Mohon tunggu...
Khairunisa putri
Khairunisa putri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Politik

tertarik dengan isu politik, gender, dan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengapa Malam Selalu Jadi Momen Overthinking? Begini Penjelasan Ilmiahnya dan Tipsnya!

3 Januari 2025   20:30 Diperbarui: 2 Januari 2025   15:35 14
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernah nggak sih, kamu merasa sudah capek banget seharian kerja, tugas numpuk, atau bahkan ngejar deadline, tapi begitu rebahan di malam hari, otak malah nggak bisa diem? Pikiran-pikiran yang bikin cemas mulai muncul satu per satu kayak antrean. Kalau iya, kamu nggak sendirian. Fenomena ini ternyata lumrah banget dan punya penjelasan ilmiah yang menarik.

Menurut penelitian, kecemasan memang cenderung memuncak di malam hari. Sebuah studi tahun 2022 bahkan menyebut fenomena ini sebagai "hipotesis pikiran setelah tengah malam." Penelitian lain di tahun 2024 menemukan puncak kecemasan terjadi pada waktu-waktu tertentu, yaitu sekitar pukul 8 pagi, 4 sore, dan 1 pagi. Tapi, kenapa ya malam sering jadi waktu paling berat buat pikiran kita?

Kenapa Malam Jadi Jamnya Cemas?

Rebecca Cox, seorang asisten profesor psikologi dan ilmu otak di Washington University, menjelaskan bahwa tubuh kita memiliki "jam biologis" yang mengatur banyak hal, mulai dari rasa lapar hingga rasa ngantuk. Ketika malam tiba, tubuh sebenarnya memberi sinyal untuk tidur. Namun, kalau kita masih terjaga, sinyal biologis itu melemah, dan otak mulai kesulitan mengatur emosi.

Selain itu, suasana malam yang cenderung sepi dan minim gangguan juga bikin pikiran cemas lebih mudah muncul. Jeffrey Strawn dari University of Cincinnati menambahkan bahwa siang hari, otak kita sibuk dengan berbagai aktivitas, mulai dari kerjaan, tugas, hingga sosial media. Tapi begitu malam tiba, semua gangguan itu hilang, dan otak akhirnya punya waktu "bebas" untuk memikirkan segala sesuatu, termasuk kekhawatiran. 

Efek Kesendirian di Malam Hari

Malam hari sering kali jadi waktu di mana kita merasa sendirian. Kalau siang, kita masih bisa ngobrol sama teman, pasangan, atau keluarga untuk mengurangi kecemasan. Tapi, malam hari? Kebanyakan orang sudah tidur. Situasi ini bikin kita kehilangan "pelarian" untuk mengatur emosi. Akibatnya, kecemasan yang tertahan sepanjang hari jadi tumpah ruah di malam hari.

Lebih dari itu, kesendirian di malam hari juga bisa memperbesar rasa isolasi yang dirasakan seseorang. Ketika kita merasa sendiri, otak cenderung mencari validasi, tetapi di waktu malam, sumber validasi itu sulit ditemukan. Hal ini dapat memunculkan perasaan negatif yang seolah-olah tak terbendung, seperti rasa tidak berharga, takut gagal, atau bahkan rasa bersalah terhadap hal-hal kecil yang sebenarnya tidak signifikan.

Di sisi lain, kesendirian juga membuat kita lebih rentan terhadap pemikiran-pemikiran berlebihan. Ketika tidak ada distraksi dari orang lain atau aktivitas, otak kita punya lebih banyak "waktu kosong" untuk berputar-putar di dalam kekhawatiran. Hal ini sering kali menciptakan spiral pikiran yang sulit dihentikan, membuat kita semakin sulit untuk tidur.

Untuk beberapa orang, kesendirian ini bahkan bisa memunculkan bayangan atau ketakutan yang tidak realistis. Misalnya, rasa takut akan masa depan atau pikiran tentang hal-hal buruk yang sebenarnya belum tentu terjadi. Semua ini menjadi lebih intens karena tidak ada orang di sekitar kita yang bisa memberikan perspektif atau sekadar membantu menenangkan pikiran.

Tips Tidur Lebih Nyenyak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun