Mohon tunggu...
Khairul Leon
Khairul Leon Mohon Tunggu... Freelancer - Pengangguran banyak acara

Seorang silent reader yang baru belajar menulis di Kompasiana.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Liburan ke Kandang Babi di Desa Bongkasa Pertiwi, Bali

13 September 2019   23:44 Diperbarui: 13 September 2019   23:47 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Api biru yang dihasilkan dari biogas kotoran Babi

Saat ingin berlibur ke pulau Bali mungkin destinasi yang akan kita kunjungi adalah pantai yang indah, hotel yang megah atau pesawahan yang menyegarkan mata. Namun, pernahkah terlintas dipikiran anda untuk berkunjung ke kandang babi?

Minggu lalu saat mengikuti event Danone Blogger Academy, saya diajak ke salah satu daerah di Bali, tepatnya di Desa Bongkasa Pertiwi, Abiansemal, Badung. Desa ini cukup sejuk sebab termasuk dalam dataran tinggi dengan ketinggian 312 m dari permukaan laut.

Selain pertanian dan pariwisata, potensi lainya yang dikembangkan oleh desa Bongkasa Pertiwi yaitu peternakan. Itulah mengapa hampir setiap penduduk di desa ini memiliki hewan ternak, terutama babi. Rata-rata setiap kepala keluarga memelihara 2-4 ekor babi.

Ternak Babi
Ternak Babi
Babi yang dipelihara di Desa Bongkasa Pertiwi memiliki ukuran yang sangat besar. Ini jadi pengalaman pertama saya melihat babi ternak langsung di depan mata. Ternyata kotoran babi mempunyai bau yang khas dan menyengat. Jika belum terbiasa dengan baunya saya sarankan menggunakan masker.

Hewan ternak ini dipelihara secara konvensional di belakang rumah warga. Lambat laun hal ini kemudian membawa dampak buruk bagi lingkungan karna banyak kotoran ternak yang menumpuk sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap. Tak hanya itu saat turun hujan kotoran-kotoran ini akan hanyut ke selokan dan berakhir di Sungai Ayung. Hal ini dapat mencemari air sungai dan menimbulkan berbagai sumber penyakit serta merusak keelokan Desa Pertiwi.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, BUMDes Mandala sari kemudian bekerjasama dengan Aqua untuk menangani limbah kotoran hewan ternak dengan memanfaatkanya menjadi biogas. Beruntung saat saya berkunjung ke Desa Bongkasa Pertiwi saya dapat menyaksikan secara langsung bagaimana proses pembuatan biogas dari kotoran ternak babi.

Sebelum menjelaskan tata cara pembuatan biogas, kita harus tahu terlebih dahulu pengertian biogas itu sendiri, yaitu gas yang dapat dihasilkan dari fermentasi faeces seperti kotoran manusia atau kotoran hewan ternak, misalnya sapi, kerbau, babi, kambing, ayam dan lain-lain.

Peserta sedang melihat cara pembuatan biogas
Peserta sedang melihat cara pembuatan biogas

Alat pengaduk (mixer)
Alat pengaduk (mixer)
Adapun langkah-langkah pembuatan biogas yaitu dengan memasukkan kotoran hewan ternak ke dalam bak pengaduk atau warga di sini biasa menyebutnya mixer. Kemudian kotoran diaduk sampai melebur dan masuk ke dalam tangki digester yang ada di bawah tanah.

Di dalam digester tersebut, kotoran dicerna dan difermentasi oleh bakteri yang menghasilkan gas methan serta gas-gas lain. Gas yang timbul dari proses ini ditampung di dalam digester.

Penumpukan produksi gas akan menimbulkan tekanan sehingga dapat disalurkan ke rumah dengan pipa. Gas yang dihasilkan tersebut dapat dipakai untuk memasak dengan mengunakan kompor gas atau untuk penerangan dengan menggunakan lampu petromaks sesuai dengan bahan bakar gas tadi.

Gas yang dihasilkan ini sangat baik untuk pembakaran karena mampu menghasilkan panas yang cukup tinggi, apinya berwarna biru, tidak berbau dan tidak berasap. *Kuduskab.co.Id

Dapur
Dapur

Api biru yang dihasilkan dari biogas kotoran Babi
Api biru yang dihasilkan dari biogas kotoran Babi

Limbah kotoran biogas juga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kompos yang hasilnya dua kali lipat lebih bagus dari pupuk biasa. Untuk lebih mudah memahami cara kerja biogas dari kotoran babi dapat dilihat melalui gambar illustrasi berikut ini:

Illustrasi biogas
Illustrasi biogas

Adapun manfaat pembuatan biogas dari kotoran ternak yaitu:

  1. Gas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk menganti kayu bakar yang tidak menimbulkan jelaga dan asap sehingga peralatan dan uang dapur tetap bersih. Ditinjau dari segi kesehatan tidak akan terjadi rasa pedih di mata dan sesak nafas akibat asap.
  2. Limbah digester biogas, baik yang padat maupun yang cair dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Limbah padat sangat baik untuk pupuk karena pemrosesan pupuk lebih sempurna dari pada pupuk kandang yang ditumpuk di tempat terbuka. Pupuk yang dihasilkan dari digester ini juga dapat berfungsi memperbaiki struktur tanah sehingga menjadi gembur dan mempunyai daya pengikat air yang tinggi. Limbah cair dapat pula dimanfaatkan untuk menyiram tanam-an karena mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman.
  3. Kesehatan dan kebersihan lingkungan terjamin karena semua kotoran ternak langsung dimasukkan ke digester sehingga parasit-parasit seperti cacing pita, cacing hati dan lain-lain akan hancur di dalam digester. Di simping itu, ruang digester ini akan mengurangi bau yang menyengat dari kotoran ternak. (Kudusgab.co.id)

Limbah ternak yang awalnya jadi penggangu kini dapat menjadi peluang potensi pariwisata yang mengedukasi. Yuk liburan ke kandang babi di Desa Bongkasa Pertiwi!. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun