Mohon tunggu...
khairina.ms
khairina.ms Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Indonesia

Tertarik terhadap topik terkait stunting dan gizi secara keseluruhan

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dilema Sanitasi dan Air Bersih: Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Stunting di Indonesia

19 Desember 2024   16:56 Diperbarui: 19 Desember 2024   16:56 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: UNICEF,2022

Sumber gambar: UNICEF,2022
Sumber gambar: UNICEF,2022

Faktor lingkungan, seperti kesulitan mengakses air bersih dan sanitasi yang buruk, merupakan salah satu faktor yang sering kali diacuhkan dalam menyusun intervensi stunting karena bukan merupakan faktor langsung yang dapat menyebabkan stunting. Padahal, faktor lingkungan juga memainkan peranan penting dalam kejadian stunting dan memerlukan intervensi lebih lanjut agar dapat meminimalisir paparan faktor tidak langsung tersebut. Salah satu intervensi yang dapat dilakukan adalah intervensi WASH, yaitu program dukungan dari UNICEF di Indonesia sejak tahun 2004. Intervensi water, sanitation, and hygiene (WASH) merupakan program pemberdayaan masyarakat berbasis komunitas yang berfokus pada penyediaan sarana-prasarana air bersih melalui kegiatan seperti sanitasi gabungan, klorinasi air, dan cuci tangan pakai sabun, dengan intervensi air terbagi menjadi dua sub kategori, yaitu berdasarkan kuantitas air dan kualitas air.

Intervensi pada kuantitas air dan sarana sanitasi dapat diwujudkan dengan perbaikan dalam penyediaan air untuk mengurangi jarak yang perlu ditempuh ke sumber air dan meningkatkan aksesibilitas masyarakat pada air bersih. Peranan pemerintah sebagai pemangku kebijakan sangatlah penting untuk merealisasikan hal tersebut. Selain itu, intervensi pada sarana sanitasi dapat pula diwujudkan dengan perbaikan fasilitas jamban dan pembuangan sampah pada rumah tangga. 

Sementara itu, intervensi pada kualitas air dapat diwujudkan melalui pemeliharaan sumber air secara teratur untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi. Di sisi lain, diperlukan juga peningkatan kesadaran dan pemahaman masyarakat melalui edukasi mengenai pentingnya air, sanitasi, dan higiene demi memunculkan perubahan perilaku sehingga masyarakat memiliki peranan yang signifikan dalam mencegah diare yang juga dapat menurunkan angka stunting.

Perlu diingat kembali bahwa stunting bukanlah permasalahan yang mudah untuk diselesaikan karena merupakan permasalahan multifaktorial dan memerlukan berbagai upaya pencegahan yang komprehensif demi menurunkan angka prevalensinya. Intervensi yang menyasar perbaikan akses pada air bersih juga perlu disertai dengan intervensi lain, seperti upaya perbaikan asupan gizi pada anak, upaya perbaikan gizi pada masa kehamilan melalui asupan suplementasi seperti tablet tambah darah (TTD), upaya promosi pemeriksaan kehamilan minimal 6 kali di fasilitas kesehatan, dan upaya peningkatan pengetahuan ibu terkait asupan gizi yang baik bagi anak. Maka dari itu, diperlukan kolaborasi lintas sektor dan lintas struktural untuk merancang upaya pencegahan stunting yang efektif dan sistematis.  

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun