Selanjutnya, perlu batasan yang jelas ketika memberikan ancaman, misalnya ketika mengancam tidak memberikan uang jajan, pastikan dengan jelas berapa hari atau berapa lama uang jajan tidak diberikan, satu hari, dua hari atau lima hari, misalnya, "kalau minggu ini masih bolos juga, uang jajanmu papa stop dua hari ya".Â
Karena ketika kita mengancam 'tidak akan memberikan uang jajan, pikiran akan memaknai sebagai "tidak memberikan uang jajan sama sekali atau selamanya". Padahal baru dua hari saja anda tidak akan tega, betul? Batasan yang jelas ini penting supaya anda tidak merasa bersalah ketika mengeksekusi ancaman anda sendiri, dan anda tidak dianggap sebagai orang tua yang tidak menepati janji dan sebagainya.
Yang lebih baik tentu tidak memberikan ancaman. Memangnya bisa? Tentu saja bisa.
Bagaimana Agar tidak mengancam?
Cara terbaik untuk mengurangi atau bahkan meniadakan  ancaman adalah dengan membuat aturan terlebih dahulu, dan disepakati bersama. Karena prinsipnya kita tidak bisa menghukum jika tidak ada aturan sebelumnya. Bukankah dalam setiap permainan atau pertandingan seperti sepak bola misalnya, selalu ada aturan mainnya?Â
Selayaknya demikianlah dalam ranah keluarga, perlu aturan yang dibuat dan disepakati bersama; misalnya tentang bermain, berapa jam dalam satu minggu boleh bermain games, apa reward jika mentaati dan hukuman jika melanggar. Ketika sudah ada aturan, orang tua tentu dapat mengingatkan, dan ketika aturan tersebut dilanggar hukuman dapat dijalankan  tanpa perlu merasa bersalah.
Jadi, masih mau memberi ancaman kosong?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H