Mohon tunggu...
Khairunisa Harani Hrp
Khairunisa Harani Hrp Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Etika? Cuma Formalitas!

3 Januari 2025   18:54 Diperbarui: 3 Januari 2025   18:57 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagaimana kita ketahui, dalam dunia akademik, ada satu hal yang dianggap sangat penting, yaitu etika. Khususnya dalam konteks akademik Islam, etika ini seharusnya menjadi panduan utama bagi para akademisi dan pelajar. Namun, kita tidak bisa menyangkal fakta bahwa, di banyak kesempatan, etika ini hanya dipandang sebagai formalitas belaka. Seolah-olah ada semacam peraturan yang disepakati bahwa kita harus "nampak etis", tetapi pada kenyataannya, banyak yang melanggar prinsip-prinsip tersebut di belakang layar.

Etika akademik dalam Islam seharusnya mencakup nilai-nilai kejujuran, integritas, dan tanggung jawab. Dalam Al-Qur'an dan Hadis, terdapat banyak ayat dan petunjuk yang mengajarkan tentang pentingnya ilmu, kejujuran dalam menyampaikan kebenaran, serta tanggung jawab yang harus diemban oleh para pencari ilmu. Namun, apakah etika ini diinternalisasi oleh para akademisi? Atau hanya sekadar jargon yang diucapkan saat seminar dan kuliah?

Di kampus-kampus, kita sering menemukan berbagai seminar dan workshop tentang etika akademik. Di situlah kita akan disuguhi presentasi panjang lebar tentang pentingnya etika. Namun, setelah acara berakhir, banyak dari kita kembali ke kebiasaan lama. Bukankah ini lucu? Seakan-akan kita semua sepakat untuk berpura-pura menjadi etis. Satu sisi kita diajarkan untuk menjunjung tinggi etika, di sisi lain kita masih melihat plagiat, kecurangan, bahkan penipuan akademis di mana-mana.

Ini adalah fenomena yang sangat disayangkan. Banyak mahasiswa yang dengan bangganya menyalin tugas dari internet tanpa merasa ada yang salah. Ketika ditanya mengapa tidak membuat karya sendiri, jawabannya sederhana: "Nanti, kita kan juga tidak punya waktu!" Masya Allah, seolah-olah etika itu bisa dibeli dengan waktu. Padahal, bukankah waktu yang kita hemat justru akan dibayar dengan harga mahal dalam bentuk kehilangan integritas?

Akibat dari Pengabaian Etika

Apa akibatnya ketika etika akademik dalam Islam hanya dijadikan formalitas? Tentu saja, kita mulai menyaksikan penurunan kualitas pendidikan. Ketika orang-orang tidak lagi menghargai proses pembelajaran dan lebih fokus pada hasil, kita tidak akan pernah mencapai pemahaman yang mendalam tentang ilmu tersebut. Melainkan, kita hanya akan melahirkan generasi "sarjana yang tidak paham ilmu".

Misalnya, seorang mahasiswa berhasil mendapatkan gelar dengan cara curang. Pada akhirnya, ia bisa saja mendapatkan pekerjaan, tetapi ketika menghadapi tantangan di dunia nyata, ia akan kesulitan. Dan tahukah Anda apa yang terjadi selanjutnya? Ia akan menjadi bagian dari angkatan kerja yang "cuma formalitas". Dapat gelar, tetapi tidak memiliki kompetensi yang sesuai.

Potensi Islam yang Terabaikan

Islam sendiri mengajarkan tentang pentingnya mencari ilmu dengan cara yang benar. Ada hadits yang menyatakan bahwa "Ilmu adalah cahaya", tetapi jika kita mencari cahaya dengan cara yang salah, kita malah akan tersesat dalam kegelapan. Ketika etika akademik tidak dipatuhi, potensi besar yang dimiliki oleh generasi muda terabaikan. Dan siapa yang akan rugi? Tentu saja, umat Islam itu sendiri.

Banyak pemuda yang penuh semangat dan ide-ide cemerlang, tetapi ketika mereka dihadapkan pada praktik-praktik tidak etis, mereka akhirnya ikut-ikutan. Inilah yang terjadi ketika kita menganggap etika hanya sebagai template yang harus diisi, bukan sebagai jiwa yang seharusnya menggerakkan tindakan kita.

Lantas, apakah ada solusi untuk mengatasi masalah ini? Tentu ada! Namun, solusi ini tidak semudah yang kita bayangkan. Diperlukan upaya nyata dari seluruh pemangku kepentingan. Institusi pendidikan harus lebih menegakkan aturan dan memberikan sanksi tegas bagi pelanggarnya. Mahasiswa juga perlu diajarkan bahwa etika bukanlah hal yang bisa ditawar. Ini adalah bagian integral dari pencarian ilmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun