Jokowi sangat-sangat wajar heran. Bagaimana mungkin, dalam ketakutan akan sergapan Covid yang telah menjadi pandemi sejak setahun lalu, yang telah merenggut nyawa puluhan ribu orang di Indonesia dan jutaan di dunia hingga hari ini, orang-orang justru takut manakala ditawari untuk divaksin? Kenapa yang ada bukan berebutan antusias untuk menjadi orang pertama yang disuntik dan akhirnya kebal dari ancaman Covid?
Lagi-lagi, para pedagang tidak menjawab. Hanya tampak beberapa orang tersenyum dari balik masker yang mereka kenakan.
Jokowi kembali bertanya kepada mereka. Kali ini dia menegaskan, apakah ada di antara pedagang itu yang tidak mau divaksin Covid-19. "Yang tidak mau divaksin siapa? Ada? Ada ndak di sini yang tidak mau divaksin?" kata Presiden.
Pertanyaan terakhir dari Jokowi ini pun tidak mendapat jawaban dari pedagang yang hadir.
Pada saat itulah Jokowi kemudian memberi penegasan bahwa dia bersedia menjadi yang pertama disuntik vaksin Covid-19. Dia pun menyebutkan alasannya.
"Saya sudah menyampaikan, saya nanti yang akan divaksin pertama kali. Di Indonesia ini saya yang pertama kali untuk menunjukkan bahwa divaksin itu tak apa-apa," kata Jokowi.
Menurut dia, jika semuanya sudah divaksin, maka kondisi kehidupan bisa kembali normal.
Tentu saja apa yang dilakukan Presiden Jokowi adalah perbuatan mulia. Ia mau memberikan di satu sisi keteladan sebagai seorang pemimpin. Di sisi lain, Presiden pun dengan niatnya itu hendak memberikan bukti nyata bahwa divaksin Covid-19 itu tidak apa-apa.
"Di Indonesia ini saya yang pertama kali, untuk menunjukkan bahwa divaksin tidak apa-apa. Sehingga nanti kalau semua nanti sudah divaksin, ya artinya kita sudah kembali normal lagi," kata Presiden.
Saya tidak tahu apakah teori lama tentang kuatnya ikatan patron-klien di masyarakat Indonesia zaman dulu, masih ada dan relevan di saat ini. Tetapi apa yang dilakukan Presiden Jokowi teraplah sebuah teladan yang menggembirakan, di tengah masih adanya sebagian kecil masyarakat yang cenderung apriori tentang vaksin, bahkan menolaknya.
Hal itu dengan tegas dinyatakan Presiden sendiri. "Saya harapkan semuanya mau, tidak ada yang menolak. Karena apa? vaksin itu juga sudah diikuti oleh MUI, sudah oleh Kementerian Agama sampai di pabrik. Ya diikuti. Dan nanti apa dari MUI juga akan mengeluarkan mengenai apa kehalalan dari vaksin itu. Jadi sudah," ujar Presiden.