"Anjir! Lu kenapa masih santai, Bro? Bentar lagi hidup kita-kita ini bakalan habis dimakan para manusia, lho?" ujar Sosis.
Duren pun mendesah pasrah. "Begitulah rantai makanan, Sis. Yang penting, kita bisa mengenyangkan perut mereka."
"Sis! Kayaknya ada yang mau ngambil lu, tuh! Bye~ semoga rumah baru lu menyenangkan!"
"Ren~ Nooo!"
Sosis telah digapai manusia itu.Dia memasukkannya ke dalam troli. Sosis berteriak ingin meloncat keluar dari troli. Seketika, suara dehaman menghentikan pemberontakkannya. Sosis melirik tepat ke arah botol biru cap bebek.
"Berisik, lu, Sis! Baru juga mau dibeli udah panik gitu. Penderitaan lu gak separah gue, tahu!" omelnya.
"Maaf, kau itu apa? Makanan atau minuman?" tanya Sosis bingung.
"Lu kuper, ya? Udah jelas dari gambar dan merk di tubuh gue itu menandakan gue ini cairan pembersih kloset," jawabnya yang bernama Harfuck.
"Terus? Bukannya kau enak ya, gak dimakan manusia?" Pernyataan Sosis menohok hati Harfuck.
"Enak apanya! Tiap minggu mulut gue udah disuruh nyiumin kloset kuning berkerak. Akhirnya, gue terbuang ke saluran pembuangan menuju spitank. Ayo dah, kita tuker nasib!" pinta Harfuck.
"Lu aja kali, gue ogah! Najis gue temenan sama lu!" umpat Sosis.