Mengapa harus turun di jalan hanya untuk sesuap nasi?
Menyelusuri lorong jembatan meraba penuh iba
Kantong kresek menjadi satu-satunya harta benda berarti
Trotoar jalan menjadi rumah singgah, tanpa atap dinding melindungi
Kardus menjadi permadi tidur terhampar ditubuh mereka
Hujan turun membahasahi badan baju mereka tanpa terkecuali
Anginpun memberikan semilir dingin menusuk raga dan jiwa
Bersemayam lara, Sengsara nasip di jalani penuh duka
Kumal wajah meraka, mata tak berdaya tiada senyum menyala
Begitu muda untuk merasa perihnya dunia
kaki mungil bertapak mengais barang bekas penuh lara