Mohon tunggu...
Khairun Nisa
Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - IAIN Palangka Raya

Saya adalah seorang mahasiswa aktif di IAIN Palangka Raya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apa Perbedaan Konsumsi Konvensional dan Konsumsi dalam Islam

7 November 2022   18:47 Diperbarui: 22 November 2022   07:35 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abstrak

Pada zaman sekarang masyarakat lebih banyak menghabiskan dari pada menghasilkan atau bisa disebut lebih konsumtif, hal ini dikarenakan keinginan dan kebutuhan tidak dapat dibedakan dan yang lebih didahulukan, akibat lebih seringnya menghabiskan maka akan mengakibatkan "pemenuhan kebutuhan dan keinginan meningkat sedangkan SDM semakin terbatas". Disini islam dalam memenuhi kebutuhan telah disediakan segala sesuatu  yang sudah ada di muka bumi, tidak lain untuk menjaga kehidupannya, tidak ada satupun dimuka bumi ini diciptakan selain mempunyai manfaat untuk mereka, dengan itu tidak mungkin terjadi SDM yang terbatas tadi, karena islam lebih mementingkan sebuah kebutuhan daripada keinginan. Perbedaan antara perilaku konsumen didalam ekonomi konvensional dan ekonomi dalam islam yaitu: Terletak di landasan filosofi perilaku konsumen. Ekonomi konvensional memandang kehidupan dunia merupakan hak yang mutlak bagi manusia sedangkan ekonomi dalam islam mengajarkan kehidupan dunia ini didasarkan pada prinsip dan pertanggung jawaban kepada Maha Pencipta.

Kata Kunci: Ekonomi Konvensional dan Ekonomi dalam Islam

Pendahuluan

Konsumsi secara umum dapat dimaknai sebagai tindakan untuk mengurangi atau menghabiskan guna ekonomi suatu benda. Dalam berkonsumsi seseorang atau yang sudah berumah tangga biasanya cenderung untuk memaksimumkan daya guna atau kegunaannya.[1] Konsumsi adalah sesuatu untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia agar terpenuhi. Konsumsi mempunyai tujuan kemewahan dan kesenangan. Kecantikan atau kesenangan pada dasarnya diperbolehkan asal tidak melebihi batasan.  Kegiatan konsumtif (pemanfaatan harta) yang sekarang dilakukan masyarakat tidak didorong dengan adanya kebutuhan barang tersebut, akan tetapi didasari oleh keinginan sifatnya yang menjaga gengsi. Masyarakat sekarang lebih banyak mengonsumsi barang mewaah untuk dijadikan pajangan rumah, isi rumah dengan miniatur yang langka, sepatu, tas, motor dan mobil yang dimana harganya itu berkisar dari jutaan rupiah hingga puluhan juta rupiah. Dengan adanya pemisahan antara kehidupan duniawi dan ilmu agama dalam pemanfaatan harta pada ekonomi konvensional dan ekonomi islam pengelolaan tidak hanya keperluan konsumsi di dunia semata, akan tetapi lebih ke konsumsi kehidupan di akhirat. Hal ini yang melatarbelakangi penulis untuk melakukan penelitian yang berjudul "Perbedaan Konsumsi Konvensional dan Konsumsi dalam Islam".    

Metode Penelitian

Pada intinya disetiap penelitian ialah menggunakan tata cara dan bagaimana penelitian itu harus dilakukan. Jenis penelitian yang penulis gunakan dalam pembahasan ini adalah Library Research atau, menelaah pustaka yang meliputi analisis dokumen resmi dan hasil penelitian yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji, selain itu penulis harus banyak-banyak membaca serta, penulis harus menganalisis serta menyimpulkan pendapat atau pandangan para ahli agar memberikan informasi yang benar-benar akurat.

Kata Kunci: Ekonomi Konvensional dan Ekonomi dalam Islam

Apa itu Konsumsi Konvensional dan Konsumsi dalam Islam ?

Konsumsi dalam perspektif ekonomi konvensional dipahami sebagai tujuan terbesar didalam kehidupan. Pandangan ini percaya bahwa segala keinginan konsumen akan ditempatkan sebagai tujuan dan arah dari segala aktifitas perekonomian. Bahkan bisa jadi melalui teori ini hakikat kebahagiaan manusia tercermin didalam kemampuaan mengonsumsi segala sesuatu yang diinginkan, ini akan menimbulkan keserakahan, penipuan, korupsi dan lain sebagainya yang pada dasarnya akan bermuara pada terpenuhinya semua keinginan. Konsumsi dalam perspektif ekonomi syari'ah, konsumsi bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan idividu, sebagai konsumen untuk memenuhi perintah Allah, tetapi lebih jauh terlibat dalam kesadaran yang berkenaan dengan kebutuhan orang lain.[2]

Konsumsi didalam ekonomi konvensional, kebutuhan dan keinginan adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan. Yang mana setiap individu mempunyai kebutuhan yang diterjemahkan oleh keinginan mereka. Sementara itu konsuumsi didalam perspektif Islam kebutuhan akan ditentukan oleh maslahah. Kebutuhan dalam islam ini tidak bisa dipisahkan dari kajian tentang perilaku konsumen didalam maqashid al-Shari'ah. Yang mana tujuan syari'ah sendiri harus bisa menentukan tujuan perilaku konsumen.[3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun