Oleh: Khairul Umam
Khumairah, tak ada lagi titik embun yang engkau puja
Disini
Yang wanginya pernah kau bawa berlari
Pada pojokpojok negeri
Tawamu yang mengundang para wisatawan
Menabur koceknya
pada pedagang asongan, pengemis jalanan
Hingga mall
Tak pernah kutemukan lagi
Berserakan bersama jingga matahari yang selalu mengintip
Di punggungmu
Khumairah
Sejak bisulbisul itu tumbuh hingga pecah
Jadi badai, jadi letusan, jadi banjir bandang
Kenapa hanya busuk yang kau tebar
aroma maut menjadi nada siang-malam
Khumairah, tak ada lagi titik embun yang engkau puja disini
Namun bukan berarti kita tak bisa
Menciptakannya lagi
Gapura, 09-12-10.