[1] Kementerian  Kelautan  dan  Perikanan,  Peraturan  Menteri  Kelautan  dan  Perikanan  Republik  Indonesia tentang Pengelolaan Lobster (Panulirus spp.), Kepiting (Scylla spp.), dan Rajungan (Portunus spp.), PermenKP No. 7 Tahun 2024, LN No. 168 Tahun 2024, Konsiderans huruf a.
[2] Ibid., Ps. 6 ayat (1).
[3] Ibid.
[4] Ibid.
[5] Direktur Jenderal Perikanan Tangkap, Keputusan Direktur Jenderal Perikanan Tangkap tentang Kuota Penangkapan Benih Benih Lobster (Puerulus) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, Kepdirjen No. 51/KEP-DJPT/2020, Lampiran.
[6] Kementerian  Kelautan  dan  Perikanan, Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tentang Kuota dan Lokasi Penangkapan Benih Lobster (puerulus), KepmenKP No. 70 Tahun 2021, Lampiran.
[7] Kementerian  Kelautan  dan  Perikanan, Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia tentang Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan, dan Kuota Penangkapan Benih Bening Lobster (puerulus), KepmenKP No. 28 Tahun 2024,  Lampiran.
[8] Kementerian Kelautan dan Perikanan (a), Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Estimasi Potensi, Jumlah Tangkapan yang Diperbolehkan, dan Tingkat Pemanfaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, KepmenKp No. 50/KEPMEN-KP/2017, Lampiran.
[9] Kementerian Kelautan dan Perikanan, Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Estimasi Potensi Sumber Daya Ikan, Jumlah Tangkapan Ikan yang Diperbolehkan, dan Tingkat Pemnafaatan Sumber Daya Ikan di Wilayah Republik Indonesia, KepmenKp No. 19 Tahun 2022, Lampiran.
[10] Ibid., Kementerian Kelautan dan Perikanan (a), Lampiran.
[11] Food  and  Agriculture  Organization  of  the  United  Nations,  Code  of  Conduct  for  Responsible  Fisheries 1995, Article 6 Section (2).