Mohon tunggu...
Khairun Nisa
Khairun Nisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Saya penulis pemula

Saya penulis pemula

Selanjutnya

Tutup

Horor

Kutukan Keluarga: Sang Ratu Ular

23 Oktober 2023   15:40 Diperbarui: 23 Oktober 2023   15:50 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amir menunjuk ke bangkai ular hitam besar yang terbaring di dekatnya. "Inilah yang terjadi. Ibu berkorban untuk kamu, dia adalah tumbal pengganti untuk menggantikan posisi kamu, ini adalah pengorbanan ibu. Dia harus menjadi bagian dari sang Ratu Ular."

Amir, dengan mata yang masih dipenuhi oleh kilau merah yang menyeramkan, mencengkram erat bahu Adam dan mulai berbicara kepada Adam. Suaranya terdengar tenang, tetapi penuh dengan penyesalan mendalam. "Adam, ayah minta maaf, ayah gak bisa menjadi ayah yang baik buat kamu."

Adam merasa perasaannya bercampur aduk. "Ayah, kenapa harus kayak gini sih?"

Amir menjawab dengan nada putus asa, "Maaf dam, maafin ayah, maafin ibu, ini adalah kutukan keluarga kami. Ayah telah melanggar tradisi, dan akibatnya, ayah gak akan lama lagi. Tapi kamu, kamu bisa pergi dari pulau Jawa ini. Kamu bisa hidup bebas dari kutukan ini."

Adam tidak mengerti sepenuhnya apa yang diucapkan oleh ayahnya. "Ayah, jangan kayak gini, kenapa harus seperti ini?"

Amir menjelaskan dengan suara penuh emosi, "Ibu melakukan pengorbanan yang besar untukmu, untuk menggantikan posisimu dalam kutukan ini semalam, Sekarang, kamu harus pergi, jangan pernah kembali ke sini. Jika kamu dengar kematian ku suatu hari nanti, jangan pernah kembali! Pokoknya jangan pernah kembali kesini lagi."

Adam melihat ayahnya dengan mata berkaca-kaca. Dia merasa bingung, takut, dan sedih sekaligus. "Ayah, aku gak bisa meninggalkanmu begitu saja seperti ini."

Amir menggelengkan kepalanya dan bergerak memasuki rumah dimana dia mulai membantu Adam menyusun barang-barangnya ke dalam tas dan koper. Setiap langkahnya terasa seperti sebuah keputusan yang tak terhindarkan. "Kamu harus pergi, Adam. Hidupmu di luar sana akan lebih baik. Jangan pernah kembali ke sini, dan ingatlah bahwa kami mencintaimu."

Pembicaraan di antara ayah dan anak ini penuh dengan emosi yang mendalam. Mereka saling memahami betapa sulitnya situasi ini. Adam merasa perpisahan yang tak terhindarkan dan takdir yang tak bisa diubah.

Setelah semua barangnya sudah siap, Adam merangkul ayahnya dengan erat. Amir menatap mata Adam dengan penuh kasih sayang. "Jadilah anak yang baik, Adam. Temukan kebahagiaanmu di luar sana."

Adam meninggalkan rumahnya, meninggalkan pulau Jawa, dan meninggalkan masa lalunya yang penuh dengan misteri dan kutukan. Dia tidak pernah melupakan ibunya dan ayahnya, tetapi dia tahu bahwa hidupnya harus melanjutkan. Adam berjalan menjauh, menuju kehidupan yang baru, dengan beban yang berat di pundaknya, tetapi juga dengan harapan yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Horor Selengkapnya
Lihat Horor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun