang berada di awal sebuah kata.
b. Suffix
Sama seperti prefix, suffix pun berasal dari bahasa Latin, yaitu subÂ
dan figare atau dalam bahasa Inggris, sub berarti under, dan figere
berarti to fix. Sehingga jika digabungkan akan menjadi suffixum atauÂ
suffix yang memiliki arti "memperbaiki yang ada di akhir".
Jadi, suffix merupakan imbuhan yang berada di akhir dari sebuahÂ
kata.
Suffix memiliki tiga fungsi yang spesifik, yaitu:
1. Mengubah kelas kata
Contoh: collect + ion menjadi collection (dari kelas kata verbÂ
(collect) menjadi noun (collection)).
2. Menunjukkan waktu
Contoh: collect + ed menjadi collected (dari present tenseÂ
(collect) menjadi past tense (collected)).
3. Menunjukkan jumlah
Contoh: book + s menjadi books (dari singular menjadi pluralÂ
(books)). suffixes juga memiliki beberapa aturan yang perluÂ
diperhatikan.
1. Double consonant
Jiika ingin memberi suffix dalam sebuah kata dimana kataÂ
tersebut hanya memiliki satu suku kata, maka gandakanlah hurufÂ
terakhirnya. Aturan ini berlaku jika huruf terakhir adalahÂ
konsonan ataupun huruf l.
Contoh:
* Fat + er menjadi fatter
* Shop + ing menjadi shopping
* Swim + ing menjadi swimming
* Control + ed menjadi controlled
2. Final "e"
Ada dua pilihan jika huruf terakhir sebuah kata adalah hurufÂ
"e", yaitu:
Dihilangkan jika tidak berbunyi ketika diucapkan setelahÂ
diberi suffix.
Contoh:Â
* Drive + e menjadi driving
* Use + er menjadi user
* Hope + ing menjadi hoping
Dipertahankan jika berbunyi ketika diucapkan setelahÂ
diberi suffix.
Contoh:
* Notice + able menjadi noticeable
* Courage + ous menjadi courageous
* Love + ly menjadi lovely
Perlu diketahui bahwa apapun kata yang diberi suffix
-ly, huruf "e" selalu dimasukkan.
3. Final "y"
Sama seperti final "e", ada dua pilihan jika huruf terakhirÂ
dalam sebuah kata adalah "y", yaitu:
Mempertahankan huruf "y" jika sebelum huruf "y"Â
adalah huruf vokal.
Contoh:Â
* Buy + er menjadi buyer
* boy + s menjadi boys
Mengubah huruf "y" menjadi huruf "i" jika sebelumÂ
huruf "y" adalah huruf konsonan.
Contoh:
* Happy + ness menjadi happiness
* Baby + es menjadi babies
4. Final "ie"
Jika dua huruf terakhir dalam sebuah kata adalah "ie", makaÂ
"ie" diganti menjadi "y" ketika ditambahkan dengan suffix.
Contoh:
* Lie + ing menjadi lying
* Die + ing menjadi dying
* Untie + ing menjadi untying
c. Roots
Roots atau word roots adalah kata dasar yang mana kata dasar iniÂ
dapat ditambahkan imbuhan.
Contoh:
* Word roots dari kata hopeless adalah hope
* Word roots dari kata sadness adalah sad
* Word roots dari kata touchable adalah touch.
2) Word Mapping
Word Mapping atau peta kata dilakukan dengan tujuan agar kita dapat memperdalam pemahaman tentang kosa kata tersebut. Di dalam word mapping kita dapat memasukkan definisi, sinonim, antonim, dan hal-hal lain yang dapat menambah pemahaman kita terhadap kosakata yang baru dipelajari. BerikutÂ
contoh word mapping. Word mapping adalah metode untuk merepresentasikan kata ke dalam grafik. Swanson dan Howerton (2007) mengatakan bahwa dengan menggunakan wordÂ
mapping akan memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk memikirkanÂ
sebuah kata melalui cara yang bervariasi. Dengan menggunakan metode ini kitaÂ
dapat mengetahui sebuah kata dengan lebih luas. Kita dapat mengetahui maknanya,Â
sinonimnya, antonimnya, dan lain-lain. Berikut contoh dari word mapping.
3) MembacaÂ
Membaca adalah jalan utama dalam mempelajari kata-kata baru dan orang-
orang yang banyak membaca lebih tahu banyak kata (Sternberg 1987, West &Â
Stanovich 1991). Membaca sangat penting untuk mengembangan kemampuanÂ
berbahasa. Penelitian menunjukan bahwa belajar melalui membaca akanÂ
menambah kosakata secara signifikan dari waktu ke waktu. Bacalah buku sesuai dengan kemampuan bahasa kalian. JanganÂ
sampai kalian sudah ditingkat mahir tetapi malah membaca buku cerita anak-
anak. Dan sebaliknya jangan sampai yang ditingkat pemula membaca bukuÂ
untuk mereka yang sudah ditingkat mahir.
Selain dapat menambah kosakata dengan membaca juga kita akanÂ
mendapatkan pengetahuan yang lain.
4) Membuat Kamus Sendiri
Cara selanjutnya adalah dengan membuat kamus sendiri. Ketika kalianÂ
menonton film, membaca buku, atau mendengarkan lagu pasti kalian seringÂ
menemukan kosakata yang asing. Nah agar kita tahu kosakata baru apa sajaÂ
yang baru ditemukan, kita dapat menuliskannya di kamus sendiri. DenganÂ
buku catatan ini, kita dapat dengan cepat menilai pemahaman tentang istilah yangÂ
dipelajari sebelumnya karena semua kosakata berada di satu tempat yaitu di buku catatan.
5) Menonton Film dan Mendengarkan Musik
Di zaman yang sudah maju ini bahan untuk belajar sebuah bahasa sudah lebihÂ
mudah ditemukan. Banyak pembelajaran gratis bertebaran di internet. Salah satuÂ
pembelajaran gratis sebuah bahasa adalah melalui film dan musik. Ketika menontonÂ
film atau mendengarkan musik kita pasti akan selalu menemukan kata baru laluÂ
kita akan mencari makna dari kata tersebut. Dari situlah kosakata akan bertambah.
6) Meninjau Ulang
Nah setelah melakukan hal-hal diatas kita perlu untuk meninjau ulang setiapÂ
kata yang telah dipelajari. Meninjau ulang adalah hal paling penting dalamÂ
membangun kosakata. Dengan meninjau ulang, kemungkinan melupakanÂ
kosakata yang baru dipelajari itu akan jarang.Â
Ada berbagai cara untuk meninjau ulang kosakata. Salah satu caranyaÂ
adalah dengan berlatih menulis. Kalian dapat menulis apa saja entah ituÂ
membuat artikel, esai, atau bahkan diary. Dengan berlatih menulis kalian dapatÂ
menggunakan kosakata yang telah kalian temukan. Kalian juga dapatÂ
meninjaunya dengan ikut quiz kosakata online atau bermain permainanÂ
kosakata yang ada di handphone kalian.
 7) Gunakan Kosakata yang Telah Dipelajari
Tidak akan bisa membangun kosakata jika kosakatanya saja tidak pernahÂ
dipakai. Gunakanlah kosakata yang sudah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari.Â
Cara untuk menggunakan kosakata yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-
hari adalah lewat tulisan dan percakapan.
Melalui tulisan, bisa dimulai dari menulis diary. Sebisa mungkin gunakanlahÂ
kosakata yang telah dipelajari. Selain diary, bisa juga melalui penulisan artikel danÂ
lain sebagainya. Dengan menulis, bukan hanya kosakata yang berkembang tetapiÂ
kemampuan menulis pun juga ikut berkembang menjadi lebih baik lagi. Sedangkan
melalui percakapan, bisa dengan cara mencari terlebih dahulu pasangan untukÂ
mengobrol. Diusahakan carilah orang yang kemampuan bahasanya bagus. JikaÂ
memang di lingkungan sekitar tidak ada yang memiliki kemampuan bahasa yangÂ
baik, maka bisa mencari pasangan mengobrol online. Banyak sekali platform-
platform online yang bisa dimanfaatkan bahkan bisa untuk mengobrol denganÂ
native speaker langsung. Nilai tambahannya kita mendapatkan teman-teman dariÂ
berbagai negara sehingga relasi kita pun semakin luas.
Kosakata adalah bagian inti dalam sebuah bahasa. Membangun kosakataÂ
adalah sebuah keharusan bagi mereka yang sedang belajar bahasa. TujuanÂ
dari membangun kosakata adalah agar bahasa yang dipelajari dapat terusÂ
berkembang. Meskipun demikian, menghafal kosakata menjadi salah satuÂ
kendala atau hambatan dalam mengembangkan bahasa.
                                         Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H