Mohon tunggu...
Khairunnisa Khansa
Khairunnisa Khansa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Mahasiswi Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Fenomena Diferensiasi Sosial di Masyarakat

31 Desember 2024   13:06 Diperbarui: 31 Desember 2024   13:06 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengertian diferensiasi sosial, ciri-ciri diferensiasi sosial dan jenis diferensiasi sosial 

Indonesia merupakan negara yang penuh dengan keberagaman, mulai dari kebudayaan, agama bahkan mata pencaharian di Indonesia beragam. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan Masyarakat mengkotak-kotakan kelompoknya sesuai dengan kesamaan yang mereka miliki yang di sebut diferensiasi sosial.

Diferensiasi sosial adalah munculnya perbedaan antara hal-hal yang semula sama, jadi diferensiasi sosial adalah pemilihan-pemilihan warga masyarakat secara horizontal atau mendatar sehingga melahirkan kelompok-kelompok yang tersusun kesamping tanpa menunjukan adanya perbedaan antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain.

 Menurut Soerjono Soekanto Diferensiasi sosial adalah variasi pekerjaan dan kekuasaan kelompok dalam masyarakat, yang berkaitan dengan interaksi sosial. Sedangkan menurut Ritzer diferensiasi sosial merupakan proses penempatan orang dalam berbagai kategori yang berbeda dan mengacu pada kehidupan sosialnya.

Diferensiasi sosial terjadi karena adanya ciri-ciri tertentu seperti :

  • Ciri Fisik

Ciri fisik menggolongkan orang berdasarkan fisik, seperti bentuk warna rambut, warna kulit, bentuk mata, dan lain sebagainya.

  • Ciri Sosial

Ciri sosial membedakan seseorang berdasarkan perannya di masyarakat, baik yang berkaitan dengan profesi, pekerjaan, ataupun mata pencaharian. Contohnya, perilaku dokter dipandang berbeda dengan perilaku guru.

Ciri budaya membedakan seseorang berdasarkan unsur budaya dan adat istiadat. Contohnya meliputi perbedaan agama, norma, adat istiadat, bahasa, pakaian, dan lain-lain.

Adapun faktor yang menjadi penyebab terjadinya Diferensiasi sosial, seperti :

  • Perbedaan fisik: Perbedaan fisik seperti warna kulit, bentuk wajah, rambut, dan warna mata dapat memengaruhi persepsi masyarakat terhadap ras lain.
  • Perbedaan pekerjaan: Perbedaan pekerjaan dapat menyebabkan perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat.
  • Budaya dan tradisi: Berbagai kelompok ras memiliki budaya, bahasa, dan tradisi yang berbeda.
  • Migrasi: Perpindahan penduduk dari satu negara ke negara lain membuat masyarakat heterogen dengan beragam ras.
  • Stratifikasi ekonomi: Sistem ekonomi dan pekerjaan dapat berpengaruh pada diferensiasi sosial.
  • Kekuasaan: Kekuasaan dapat merujuk pada keturunan yang dimiliki maupun jabatan yang diemban.

Diferensiasi sosial memiliki beberapa jenis. Biasanya hal ini berkaitan dengan terjadinya kelompok sosial tertentu. Jenis diferensiasi sosial meliputi :

  • Diferensiasi tingkatan (rank differentiation) 

Diferensiasi tersebut muncul karena ketimpangan distribusi barang atau sesuatu yang dibutuhkan tetapi jumlahnya terbatas. Contohnya, minyak tanah yang tidak dapat dimiliki oleh semua orang. Hal tersebut menyebabkan perbedaan yang diakibatkan kemampuan individu untuk memilikinya. Selain minyak, tidak semua orang dapat memiliki logam mulia seperti emas. Orang-orang dengan ekonomi di atas yang lebih berpotensi untuk memperolehnya.

  • Diferensiasi fungsional (functional differentiation) 

Kelompok sosial itu muncul karena setiap orang melakukan pekerjaan yang berbeda. Perbedaan itu memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Diferensiasi adat (custom differentiation) 

Diferensiasi tersebut muncul karena aturan berperilaku yang berbeda menurut situasi tertentu. Setiap daerah di Indonesia memiliki tradisi yang berbeda-beda.

Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Kenali Diferensiasi Sosial
Kenali Diferensiasi Sosial
  • Diferensiasi Ras

Ras adalah sekelompok manusia yang memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang sama. Apabila kita menyebut suatu kelompok ras tertentu, maka ciri yang kita kemukakan adalah ciri fisiknya, bukan ciri budayanya.

Berikut ini penggambaran ras menurut A.L Kroeber:

a. Australoid

  • ras tersebut adalah penduduk asli Australia.

b. Mongoloid, terdapat tiga kelompok yakni:

  • Asiatic Mongoloid meliputi Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur.
  • Malayan Mongoloid meliputi Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina dan penduduk asli Taiwan.
  • American Mongoloid meliputi penduduk asli benua Amerika Utara dan Selatan dari orang-orang Eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan.

c. Caucasoid, terbagi menjadi:

  • Nordic meliputi Eropa Utara sekitar Laut Baltik.
  • Alpine meliputi Eropa Tengah dan Timur.
  • Mediterranean meliputi penduduk sekitar Laut Tengah, Amerika Utara, Armenia, Arab dan Iran.
  • Indic meliputi Pakistan, India, Bangladesh dan Sri Lanka.

d. Negroid, terdapat tiga kelompok: 

  • African Negroid meliputi Benua Afrika.
  • Negrito meliputi Afrika Tengah, Semenanjung Melayu dan Filipina.
  • Melanesian meliputi Irian dan Melanesia.

e. Ras-ras khusus yakni tidak dapat diklasifikasikan ke dalam empat ras di atas. Ras khusus meliputi: 

  • Bushman meliputi daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan.
  • Veddoid meliputi pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan.
  • Polynesian meliputi Kepulauan Mikronesia dan Polinesia.
  • Ainu meliputi Pulau Karafuto dan Hokkaido Jepang Utara.
  • Diferensiasi Suku Bangsa

Suku bangsa merupakan bentuk ketiga dari diferensiasi sosial. Suku bangsa terbentuk karena kesadaran individu yang ditandai dengan adanya kesatuan pada karakteristik, pola perilaku, adat istiadat, asal usul serta kebudayaan.

Seperti halnya ciri kebudayaan, bentuk suku bangsa pada diferensiasi sosial di Indonesia memiliki jumlah yang banyak dan masing-masing memiliki kekhasan maupun keunikannya tersendiri. Sehingga, suku bangsa tidak dapat dijadikan sebagai patokan bahwa seorang individu memiliki derajat yang tinggi karena berasal dari suatu suku bangsa tertentu.

Tiap-tiap suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki persamaan derajat, martabat maupun harkatnya serta semua suku bangsa dijamin oleh konstitusi hukum Indonesia sama rata.

  • Diferensiasi Klan

Klan yang dimaksud pada bentuk diferensiasi sosial di sini adalah suatu satuan sosial dengan anggota yang memiliki hubungan kekerabatan. Anggota klan tersebut tergabung karena didasari pada hubungan darah maupun garis keturunan atau genealogis.

Kelompok kekerabatan berdasarkan garis keturunan dari pihak ibu dikenal sebagai matrilineal, sedangkan kelompok kekerabatan berdasarkan garis keturunan bapak disebut sebagai patrilineal.

Contohnya, seperti klan yang dapat ditemui pada masyarakat Batak. Masyarakat Batak hingga kini masih menerapkan sistem marga, umumnya marga anak merupakan turunan dari bapaknya. Contohnya seperti marga Harahap, Simanjuntak maupun marga Nasution.

  • Diferensiasi Agama

Diferensiasi agama adalah pembagian masyarakat berdasarkan kepercayaan atau keyakinan agama yang dianut. Di Indonesia, terdapat agama utama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

  • Diferensiasi Jenis Kelamin

ada dasarnya laki-laki dan perempuan memiliki derajat dan posisi yang sama. Secara hakiki, perbedaan antara laki-laki maupun perempuan bersifat horizontal karena hanya menyangkut bentuk serta sifat dasar yang berbeda dari jenis kelaminnya.

Walaupun begitu, terkadang ada pandangan yang menilai bahwa laki-laki lebih kuat dibandingkan perempuan dan dapat melakukan pekerjaan berat. Sejatinya, perempuan memang memiliki fisik yang cenderung lebih lemah dibandingkan laki-laki.

Namun, pandangan tersebut tidak dapat dijadikan sebagai patokan untuk menilai bahwa laki-laki memiliki derajat yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Kondisi tersebut terjadi karena semata-mata merupakan karena kecenderungan alamiah yang ada pada masing-masing diri laki-laki maupun perempuan.

  • Diferensiasi Pekerjaan

Diferensiasi pekerjaan merupakan pengelompokan masyarakat sesuai dengan jenis pekerjaan atau profesi yang mereka jalankan. Perbedaan pekerjaan seringkali mempengaruhi perilaku seseorang. Misalnya, perilaku seorang polisi akan berbeda dari seorang guru saat menjalankan tugasnya masing-masing.

Diferensiasi sosial memiliki beberapa fungsi, di antaranya:

  • Mengakui dan menghargai keberagaman manusia.
  • Mempromosikan persamaan hak dan kesempatan bagi semua individu.
  • Memupuk sikap toleransi dan saling menghargai antar kelompok.

Namun, diferensiasi sosial juga dapat menimbulkan dampak negatif, seperti:

  • Diskriminasi terhadap kelompok minoritas.
  • Konflik sosial.
  • Etnosentrisme, yaitu merasa suku atau kelompoknya lebih unggul daripada yang lain.
  • Ketidaksetaraan ekonomi.

Diferensiasi sosial merupakan fenomena yang tak terpisahkan dari dinamika masyarakat. Meskipun perbedaan dalam peran, status, dan fungsi sering kali menjadi tantangan, hal ini juga memberikan peluang bagi masyarakat untuk saling melengkapi dan menciptakan harmoni. Dengan memahami dan menghargai perbedaan, kita dapat membangun hubungan yang lebih inklusif, adil, dan berkelanjutan di tengah keragaman yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun