Mohon tunggu...
khairul ikhwan d
khairul ikhwan d Mohon Tunggu... Penulis - pernah main hujan

sedikit demi sedikit, lama-lama habis

Selanjutnya

Tutup

Financial

Cashback sebagai Strategi Investasi

9 Februari 2022   20:38 Diperbarui: 9 Februari 2022   20:41 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tawaran cashback di marketplace. / khairulid

Mereka yang belum mulai investasi dengan alasan tak punya dana berlebih, harus berhenti berkilah. Banyak jalan untuk memulai. Bahkan dengan cara yang paling sederhana, seperti memanfaatkan cashback dari transaksi online.

Sejumlah marketplace umumnya menyediakan cashback untuk beberapa jenis transaksi. Mengembalikan sebagian kecil uang dari suatu proses transaksi kepada konsumen. Misalnya untuk pembayaran tagihan bulanan seperti listrik, air, pulsa, paket data, hingga belanja.

Besar-kecilnya cashback itu tergantung transaksinya. Jika dikumpulkan dari pembayaran tagihan bulanan itu saja, bisa memberikan cashback hingga Rp 20 ribu, bahkan lebih. Kalau mau jumlahnya lebih besar, tinggal memperbanyak transaksi. Mungkin dengan membayarkan tagihan bulanan tetangga, saudara, kerabat, ipar. Atau membantu orang belanja. Membelikan barang-barang yang diperlukan melalui marketplace.

Kalau memang tidak bisa, mungkin rikuh, ya bisa fokus dengan perolehan cashback bulanan itu dulu. Sedikit memang. Tapi itulah yang ada.

Sekarang uang yang masih sedikit itu mau diapakan? Yang paling memungkinkan ya dibelikan reksadana, sebab itulah instrumen investasi yang bisa dimulai dengan modal minimal. Masih ada produk reksadana yang bisa dibeli mulai Rp 10 ribu. Misalnya reksadana Eastspring Investments Yield Discovery Kelas A yang bisa dibeli melalui Invesnow.

Reksadana ini bisa memberikan imbal hasil yang tinggi seiring dengan durasi investasinya. Dalam tiga tahun bisa memberikan keuntungan hingga 17 persen, bahkan sampai 30 persen selama lima tahun.

Tantangan investasi itu adalah waktu. Makanya perlu dimulai sesegera mungkin.

Kreatif Menambah Pemasukan

Mengandalkan investasi hanya dari cashback itu saja, ya tentu hasilnya tidak akan terlalu besar. Perlu kreatif menambah pemasukan agar bisa terus menambah unit reksadana. Salah satu caranya bisa dengan berdagang secara online. Lihat lagi marketplace itu. Orang-orang pada jualan apa? Lihat di rumah apa ada barang bekas yang layak dijual? Apa saja. Buku bekas kuliahan, mainan anak yang sudah tak terpakai, pakaian bekas juga bisa.

Ih, malu!

Ya, inikan kalau situasinya memang dana untuk investasi itu sangat kering, tak mungkin dialokasikan secara khusus. Kalau memang tidak mau jualan, opsi lainnya adalah berhemat. Untuk menemukan peluang penghematan ini, maka daftar pengeluaran harus ditelisik. Mana yang masih mungkin dipangkas.

Iya, hidup sudah sangat hemat, tapi mana tahu listrik masih bisa dikurangi pemakaiannya. Apa iya semua lampu luar harus menyala sekaligus mulai Maghrib? Kan bisa juga mulai jam sepuluh malam, menjelang tidur. Cas laptop dan handphone di kantor saja. Pagi saat masuk kantor, dan sore sebelum pulang. Langkah kecil yang bisa membuat tagihan listrik turun.

Atau jajan anak-anak masih bisa dikurangi nggak? Kan zaman pandemi, gak perlu jajan. Bahaya juga jajan di luar, bisa terpapar virus. Buat jajanan sendiri saja di rumah. Mungkin di awal anak-anak itu akan gelagapan dengan kualitas jajanan rumahan itu. Tetapi lama-lama tentu mereka akan terima. Penerimaan mereka adalah peluang untuk menambah besaran investasi. Lagi pula pada akhirnya hasil investasi itu pun untuk mereka juga, dan pada satu titik hal tersebut menjadi cara untuk mengajari mereka tentang pengelolaan uang. Ini penting.
 
Ada survei yang menyebutkan bahwa sebagian orang tua di Indonesia menginginkan anak-anaknya mendapat pengajaran tentang pengelolaan uang di sekolah. Pelajaran itu dianggap perlu karena berkaitan dengan kemampuan anak untuk mengelola uang ketika mereka dewasa kelak.

Mengajarkan anak untuk menabung tentu baik, namun mengajarkan mereka untuk berinvestasi dengan dana seminimal apa pun, akan membawa mereka ke level yang berbeda. Membuat mereka mempunyai pijakan yang lebih baik di masa depan.

Orang tua yang yang berkecukupan, pasti sudah punya strategi sendiri untuk menata keuangan anak-anaknya di masa depan. Mungkin membelikan properti, deposito, bahkan saham yang nanti akan dialihnamakan ke si anak. Sayangnya keluarga kelas bawah dan menengah sering tak punya banyak pilihan. Hidup sudah sulit. Tagihan menumpuk.

Maka itu, memanfaatkan cashback, poin, maupun diskon dari belanja rutin bisa jadi strategi awal investasi untuk menata masa depan yang lebih cerah. Memulai investasi dari yang kecil, namun terus bertumbuh. Uang yang diinvestasikan akan bekerja dan memberikan hasil sesuai durasi waktunya. Tidak perlu menukar waktu untuk mendapatkan uang, tetapi uang itu yang terus bekerja.

Modal awal investasi itu bisa saja minim, tapi rutinitas menambah jumlah investasi dari cashback bulanan itu akan membuatnya jadi optimal. Ada efek compounding, modal dan keuntungan yang terus bergulung, terus bertumbuh.

Strategi investasi sederhana ini jika dijalankan dengan konsisten dari waktu ke waktu, sudah tentu akan bermanfaat. Pola ini pun bisa diajarkan kepada anak-anak. Seiring dengan masa tumbuh-kembangnya, mereka diajari cara mengelola uang, inilah money parenting. Sesuatu yang belum diperoleh di sekolah.

Kalau strategi investasinya sudah cocok, maka anak-anak itu tak akan ragu menjawab saat ditanya: siap untuk menumbuhkan uangmu di masa depan? Tentu saja!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun